Biar Disapu Ombak

Biar Disapu Ombak
Lupakan.. lalu semuanya akan selesai...

Minggu, 11 Maret 2012

BPR Tidak Seperti ini....


Ini adalah tulisan yang aku ambil dari portal TDA - Tangan di Atas, di bagian kolom TDA terdapat tulisan dari Admin, ditulis 25 November 2011 yang berjudul "Kelihatan Hebat padahal...."
Kenapa tiba-tiba aku membuka website TDA ini. Ini juga karena saat meeting dengan TBTLKM BI hari Kamis kemarin, aku memberikan masukan untuk membuat sebuah acara, yang aku menyebutnya sebagai "BPR's Day". Keinginan ini aku lontarkan karena menurut aku perlu dilakukan branding yang baik untuk BPR. Banyak masyarakat yang sepertinya belum mengenal BPR dengan baik. Entah itu level dengan pendidikan yang tinggi bahkan sampai yang rendah.

Ada yang mengatakan BPR itu 1/2 bank, bahkan ada yang bilang BPR itu bukan bank. Menyedihkan. Saat meeting pun aku menjadi bahan canda gurau karena dianggap paling "sakit hati" dengan sebutan-sebutan itu. Tak apa-apa.. ini bukti cintaku pada BPR. Untuk menggambarkan masukan yang aku berikan aku memberikan contoh tentang kegiatan TDA.. dan kemudian aku diminta untuk mencari informasi yang lebih jelas mengenai kegiatan TDA itu dan bisakah BPR bekerjasama dengan TDA.

Tanpa sengaja aku menemukan tulisan ini di Kolom TDA. Sedih juga jika BPR seperti ini ternyata benar-benar ada. Namun aku percaya dengan perhatian dan pengawasan BI yang ketat rasanya tak mungkin ada BPR seperti ini. Karena jika kondisi minus terus menerus BI pasti akan meminta untuk menambah modal. Dan apakah iya BPR ini tidak melempar kredit sepeserpun..dan apakah tidak mendapat teguran dari Bank Indonesia, karena BPR harus menjalankan fungsi intermediasinya.

Tulisan itu dapat dibaca di :   http://www.tangandiatas.com/index.php?ar_id=Njg3

Kelihatan Hebat, Padahal…
Oleh : Admin
Jumat, 25 November 2011 15:59 WIB
.
Menyambung tulisan kemarin soal bisnis yang besar versus kuat, ada lagi cerita lain dari Pak Heppy Trenggono yang saya dapat dari workshop Business Mastery.

Ini cerita tentang seorang pengusaha BPR di sebuah kabupaten di pulau Jawa.

Ia memulai bisnis ini sekitar 5 tahun lalu dengan modal pinjaman Rp. 150 juta dari seorang teman. Dalam waktu setahun ia dapat melunasi pinjaman itu karena BPRnya dapat menghimpun dana pihak ketiga sampai Rp. 2 miliar
Ia menawarkan suku bunga lebih tinggi di atas pasar.

Tahun-tahun berikutnya, asetnya makin membengkak sampai 12 miliar. Ia pun membeli kantor yang mentereng senilai 2 miliar. Namanya menjadi populer diikuti dengan berbagai penghargaan yang kemudian diterimanya. BPR miliknya mendapat gelar “the best”, menjadi pembina dan percontohan bagi BPR lainnya.

Di balik semua kemegahan, “kesuksesan” dan popularitas itu, sebenarnya si pemilik BPR ini stres dan bingung. Tiap malam ia sulit tidur. Pasalnya, ia belum bisa menyalurkan sepeser pun kredit sejak BPR itu didirikan. Setiap bulan biaya operasionalnya minus.

Lantas, dari mana ia bisa mengoperasikan BPR itu? Dari dana tabungan yang masuk. Ia mengambil dari penabung yang baru masuk untuk membayar nasabah terdahulu. Begitu terus menerus. Seperti money game.

Jika tidak ada nasabah baru, tamatlah riwayatnya. Nasibnya selalu tertolong karena selalu ada nasabah baru yang masuk. Maklum, karena bunganya tinggi.
Hanya ia dan Pak Heppy yang tahu kenyataan sebenarnya di dalam perusahaan itu.  

Sampai hari ini perusahaan itu masih beroperasi dengan cara seperti itu.

