Biar Disapu Ombak

Biar Disapu Ombak
Lupakan.. lalu semuanya akan selesai...

Sabtu, 23 April 2011

Jejak-jejak Kartini dalam diri wanita pemilik usaha Mikro

Wanita-wanita biasa yang berpendidikan SMA, namun punya pemikiran jauh kedepan dan punya pengharapan yang luarbiasa untuk generasi selanjutnya yang dipercayakan Tuhan padanya.

Sebuah pencarian makna “KARTINI” pada wanita mikro

IBU TRI LESTARI – PERIAS PENGANTIN

“Saya sebenarnya tidak ingin berhutang.. tapi suami saya meyakinkan bahwa rumah diseberang kami perlukan untuk menyimpan barang-barang kami yang makin lama makin banyak. Akhirnya setelah kami hitung..kami mantap mengajukan kredit di BPR”

Ketika sore itu ditemui Ibu Tari, demikian ia biasa dipanggil, masih sibuk memberikan makan ayam peliharaannya dan sesekali memperhatikan putra bungsunya yang sedang bermain di halaman. Di ruang tamu terlihat tamu yang akan memakai jasa rias pengantin yang sedang dilayani oleh suaminya. Kemudian ibu Tari bergabung dan melakukan fitting pada calon mempelai yang memakai jasanya. Setelah itu merapikan pakaian-pakaian pengantin sambil sesekali memperhatikan putra bungsunya.

Usaha rias pengantin ini adalah usaha suaminya H. Jois, yang telah dirintis dari tahun 1987, namun untuk urusan pemilihan pakaian pengantin dan rias pengantin menjadi tugas dari ibu Tari. Ibu Tari mempunyai selera yang cukup baik dan mempunyai keterampilan merias yang baik sehingga banyak calon pengantin yang ingin memakai jasanya. Usaha yang dimulai dari merias pengantin sekarang berkembang menjadi usaha penyewaan tenda dan wedding organizer.

“Kami mulainya dari kuli bu.. kemudian kami ingin membuka sendiri dan ada yang percaya kepada kami sehingga membantu kami membuka usaha ini”“Saya sebenarnya paling takut berhutang bu..” ucapnya ketika telah selesai memandikan putra bungsunya. Ibu Tari tidak mempunyai pembantu, sehingga semua urusan tangga, memasak dan mengurus anak-anak ditanganinya sendiri, bahkan sampai urusan mencuci kain-kain yang dipakai untuk wedding organizer nya dilakukan sendiri . Jika mendapat panggilan untuk merias, putra bungsunya yang berusia 3 tahun selalu dibawa serta. “dia bukan anak yang merepotkan..dia tahu ibunya sedang bekerja,” katanya bangga sambil mengusap-usap kepala si bungsu.

“Saya sebenarnya tidak ingin berhutang.. tapi suami saya meyakinkan bahwa rumah diseberang kami perlukan untuk menyimpan barang-barang kami yang makin lama makin banyak. Akhirnya setelah kami hitung..kami mantap mengajukan kredit di BPR” Lanjutnya lagi. “Sebenarnya saya ingin kita hidup sesuai kemampuan saja.” Ibu yang cantik ini sudah terbiasa mendapatkan penghasilan sendiri.

“Saya punya usaha sendiri bu..untuk menghidupi anak-anak saya, saya tak mau minta suami..usaha kreditan barang ini sudah saya rintis sejak saya belum menikah. Walaupun ada usaha rias pengantin, usaha yang telah saya rintis tidak ingin saya tinggalkan. Alhamdulilah bisa mencukupi untuk sekolah anak-anak saya dan jika lebih saya gunakan untuk membeli sapi dan ayam.

”Ketika ditanyakan bagaimana menyeleksi orang yang mengajukan kredit, dengan fasih ibu Tari menerangkan seperti seorang analis kredit yang handal. Pendekatan yang saya pakai pendekatan pengertian..saya tidak mau galak-galak dalam menagih karena lebih banyak tidak berhasil daripada berhasil dan saya menyeleksi benar-benar orang yang mengajukan kredit..kalau tak mencukupi saya tak mau memberikan walaupun itu kenalan baik saya. Herannya banyak wanita yang telah berkeluarga yang membayar dengan tidak tepat waktu..dengan alasan uang sekolah belum dibayarlah, uang dapur kurang lah.. Saya lebih senang memberikan kredit kepada wanita yang masih single..biasanya tanggung jawabnya lebih baik.

