Biar Disapu Ombak

Biar Disapu Ombak
Lupakan.. lalu semuanya akan selesai...

Minggu, 31 Juli 2011

Rekonsiliasi ala Yusuf


Begitu penginjil Hadi sore ini menyebut kata Rekonsiliasi, langsung membuat mataku terbelalak. Rasa kantuk yang tadi sudah datang tiba-tiba menguap entah kemana. Apalagi ketika dia memulainya dengan mengatakan bahwa dalam kehidupan kita tak kan lepas dari perselisihan, ketidakcocokan, dan perbedaan.

Rekonsiliasi ala Yusuf ini tidak mudah dilakukan karena memerlukan komunikasi dengan Kerendahan hati, keterbukaan dan kerelaan. Sangat sulit disaat kita mengalami konflik, kita dilecehkan untuk mau merendahkan diri. Saat kita menjadi pihak yang dilecehkan, dikucilkan, diremehkan, kita lebih sering mengatakan..lihat akan kubuktikan dan kelak akan kalian rasakan, kelak kalian akan menyesal, kelak kan kubalas sakit hati ini.

Yusuf yang dulu sombong dengan mimpinya, ketika saudara-saudaranya menginginkan adanya rekonsiliasi diantara mereka, mempunyai kerendahan hati untuk menerima saudara-saudaranya kembali yang telah membuangnya dan menjualnya.

Begitu juga dengan saudara-saudara Yusuf juga mempunyai kerendahan hati, yang dulu membenci Yusuf, selalu ingin mencelakakan Yusuf..mau datang merendahkan diri bahkan mau menjadi hamba Yusuf yang menjadi orang nomor 2 di Mesir.

Dengan kerendahan hati ternyata mampu membuat kita memahami perasaan dan kesulitan orang lain. Kerendahan hati kita pasti mampu menyentuh hati dan perasaan orang lain yang bermasalah dengan kita. Kerendahan hati mampu membuat kita tak menjadi takabur. mampu membuat kita memahami kekurangan diri kita sendiri dan diri orang lain. Hanya dengan kerendahan hati maka sekat-sekat pemisah itu dapat dihilangkan dan kita dapat berkomunikasi dengan baik. Kerendahan hati mengajarkan kita untuk tidak memandang sebelah mata kepada orang lain, menyadarkan kita bahwa diatas langit masih ada langit.

Kemudian dalam rekonsiliasi ini juga diperlukan Komunikasi yang penuh dengan keterbukaan. Kita harus jujur mengatakan apa yang kita rasakan, dan kita juga harus mampu mendengarkan orang lain. Kita harus bersedia mengakui kesalahan kita. Karena tak mungkin kita tak luput dari kesalahan. Dengan keterbukaan kita tak akan berbicara di belakang, kita tak memerlukan perantara untuk menyampaikan pesan dan perasaan kita. Karena perantara tak selalu mampu menterjemahkan apa yang kita rasakan. Kadang kita sering mengatakan "tolonglah kamu saja yang sampaikan..". Itu adalah sebuah hal yang salah. Seharusnya kita langsung saja mengatakan apa yang kita rasakan langsung kepada orang yang memang seharusnya mengetahui hal itu daripada kita meminta orang lain untuk menyampaikannya. Rekonsiliasi ala Yusuf tak bisa dilakukan melalui perantara.

Kerelaan juga merupakan kunci bisa terlaksananya rekonsiliasi ini. Tanpa kerelaan untuk berkomunikasi dengan orang yang bermasalah dengan kita tak kan mungkin terjadi rekonsiliasi. Juga diperlukan Kerelaan untuk memaafkan dan mengampuni semua kesalahan, kerelaan untuk melupakan kesalahan, kerelaan untuk memulihkan hubungan yang telah rusak.