Wallahu’alam bagaimana selanjutnya. Yang jelas, banyak pelajaran yang bisa diambil dari cerita ini. Silakan disimpulkan sendiri.

Apakah ada BPR yang seperti ini, ditengah ketatnya pengawasan  dari Bank Indonesia.. Sebelum tulisan ini diturunkan seharusnya dilakukan cek dan ricek, karena menyangkut nama baik sebuah lembaga yang bernama BPR. Ayo BPR kita buktikan.. bahwa BPR tidak seperti tulisan ini...Kinerja BPR kita juga bisa dibanggakan...



Sabtu, 03 Maret 2012

JANGAN ADA DUSTA DI ANTARA KITA YA...

Bank di Indonesia katanya ada 2 yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
Kalau Bank Umum tidak perlu menuliskan badan hukum di depan namanya..menuliskan Bank dilanjutkan dengan nama sah-sah saja.
Tapi kalau BPR wajib mencantumkan badan hukumnya di depan namanya. Jadi tidak boleh menuliskan dengan Bank dan dilanjutkan dengan namanya. Padahal kan sama-sama bank dan sama-sama menulis dengan ti...dak jelas.

Kalau BPR dikatakan tidak PD krn tidak menyebutkan BPR, kok bank umum juga gak dibilang tidak PD.. karena tidak menyebutkan BU di depan namanya.

Jadi Kalau iklan LPS hanya menyebutkan Bank hendaknya lebih diperjelas lagi, Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.. jangan hanya menyebut bank.. kalau memang maunya jelas.. ya jelas kan saja semuanya.. biar tak ada dusta di antara kita dan semua masyarakat tahu bahwa Bank Perkreditan Rakyat itu dijamin oleh LPS bahkan dengan suku bunga yang lebih tinggi dari Bank Umum.

Jadi tak ada lagi ketika kita menawarkan Deposito atau tabungan dan mengatakan kita dijamin LPS, "oh..tahunya BPR di jamin ya.. kirain hanya bank umum saja.." Gak yang tinggal di desa gak yang tinggal dikota, gak yang pendidikannya tinggi gak yang rendah.. semua mengatakan "oooo... dijamin ya..." dan lebih "oooo.." lagi saat dibukakan website LPS... "oooo...iya ada ya... bener di jamin..bahkan lebih tinggi lagi..". Nah.. ayo buruan deposito dan menabung di BPR... 
http://www.youtube.com/watch?v=PHdkmZEah3g

Delapan TIDAK dalam KASIH

Kasih bukanlah perasaan, tetapi suatu kemauan, sikap atau tindakan untuk memberi kesejahteraan kepada orang lain. Paulus mendefinisikannya dalam ayat 4b-6a adalah sebagai berikut :

KASIH TIDAK CEMBURU
Ia merelakan orang yang dikasihinya untuk memenuhi kebutuhan melalui hubungan dengan orang lain atau kegiatan dengan orang lain, artinya kasih tidak menutup kebebasan atau kemerdekaan yang dimiliki oleh orang lain. Kasih tidak mengebiri kreatifitas seseorang. Kasih juga tidak menghambat jalan untuk orang lain berkembang dan bertumbuh serta memaksimalkan karunia yang diberikan Allah kepadanya. Kasih tidak takut tersaingi. Allah adalah pemilik segala sesuatu yang ada pada kita, apalagi pelayanan kita.

KASIH TIDAK MEMEGAHKAN DIRI
Ia tidak membuat orang lain kagum terhadap dirinya. Orang kagum terhadap kerja kita adalah tidak salah, tetapi kekaguman yang kita dapat bukan menjadi tujuan atau kehormatan yang kita terima, bukan motivasi atas setiap kegiatan, pelayanan atau perbuatan kita. Ia tidak mencoba untuk menarik perhatian orang lain supaya mendapat keuntungan diri sendiri.

KASIH TIDAK SOMBONG
Ia tidak mengagung-agungkan pikirannya untuk kepentingan sendiri. Ia tidak egosentris, yaitu merasa diri mampu tanpa orang lain, tetapi ia mampu untuk berubah dan menerima perubahan, mau mendengar pendapat orang lain, memiliki keterbukaan untuk suatu pembaharuan, pertumbuhan demi suatu kemajuan. Ia memiliki kehidupan yang fleksibel.