Ketika ditanyakan apa yang diharapkan dari putri pertamanya, dia menjawab dengan mantap.. saya tak mau memaksakan kehendak saya.. biar anak saya menentukan dia mau menjadi apa kelak.. yang terang saya ingin dia menjadi anak perempuan yang tahu hak dan kewajibannya. Saya ingin dia bersekolah sampai SI atau S2 tapi itu terserah anak saya nanti. Saya mendidik anak saya untuk tahu pekerjaan rumah tangga, mengurus adiknya. Setinggi apapun sekolahnya..setinggi apapun jabatannya.. tetap urusan rumah tangga dan anak-anak adalah tanggung jawabnya kelak.

Yang terang saya ingin anak saya tidak bekerja untuk orang lain.. tapi mampu membuka usaha sendiri dan membuka pekerjaan untuk orang lain.Saya tak suka wanita yang malas.. katanya sambil setengah berbisik.. ketika ditanya apa yang tidak disukai dari wanita. Wanita yang malas..pasti senang ngerumpi.. saya sering heran kalo melihat ibu-ibu disekitar sini tak mau bekerja dan pasrah saja menerima penghasilan dari suaminya. Buat saya wanita harus mampu bekerja dan bisa menopang kehidupan keluarga. Saya lebih senang menggunakan uang hasil keringat saya sendiri.

Kartini.. ? Dia wanita hebat.. yang mau berbuat banyak.. tak mau diam.. begitu gambaran ibu Tari tentang Kartini.

IBU SUDARINI – PEMILIK WARUNG NASI

Saya mengajukan pinjaman di BPR demi menyekolahkan anak saya.. dan dari penghasilan warung nasi inilah saya membayarnya setiap bulan.

Ketika ditemui di rumahnya di Jababeka, ibu Sudarini baru saja pulang dari pasar. “Besok ada pesanan nasi box, jadi harus belanja lebih banyak” katanya. Kami mengobrol di ruang tamu. “Aduh saya sudah nenek-nenek..apa pantas disebut pengusaha, saya hanya punya warung nasi di teras rumah saya.”

“Kenapa membuka warung nasi..? saya ingin membantu suami saya.. suami saya itu hanya pegawai dengan gaji yang kecil. Saya mulai berjualan sejak tahun 1985. Dan dengan uang dari hasil warung makan ini saya bisa menyekolahkan anak saya sesuai pilihannya.” Katanya menjelaskan. Saya mengajukan pinjaman di BPR demi menyekolahkan anak saya.. dan dari penghasilan warung nasi inilah saya membayarnya setiap bulan, lanjutnya.

Ibu berusia 56 tahun dengan 3 putra ini dalam menjalani usahanya di Jababeka sejak 5 tahun yang lalu dibantu oleh satu orang saudara dan satu orang anaknya. Warung nasinya banyak dikunjungi oleh karyawan yang bekerja di daerah jababeka dan ibu-ibu yang mengantar sekolah anaknya. Tak jauh dari rumahnya ada sebuah sekolah.

Apa yang tidak ibu sukai dari wanita.. ? sambil tertawa ibu ini menjelaskan.. saya tak suka dengan wanita yang tak bisa memasak. Apalagi jika wanita itu tidak bekerja dan hanya di rumah mengurus anak. Banyak ibu-ibu yang berbelanja disini yang malas memasak.. katanya malas mencuci dan malas jika sudah masak tak ada yang memakan. Saya selalu menyiapkan makanan untuk keluarga saya dan sebelum saya meninggalkan rumah..rumah harus sudah dalam keadaan bersih.

Wanita itu harus mau bekerja menopang penghasilan suami. Dari dulu saya sudah terbiasa bekerja. Saya tak bisa diam. Dulu sebelum saya membuka warung saya menjual barang-barang yang dipercayakan kepada saya. Sampai sekarang pun.. warung saya terbuka untuk barang titipan dari ibu-ibu yang memasak kue atau mempunyai jualan yang lain. Daripada mereka diam saja dirumah lebih baik melakukan sesuatu..dan selama saya bisa membantu saya ingin membantu.