Kenapa Yusuf dan saudaranya mampu melakukan rekonsiliasi ini tanpa perantara orang lain, karena semuanya mampu melihat bahwa apa yang telah dialami pada masa lalu adalah sebuah proses yang harus dilewati untuk masa sekarang dan masa depan yang telah dirancang dengan baik oleh Tuhan untuk kita. Apa yang telah dialami masa lalu adalah untuk mendatangkan kebaikan untuk masa depan kita. Halangan yang kadang kita alami yang kita anggap berasal dari yang melecehkan kita.. sebenarnya bukanlah halangan tapi ujian untuk menguatkan langkah kita dan penyemangat kita untuk meraih kesuksesan. Hambatan yang kita alami yang akhirnya membuat kita terpaksa untuk menyingkir..bukan untuk menghambat kita tapi untuk memberikan kesempatan kepada kita untuk berpikir sejenak dan memperhatikan hal lain yang mungkin selama ini kurang mendapat perhatian yang baik dari kita. Bagaimanapun juga setiap orang yang ada dalam kehidupan kita pasti pernah memberikan warna dalam kehidupan kita dan memang kita dapat seperti sekarang ini melalui orang-orang yang kita temui dalam kehidupan kita, yang telah mewarnai kehidupan kita...dan tak seharusnya kita melupakan sejarah kehidupan kita.

Seandainya saja...kita semua mampu melaksanakan rekonsiliasi ini.. kedamaian akan ada disekeliling kita.

#terimakasihku untuk setiap orang yang telah mewarnai kehidupanku..#

Selasa, 12 Juli 2011

Tanah itu emang bikin ribet..tapi kalau gak pake jaminan lebih ribet lagi

Ternyata kadang ber "prinsip hati-hati" sering membuat kita jadi kehilangan nasabah. Tapi kalau tidak hati-hati juga takut. Karena kalau sudah berdebat dan flashback ke belakang (namanya juga flashback..mana ada sih yang ke depan.. lebay de bahasanya), survey membuktikan nasabah yang pinjaman pertama or kedua or ketiga lancar..gak menjamin pinjaman-pinjaman berikutnya bakalan lancar pembayarannya. Nah ini yang bikin repot.

Pernah terjadi seorang nasabah.. ya pemuka lah dikampungnya.. sebelumnya selalu punya trackrecord yang baik.. saking baiknya sampai ketika jaminan ditukar dengan yang kurang baik pun kami masih mengangguk-angguk kan kepala.. kan yang penting usahanya baik dan pembayarannya lancar.. jaminan itu kan hanya untuk membackup saja.. ok lah kalau begitu. Namun ternyata sama sekali tak diduga.. ternyata nasabah itu kabur ke dunia antah berantah.. dan setelah akan dieksekusi jaminannya..ternyata telah dihanyutkan oleh air sungai... aaahhh tragis..

Akhirnya sekarang semuanya menjadi super ketat. Beda nama saja sekarang sudah menjadi masalah. Mulanya memang di BPN nya juga bermasalah. Cuman meletakkan satu huruf saja salah.. maka harus diperbaiki.. huruf i terganti y.. kalau tak sama dengan KTP..maka harus diganti juga.. ihhh ribet. Harus cocok KTP..cocok kartu keluarga.. cocok surat nikah. Pusing.

Belum lagi harus mencocokkan dengan baik lokasi tanah.. Rumah di sekitar kantor itu tak ada yang mempunyai nomor. Cuman tertulis RT dan RW saja.. bayangkan bagaimana sulitnya mengira-ngira..benar atau tidak ini rumahnya.. kalau ada nama jalannya nah itu lumayan.. kita jadi gak salah-salah banget.. tapi kalo sudah terjepit diantara rerumahan dan masuknya pun lewat rumah tetangga bisa dibayangkan bagaimana ribetnya mengira-ngira.