KASIH TIDAK MELAKUKAN YANG TIDAK SOPAN
Perilaku orang ini baik. Mampu menghormati orang lain dalam hubungannya dengan Kristus. Dia seorang yang bijaksana, yaitu tahu apa dan bagaimana yang baik dilakukan.

KASIH TIDAK MENCARI KEUNTUNGAN DIRI SEDIRI
Ia berusaha untuk selalu memperhatikan kebutuhan orang lain. Ia membangun relasi atau persekutan bukan untuk kepentingan atau keuntungan diri semata, tetapi untuk saling melengkapi, saling mendewasakan dan saling menumbuhkan di dalam Tuhan.

KASIH TIDAK PEMARAH
Ia tidak mudah tersinggung, tidak memiliki kebiasaan marah, marah bukanlah hobby. Ia tidak tukang marah. Kasih tidak terlalu sensitif atau mudah sakit hati, ia tidak merasa ditolak ketika pendapatnya ditolak.

KASIH TIDAK MENYIMPAN KESALAHAN ORANG LAIN
Ia tidak berusaha menghitung-hitung kesalahan orang lain. Ia tidak mengulangi atau mengingat-ngingat kembali kesalahan yang telah dimaafkan, mampu menghapuskan kesalahan masa lampau.

KASIH TIDAK BERSUKA CITA KARENA KETIDAKADILAN
Ia tidak memandang orang lain melalui kejahatannya. Ia tidak membandingkan diri dengan orang lain untuk membela diri. Ia tidak menggunakan kejahatan orang lain untuk menutupi kelemahan diri sendiri. Ia tidak membenarkan diri dengan memakai kelemahan orang lain. Ia tidak mengatakan "setiap orang juga melakukannya"

Tulisan ini diambil dari Ringkasan Firman Tuhan tanggal 26 Februari 2012
Pendeta Yeremia



Tak perlu Marah.. Tak perlu Kesal...

Kadang persoalan-persoalan sederhana bisa menjadi ruwet. Dari soal bangun tidur.. sulitnya luar biasa.. semua ingin menjadi yang bangun terakhir. Soal mandi itukan juga soal biasa, tapi bisa menjadi ruwet saat menentukan siapa yang mau mandi duluan, semuanya masih ingin bersembunyi di dalam selimut. Kemudian soal ke gereja. Saat yang satu ingin pergi pagi, yang lain ingin pergi siang, yang lain ingin pergi sore. Alhasil terjadilan tegur menegur, ingat mengingatkan, bahkan kadang angkat suara ke level yang lebih tinggi.

Pagi ini Yo ingin ke gereja pagi dan sudah sengaja tidur ketika jarum jam menunjukkan angka 9 malam. Dan bangun sendiri tanpa harus dibangunkan. Aku pun juga sudah berjanji akan pergi di pagi hari. Namun anak-anak ingin pergi di siang hari. Hasilnya adalah sulitnya membangunkan ketiga putri cantikku itu.

Dua berhasil di bangunkan, yang satu masih pulas tertidur dan meminta ke gereja jam 9 pagi. Aku mengerti kenapa dia meminta jam 9, dari semalam pun dia sudah mengatakannya. Sabtu kemarin dia mengikuti lomba saman sehingga harus bangun pagi-pagi dan setiap sore pasti lelah berlatih. Yo memaksanya untuk bangun. Putri keduaku tak bergiming sedikitpun. Putri bungsuku yang ribut dengan sikap papinya. "Papi sendiri gak papa kalau gak mau ke gereja... papi jangan paksa-paksa Tessa dong.." begitu protesnya. Nah kan.. akhirnya senjata makan tuan.

Yo ngotot membangunkan dan mengatakan Yo akan ke gereja setiap minggu di pagi hari.. lalu putri bungsu ku mengatakan demikian.. "bener ya... aku rekam niiiii... biar nanti kalo papi gak ke gereja aku puterin rekamannya.." Nah....nah... mari kita mati kutu...

Tak perlu marah.. tak perlu kesal.. ini semua hasil didikan Yo dan aku.. yang kadang suka malas ke gereja.. bahkan anak-anak lebih rajin ke gereja dan seringkali mengkotbahi kami.. Jadi mari kita terima dan diperbaiki...

Selamat Beribadah di Hari Minggu....