Ketika ditanya tentang Kartini.. begini jawabannya.. Kartini itu penggerak emansipasi.. tapi saat ini banyak wanita yang kebablasan.. tak mau tahu urusan rumah tangga.. suatu kenikmatan tersendiri bagi saya jika bisa menyiapkan makanan sendiri untuk keluarga. Wah bu ..nanti warung ibu tidak laku.. kalau semua ibu pintar memasak.. seloroh kami.. Ibu Sudarini tertawa lepas…

FEMINISASI KEPEMIMPINAN.. SEBUAH RENUNGAN DI HARI KARTINI

Dalam organisasi kita Perbarindo, pengurus wanita selalu bisa dihitung dengan jari. Apalagi untuk menjabat sebagai ketua baik ketua DPD maupun ketua Komisariat, jarang sekali wanita mau menjabatnya. Padahal banyak BPR yang sekarang mempunyai direksi wanita apakah itu untuk direktur utama maupun direktur, dan banyak dari mereka yang berhasil. Namun untuk berorganisasi sepertinya belum banyak yang berkenan untuk menjadi pengurus apalagi untuk mempimpin sebuah organisasi. Begitu juga saat wanita duduk dalam kepengurusan sebuah organisasi, jarang sekali wanita menjadi orang pertama yang berbicara, selalu kaum Adam yang pertama untuk mengajukan pendapat atau memberikan saran. Wanita lebih senang memperhatikan dan menyimak saja.

Padahal wanita mempunyai kemampuan, kekuatan, keberanian dan hati untuk memimpin organisasi menuju ke tempat yang perlu mereka capai. Kita, wanita, mungkin tidak ingin menjadi seorang pemimpin organisasi, namun jika kita mempunyai keinginan untuk mempengaruhi orang lain, itu sebenarnya juga sudah sebuah kepemimpinan. Atau jika kita mempunyai ide untuk menciptakan perubahan dalam sebuah organisasi yang kebetulan kita menjadi anggotanya, itu juga sudah merupakan kepemimpinan. Jika kita bersama-sama bekerja untuk mencapai tujuan yang sama, atau kita mencapai hasil melalui orang lain atau semata hanya melakukan apa yang harus dilakukan, ini pun juga disebut sebagai kepemimpinan.

Sebenarnya kemampuan wanita memimpin dapat dilihat setiap saat, namun wanita tidak ingin menyebutnya sebagai kepemimpinan. Wanita lebih senang menganggapnya sebagai bekerja untuk menuju tujuan yang sama. Cara seorang wanita memimpin belum tentu dihargai, tetapi biasanya akan terjadi perubahan dalam organisasi dan inilah yang disebut dengan feminisasi kepemimpinan. Lihat saja di sepanjang sejarah kehidupan dengan sedikit atau tanpa kekuasaan formal, perempuan telah mempengaruhi arah, membuat perubahan dan mencapai hasil yang diinginkan, wanita hanya tidak pernah berani menyebutnya sebagai kepemimpinan, karena wanita pada dasarnya lebih mudah melakukan kepemimpinan, lebih percaya diri, serta nyaman selama ini tidak disebut sebagai kepemimpinan.Dan mengapa kini banyak wanita menjadi pemimpin di perusahaan baik yang berskala besar maupun kecil karena dipercayai bahwa wanita lebih banyak memberikan sumbangan besar, dengan alasan – alasan bahwa eksekutif wanita mempunyai kecenderungan lebih besar untuk :

>Berkonsultasi dengan orang lain yang ada dalam perusahaan saat pengembangan strategi.

>Melakukan pekerjaan sekaligus dengan nyaman

>Menghindari persaingan dan sering kali mencari pendekatan yang lebih bersifat kerjasama.

>Fokus pada gambaran yang lebih besar ketika membuat keputusan bisnis yang penting atau pada saat pengembangan strategi

>Lebih menekankan pada pembangunan hubungan dan juga pengumpulan fakta
>Lebih suka membahas pendekatan bisnis dan menggabungkan ide orang lain sebelum membuat keputusan akhir.

Berdasarkan gabungan faktor inilah dapat disimpulkan bahwa wanita tidak hanya mempunyai kemampuan untuk memimpin tapi juga mempunyai rasa tanggung jawab untuk melakukannya. Seperti wanita dipercaya untuk melahirkan dan mengasuh generasi selanjutnya, dan juga lihat dalam waktu yang bersamaan wanita mampu melakukan beberapa pekerjaan sekaligus, misalnya saat menerima telepon, wanita masih dapat melakukannya sambil memasak, dan memperhatikan anaknya yang sedang bermain, dan masih mampu juga sambil menata meja makan. Bakat wanita ini jika dimanfaatkan secara maksimal dipercayai dapat membuat wanita mampu melakukan kepemimpinan yang lebih baik dari kaum Adam. Wanita diyakini mampu memimpin sekaligus mengelola.