Pernah waktu itu..posisi rumahnya tertukar.. yang dijaminkan sebenarnya rumah yang jelek..tapi yang ditunjukkan rumah yang bagus yang ada di sampingnya. Astaga..tega banget itu nasabah.
Nah itu masalah letak tanah...
Ada yang lebih parah lagi.. kebenaran pemilik tanah. Wah disini ini banyak mafia.. kadang orangnya sudah meninggal..KTP nya masih bisa terbit..dan fotonya diganti dengan foto yang lain..tanda tangan pun juga diganti..

Makanya kalau survey jangan bareng nasabah..mendingan nyasar-nyasar mencari sendiri..dijamin banyak rahasia yang terkuak.
Belum lagi masalah istri. Rata-rata disini pasti punya istri lebih dari satu..akhirnya di perjanjian kredit pun disiasati.. agar tak ada tragedi istri lebih dari satu.
Beberapa tahun yang lalu pernah.. yang diberikan KTP istri tua..tapi yang dipasang foto di KTP itu adalah istri muda berikut tanda tangan istri muda. Yang ditenteng ke kantor pun istri mudanya. Untung sebelum akad kok tiba-tiba muncul istri tuanya... marah-marah di kantor.. tapi akhirnya melunak bahkan banyak membantu.. akhirnya tidak jadi akad.
Pernah terjadi juga.. ternyata nasabah itu mempunyai saudara kembar.. nah.. ini emang parah. Yang punya tanah saudara kembarnya..yang muncul kembarannya..yang tanda tangan pas akad kembarannya.. mabok mabok deh urusannya. Tapi bersyukur walaupun penuh lika liku mampu terselesaikan dengan baik dan terbayar..

Nah itu yang berhubungan dengan tanah.. sekarang yang berhubungan dengan motor. Nah ini juga banyak ceritanya. Berdasarkan survey.. ternyata kalau motornya itu pakai nama orang lain dan ada bukti kwitansinya..itu resiko macetnya lebih besar. Makanya biar kata kredit lagi susah dilempar..kalau nama gak sama kita terpaksa diam seribu bahasa saja. Percuma juga minta nama diganti..gak jaminan. Kemudian kalau tinggal dengan orang tua.. kelihatannya aman ya karena tinggal dengan orang tua.. begitu anaknya kabur kita berharap orang tuanya mau membantu untuk membayar.. nah ini jarang terjadi, biasanya ortunya bilang "cari aja motornya neng... bapak juga gak tahu motornya ada dimana...jangankan motor..anak bapak juga gak jelas ada dimana..." .. nah apa gak sedih dengernya. Beda dengan tanah.. kalau tahu rumahnya mau di eksekusi..dengan segala daya upaya dicoba untuk dibayar...apalagi kalau ditempati oleh orangtuanya..dijamin aman...tapi kalau tanah kosong..."bantuin jualin deh neng..buat bayar utang..".

Belum lagi soal eksekusi motor... kalo gak punya mental baja AO nya jangan harap deh bisa bawa motor ke kantor. Kadang godaan satu bulan angsuran di bayar saja suka bikin AO klepek-klepek... mending mereka terima uang satu bulan angsuran daripada otot-ototan narik motor..apalagi kalo nasabahnya sangar.
Belum lagi ada nasabah yang senang "teriak maling" saat motor di ambil.. kayak kasus di kantor sebelah. Sampai harus berurusan dengan polisi..
Makanya gak heran kemarin pernah kejadian sebuah kantor diserbu orang gara-gara menghentikan dan mengambil motor di tengah jalan.. padahal kan dalam perjanjian itu sudah jelas.. tapi ya gitu deh.. kadang saat dibacakan isi perjanjian kan nasabah suka ngangguk-angguk aja, dan duduknya kayak gak nempel di kursi..kayak dah gak sabar.. jadi gak mendalami isi perjanjian. Begitu ada masalah..suka paling kenceng teriaknya .. "kemarin gak dikasih tahu..." akhirnya terpaksa dipasang tulisan gede-gede di ruang akad.. BACALAH ISI PERJANJIAN SEBELUM DI TANDATANGANI.. MENANDATANGANI PERJANJIAN ARTINYA MENYETUJUI... ampunnn.. sampe paranoid begitu...

Nah kalo ngomong soal penandatanganan perjanjian jadi inget soal tanda tangan. Banyak sekali KTP-KTP itu yang menandatangani itu orang yang membuat KTP atau orang kantor Desa. "Ibu.. kenapa tanda tangannya berbeda..." ..lalu dijawab.. "itu bukan tanda tangan saya ibuuuu..itu tanda tangan pak RT.." huaaaaaaa... "lalu tanda tangan ibu seperti apa...???" lalu dijawab dengan muka unyu.. (unyu ya bukan ungu..kalo gak ngerti tanya anaknya yang ABG deh).. "saya mah gak bisa tanda tangan ibuuuu...". Astajib.... Akhirnya terpaksa meminta nasabah untuk meniru tanda tangan tersebut.. kalau sukses.. bagus..kalau gak sukses ini yang repot.. akhirnya terpaksa buat surat pernyataan.. bahwa tanda tangan nya dia bla bla bla... plus terpaksa meminta cap jempol. Akhirnya SOP ini suka kebablasan..suka kepakai ke nasabah yang intelek..yang berpendidikan.. yang tanda tangannya udah ribet banget... nah habislah dikomentari oleh nasabah bahwa terlalu lebayyyyyy...
Belum lagi kalau ada salah satu nasabah yang tanda tangan itu buta huruf.. aduh.. usaha bagus..jaminan bagus..tapi buta huruf..bagaimana coba... terpaksa deh anaknya ikut tanda tangan.

Apalagi tidak pakai jaminan...wahhhh...cerita pahitnya lebih banyak dari pada cerita manisnya..

Kalau ingat itu semua rasanya kadang pengen tertawa mentertawakan kebodohan sendiri ..kadang pengen mengakhiri urusan dibidang perkreditan... tapi inikan amanah dari ibu.. mana berani aku mengakhirinya.

Belajar pada si "Seikat Pocong"... berpikir "out of the box"

Sebenarnya aku tahu tentang si Poconggg ini sudah lama, gara-gara ngetwit juga. Memang dia paling sering gentayangan di Twitter. Memang benar dia itu setan yang gagal.. sebenarnya bukan gagal.. tapi dia setan yang kreatif.. setan yang gak melulu cerita tentang sebuah kehororan.. tapi setan yang boleh dikatakan cukup manis, intelek dan baik hati... #hahaha ada sih setan yg baik hati.. ya ada cuman si seikat pocong ini setan yang suka gak sampai hati, suka menolong dan penyemangat...#

Ketertarikan ku membaca buku Poconggg juga Pocong, sebenarnya karena My baby memaksa-maksa untuk membeli. Dan saat ingin kubeli.. ternyata sudah habis... HABIS... makin penasaranlah aku.. buku apa ini sampai habis.. ada apa ya didalamnya... Mental Mama Sensor BUKU mulai keluar... apalagi saat malam My Baby mengatakan dia sudah dibelikan oleh si Ehem... olalala... ini fenomena apa lagi .....

BBM anak ku menyampaikan siang itu saat aku di kantor bahwa buku PJP sudah di tangan.. makin penasaranlah aku.. kalo si "seiikat poconggg" bilang... penasaran tingkat nasional.... Buru-buru aku pulang.. semangat menyensorku terlalu tinggi...

Saat ku baca ... memang banyak qiqiqiqqiqi... yang keluar.. berempat dengan putriku.. dipandangi Yo yang bingung ada 4 wanita cantik sedang ter qiqiqiqiqiqiqi... hahahaha.. buku ini memang tidak tebal.. tipis malah menurutku.. tapi menyimpan energi yang luar biasa... banyak kreatifitas ada di dalamnya.. walaupun kadang bahasanya ada yang kurang aku suka.. tapi sangat menghibur.. dan mendekatkan aku dengan dunia putriku... dan banyak kalimat-kalimat yang aku suka....