Lihat saja Ibu Kartini, bagaimana seorang wanita di daerah terpencil dan terpingit, mampu mempengaruhi banyak orang dan membuat banyak wanita berpikir tentang emansipasi wanita. Kartini mampu menjadi Pelopor Kebangkitan Wanita pribumi. Apakah yang dilakukan oleh seorang Kartini ? Dimulai dari berkorespondensi dengan teman-teman yang berasal dari Belanda, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir kaum wanita di Eropa, kemudian timbul keiinginannya untuk memajukan perempuan pribumi yang saat itu berada pada status sosial yang rendah. Kartini banyak membaca surat kabar dan majalah dan sering dikutipnya dalam surat-surat yang ditulisnya. Dan kartini mampu mengungkapkan keinginan dan pandangan-pandangannya, dan juga mempengaruhi suaminya sehingga mendukung keinginan Kartini untuk mendirikan sekolah wanita.

Lalu apalagi alasan kita untuk tidak mulai masuk dalam sebuah organisasi atau jika kita sudah berada di organisasi mengapa kita tidak turut serta aktif didalamnya. Perbarindo tidak hanya membutuhkan kaum Adam untuk menjalankan roda organisasi, tapi sentuhan kepemimpinan wanita juga dibutuhkan disini. Seperti disebutkan diatas, kepemimpinan itu tidak harus menduduki kursi sebagai ketua organisasi, tapi ikut memberikan masukan dan pandangan-pandangan, berkarya nyata, mempengaruhi organisasi untuk menuju kearah yang lebih baik, atau memberikan ide-ide untuk perubahan yang lebih baik, itu juga sudah merupakan kepemimpinan. Namun bila kita, kaum wanita ingin menjadi Ketua Organisasi.. ?? Mengapa tidak.. itu juga bukan merupakan hal yang tabu…

Kita mendapatkan kekuatan, keberanian, dan kepercayaan diri dari setiap pengalaman ketika kita berhadapan langsung dengan rasa takut. Kita harus melakukan hal-hal yang kita pikir tidak mungkin dapat kita lakukan.(Eleanor Rooselvet)

Selasa, 05 April 2011

Ku Ingin Semua Segera Berakhir

Jika ada yang bertanya.. apa yang paling aku inginkan.. akhir bulan ini. Gaji..? gaji sih tak perlu ditanya.. itu hal yang selalu aku inginkan.. dan jutaan umat di dunia ini. Tapi ada satu hal yang ingin aku segera akhiri. Aku ingin semua segera berakhir...ya berakhir.

Aku sudah lelah berada disini.. sangat lelah. Banyak hal yang tak bisa aku capai disini. Kebersamaan yang aku impikan tak pernah juga terwujud disini. Aku melihat semua hanya sibuk dengan urusannya masing-masing. Sebenarnya bukan penghargaan dan ucapan terima kasih yang aku harapkan. Hanya sebuah rasa kebersamaan.

Dari masalah yang amat sepele. SMS pemberitahuan untuk pertemuan yang tak pernah ada tanggapan.. Kalaupun ada bukan berupa jawaban..ya saya hadir atau saya tidak hadir. Hanya ok tks.. sip.. padahal bukan itu.. tapi hanya sebuah jawaban..bisa hadir atau tidak. Ketika ajakan makan seorang teman dilayangkan.. tak juga mendpt tanggapan yang positif.. sehingga membingungkan berapa tempat yang harus disiapkan.. berapa porsi yang harus dipesan.

Ketika rapat belum berakhir.. satu persatu telah pergi meninggalkan ruang rapat. Wacana hanya tinggal wacana.. rencana hanya tinggal rencana.. mimpi hanya tinggal mimpi.. tanpa seorangpun berniat merealisasikan.

Mungkin mimpiku yang terlalu tinggi.. mungkin harapku yang tak pada tempatnya..
Tapi aku bersyukur.. aku akan segera mengakhirnya. Bukan aku membunuh impianku.. bukan aku menurunkan kualitas mimpiku.. tapi ku yakin akan ada tempat untuk aku mewujudkan mimpi ku... yang pasti bukan disini. Disini cukuplah sampai disini. Aku ingin menjadi diriku sendiri.. aku bebas mengungkapkan semua isi hatiku tanpa kuatir dengan nama baik dari jabatan yang aku sandang.. aku bebas mengeritik.. aku bebas mengeluarkan pendapat.. karena aku tidak mewakili siapa-siapa.. tidak identik dengan siapa-siapa... aku adalah aku.. dengan segala kekurangan dan kelebihanku.. aku bukan jabatanku.. aku adalah aku.... dan sebentar lagi semua akan segera terwujud.. setelah semuanya berakhir.....

Minggu, 03 April 2011

Putriku Inspirasiku....

Saya sedikit terkejut ketika putri saya meminta untuk didaftarkan kursus menjahit. Setengah tak percaya. Hari gini seorang ABG meminta untuk didaftarkan kursus menjahit. Biasanya ya kursus bahasa Inggris, piano, biola atau bimbingan belajar. Ini dia dengan mantap bahkan dengan amat memaksa untuk mendaftarkan dirinya di kursus menjahit. Keinginannya untuk melanjutkan pendidikan di bidang fashion membuat dia ingin bisa menjahit. Walaupun mendapat tertawaan dari temannya. Dari pada jadi penjahat..lebih baik jadi penjahit... hahahaha..

Bukan perkara yang mudah bagi saya untuk mencarikan tempat kursus menjahit, karena sekarang sudah jarang sekali ada kursus menjahit di dekat rumah. Kalaupun ada berada di lokasi yang menurut saya kurang pas jika melihat dari segi keamanan. Kalau mendaftarkan di tempat yang terlalu jauh pasti akan mengganggu jadwal kerja saya karena harus sibuk mengantarnya. Dan pasti biaya kursus juga menjadi bahan pertimbangan..ya kalau serius .. kalau hanya keinginan sesaat...

Saya membiarkan saja permintaannya. Saya minta dia sendiri yang ke tempat kursus menjahit di dekat rumah. Saya ingin melihat keseriusannya. Tak juga dia pergi, hanya meminta untuk saya mencoba menanyakan kesana. Akhirnya saya tak kuasa juga menolaknya. Saya tanyakan ke tempat kursus dan sekalian melihat bagaimana tingkat keamanannya untuk putri saya. Setelah saya menanyakan .. saya memberikan laporan kepada putri saya. Dia menetapkan satu tanggal untuk memulai kursus. Saya berpikir.. dia pasti akan mengulur-ulur waktu. Ternyata... semua diluar dugaan saya.. sebelum tanggal yang ditetapkan dia sudah meminta untuk di daftarkan. Akhirnya kami berdua kesana. Saya biarkan untuk menilai kelayakan tempatnya dan mengukur keberaniannya. Setelah dia yakin, saya bereskan semua administrasinya.

Sekarang hari-hari berlalu dengan berbagai permintaannya.. dari membetulkan mesin jahit dari ibu yang sudah berusia 23 tahun sampai mengajarinya memasang benang. Alamak.. ini semua sudah tak pernah saya pegang. Saya bawa putri saya pada ibu... dan ibu yang mengajarinya... tapi sekarang di rumahpun dia tetap memaksa saya untuk mengikuti ritme kegiatannya.. baginya mamanya harus serba bisa. Akhirnya kucoba mengingat-ingat memasang benang... dan.. sim salabimmm saya ternyata masih bisa.... aaaahhh.. mungkin masa tua saya nanti bisa saya isi juga dengan menjahit.. menjahit baju yang robek atau kaos kaki yang robek... hahahaha... sepertinya mau tak mau saya harus mengikuti ritmenya... tak bisa saya bayangkan kalau nanti dia sudah mulai menjahit sebuah baju... akan terlihat betapa bodohnya saya dimatanya.....