Seperti saat dia menulis...

Kalau kita tidak bisa membantu, sebenarnya masih ada cara lain yg bisa kita berikan... Kita bisa memberikan SEMANGAT.. Krn itu juga penting banget... "PJP buku baru yg dibaca anakku.... buku ini kelihatannya hanya mengumbar tawa..tp banyak terselip makna juga di dalamnya.

Atau saat dia menulis soal dia yang tak punya tangan...

Tangan bisa menyentuh sesuatu yg tak tersentuh oleh hati..tapi dibalik semua itu, hati bisa menyentuh sesuatu yg tak tersentuh oleh tangan...." Tumben lo Conggg... Kalimat elo rada keren....."

Dan saat dia menulis soal bukunya yang tak kunjung selesai...
"sebenarnya gue gak punya basic nulis sama sekali. Gue belum pernah nulis dan gak pernah kepikiran buat nulis. Sampai akhirnya, semesta mempertemukan gue dengan Benzio dan Raditya Dika. Merekalah yang meyakinkan gue bisa menyelesain buku ini. Buat gue, they are like an angel" tulis se "siikat poconggg" di bukunya....

Sudahkah kita bertemu dengan seseorang yang meyakinkan kita, yang memberikan semangat kita, bahwa kita mampu menulis....????? Jika belum.. tulisanku ini bisa memberi semangat juga bukan... ayooo kita selesaikan tulisan kita.... masak kita kalah dengan si "seikat pocong"... SEMANGAT... jangan cuman punya semangat tingkat RT ya.. ayoo punya semangat tingkat nasional...

Sabtu, 09 Juli 2011

Kapan kutulis sebuah buku

Ketika temanku Sandra mengatakan jangan lupa membeli buku hasil karyanya.. Dan ketika setahun yg lalu temanku Rossi mengirimkan aku novel hasil terjemahannya.. Aku hanya bisa terdiam... Mereka telah melangkah amat jauh dan aku tertinggal di belakang...

Dulu kami ber empat.. Aku, Sandra, Rossi dan Sulit suka menulis. Terutama Sandra dan Sulist. Kami berlomba2 menulis cerpen di Anita majalah yg ada saat itu.
Bahasa Sandra dan Sulit amat baik.. Aku jauh tertinggal..

Dan sepertinya aku pun sampai sekarang masih tertinggal.. Mampukah aku seperti mereka..??.

Kapan kutulis sebuah buku......

Biarlah Ku melangkah pergi...

Apakah lagi yang harus dipertahankan ? Tak ada lagi..
Lebih baik semua kulepaskan..
Keberadaan ku telah membuat kondisi makin tak baik..
Apakah aku perlu mempertahankan demi keegoisan pribadiku sendiri..
Apakah keinginan-keinginan pribadiku harus mengalahkan kepentingan orang banyak, dan nama baik sebuah organisasi.
Hidup tak bergantung pada jabatan..
Hidup tak bergantung pada kekuasaan..
Aku datang untuk berbuat sesuatu disana..
Aku datang bukan untuk sebuah jabatan..
Jabatan hanya sebuah sarana untuk membuat aku berbuat..
Aku tetap bisa berbuat dimanapun aku berada..

Ya telah kulepas semuanya...
Dan ku tak berharap banyak akan terjadi perubahan..
Paling tidak aku ingin sampaikan... jabatan bukan segala-galanya untuk ku..
Pernahkah aku berada di depan..??? Bukankah aku selalu di belakang..
Pernahkah ku tulis jabatanku..?? tak pernah ku menuliskannya...
karena
Aku bukan mencari jabatan.. aku datang untuk mengembangkan diri..
Kalau semuanya sudah tak sejalan.. kalau semuanya sudah tak sesuai dengan tujuan awal..
Biarlah ku melangkah pergi...
Biarlah ku lepas semua..
Dengan harapan ... semua bisa bahagia...