Seperti hari ini ketika kami bersama-sama pergi ke tempat pameran pendidikan... inipun pergi kesana karena paksaannya... rengekannya dan mukanya yang sudah mulai cemberut ketika dia merasa saya tak ingin mengantarkannya. Akhirnya kami pergi berdua... ahh urusan yang seperti ini tak biasa untuk saya.. saya tak pernah sekolah di luar.. bahasa inggris saya parah sekali. Setiap dia memaksa saya untuk bertanya, saya katakan saya tidak berani .. karena mereka orang barat... dan harus memakai bahasa inggris. Akhirnya dia menanyakan sendiri semua yang ingin diketahuinya... terlihat asyik dan sok kebarat-baratan... tak menyangka dia bisa.. belajar dari siapa ya.. kursus saja tak pernah... saya hanya berpikir dia hanya mampu menulis blognya dalam bahasa inggris.. tapi ternyata dia juga punya nyali untuk bicara. Apa tadi kamu mengerti apa yang dijelaskan... tanya saya.. semuanya... dia mengangguk-angguk yakin dan menceritakan apa yang dijelaskan tadi. Saya hanya bisa ber "oh..oh.." saja.

Seharusnya mami bisa bahasa inggris.. katanya ... ohhhh... menampar sekali bicaranya. Lalu segudang nasihat keluar dari mulutnya. Ohhh... pedih sekali. Rasanya faktor U sudah menghalangi. Tapi tadi saya melihat... ternyata pintu dunia begitu terbuka untuk semua yang bisa berbahasa inggris... begitu banyak hal yang bisa didapat dengan mampu berbahasa inggris. Saya rasa putri saya telah merasakan itu... sehingga dia selalu menggunakan bahasa inggris untuk blognya., menulis dengan bahasa inggris di twitter nya.. mungkin awalnya agar tak dimengerti oleh saya.. tapi malah menjadi sebuah kebiasaan. Dan saya melihat putri saya ini mempunyai planning untuk masa depannya... mempunyai impian dan saya berharap dia tak menurunkan impiannya karena keterbatasan mamanya... tapi terus meningkatkan kualitas dirinya agar bisa meraih impian dengan segala keterbatasan mamanya.....

Jumat, 01 April 2011

Janganlah kita membuat tim kita menderita, tingkatkan komunikasi kita ..

Membaca buku John C. Maxwell hari ini membuat saya merenung mengenai masalah komunikasi. Saya melihat betapa pentingnya seorang pemimpin untuk dapat terhubung dengan baik dengan semua anggota tim. Namun kadang kala acapkali kita temui seorang pemimpin mengabaikan beberapa orang atau bahkan mengeluarkan mereka dari lingkaran komunikasinya. Atau acapkali kita sering temui seorang pemimpin mengisolasi dirinya dari orang lain dengan alasan agar lebih produktif. Jika sebagai pemimpin yang berada dalam tim, tetapi tidak berkomunikasi dengan seluruh anggota tim, maka tim kita akan menderita.

Janganlah kita membuat tim kita menderita, tingkatkan komunikasi kita ..

Menurut John C. Maxwell kita perlu berterusterang. Komunikasi yang terbuka akan memupuk kepercayaan. Janganlah kita memiliki agenda tersembunyi, berkomunikasi dengan orang-orang melalui pihak ketiga, atau menutup-nutupi sesuatu. Itu semua akan merugikan tim. Jika ada hubungan yang buruk dengan seseorang dalam anggota tim, dan jika kita belum pernah berterus terang dengan seseorang tersebut, cobalah bicara dengan jujur sesuai kenyataan dan lakukan dengan ramah.

Jika kita adalah orang yang sering memilih untuk mendiamkan persoalan dan menghindar untuk membicarakan hal yang menjadi masalah, paksakan diri kita untuk mengikuti aturan 24 jam. Jika kita mempunyai masalah, segeralah selesaikan dalam kesempatan pertama, dan ajak tim kita untuk melakukan hal yang sama.

Sering diantara kita sering menimbun informasi untuk diri sendiri. Sertakan orang lain. Komunikasi yang terbuka akan meningkatkan kepercayaan, kepercayaan meningkatkan kepemelikan, dan kepemilikan meningkatkan partisipasi.

Jadi mulai hari ini dengan komunikasi yang efektif.

Kuingin Hidupku menyentuh kehidupan banyak orang

Kuingin Hidupku mampu menyentuh puluhan kehidupan
sebelum hari ini berlalu
Meninggalkan tanda-tanda kebaikan
yang tak terhitung jumlahnya pada saat matahari terbenam
Inilah keinginan yang selalu kuharapkan, doa yang selalu kupanjatkan
Tuhan semoga hidupku membantu kehidupan orang lain yang secara kebetulan tersentuh olehku..

Sentuhlah Kehidupan seseorang dengan kebaikan hari ini.

John C. Maxwell