Biar Disapu Ombak

Biar Disapu Ombak
Lupakan.. lalu semuanya akan selesai...

Minggu, 15 Desember 2013

Tetaplah Menulis Untukku

Kamu tahu
Aku ingin kau membaca setiap tulisanku
Aku ingin kau tahu setiap detik hidupku
Tapi mungkin itu tak pernah terjadi
kataku tersendat-sendat

Aku tahu itu
Aku membacanya satu persatu
tak pernah satu hurufpun tertinggal
bisiknya pelan 

Tak perlu kau ucapkan itu
Aku ingin mengakhirinya
biar tak lagi ada tulisan untukmu
Amat berat ku ucapkan kalimat itu

Aku tak pernah mau mengakhiri
Tak akan pernah
Ucapnya sambil membalikkan tubuhku,, menatap tepat dibola mataku

Tidak.. kapan pun tidak
Biar kusimpan semuanya sendiri
Kupastikan itu tak akan terjadi
Tertunduk ku mengatakannya

Tidak..
Tetaplah menulis untukku..
sampai kapanpun...
desisnya.. dan mata itu tak pernah lepas menghunjam mataku

Diambilnya tanganku..

Sedetikpun aku tak permah sanggup melupakanmu..
sedetikpun tidak,,,
Jangan siksa aku dengan menanti2 tulisanmu
Tetaplah menulis untukku...

Airmata ini menetes satu demi satu...

Potongan dari cerita yang terpotong..
semoga ini bukan firasat...



SAMPAI BERAPA NATAL LAGI

Sebentar lagi natal..
Dan entah ini tahun yang keberapa
Natal dalam diam..

Sampai berapa Natal lagi
Diam ini ada..

Sampai berapa Natal lagi
Penantian ini..

Sampai berapa Natal lagi
Harapan ini..


Aku tak pernah tahu usiaku
Sampai berapa Natal lagi..




Sabtu, 14 Desember 2013

Kita Senang jika Bersama tapi sulit untuk Bersama

Semua pasti lebih seneng kalo mengerjakan sesuatu bersama2. Pergi aja kita ga suka sendirian. Apalagi disuruh jaga tenda sendirian pas jurit malam.. wah makasih deh. Kalo aku lagi ngajarpun mahasiswa senengnya kalo dikasih tugas ya tugas kelompok. Kita juga saat jadi mahasiswa maunya dikasih tugas kelompok. Intinya kalo bersama2 itu lebih enak. Urusan baju jg begitu kalo pergi rame2 pake seragam happy banget. Tapi kalo seragaman gak sengaja sama org yg gak janjian..rasanya gak suka.

Kebersamaan itu artinya ‘sama, bersama’. Sama artinya tidak berbeda alias seragam, ‘bersama’ berarti ‘tidak sendiri’. Jadi kita melakukan sesuatu bersama2.

Kenapa sih kita suka bersama2?? Kalo bareng2 itu ide lebih mudah digali, kita ini perlu dukungan, dan kalo bersama2 yg berat bisa jadi ringan.

Kebersamaan itu akan baik karena adanya kebutuhan yg sama bukan yg dipaksakan. Kalau sama kebutuhannya biasanya lbh mudah mencapai tujuan. Tapi kalo karena diwajibkan maka biasanya tujuan jadi susah tercapai.

Kebersamaan itu harus ada tenggang rasa.. komitmen untuk mencapai tujuan bersama, mau mengorbankan kepentingan pribadi dan mendahulukan kepentingan bersama, selalu mengarah pada kemajuan bersama bukan sebaliknya, jelas kemana kebersamaan akan dibawa, dan dibutuhkan proses untuk lebih memahami kebersamaan.

Dalam kebersamaan jgn sampai ada keinginan ingin menang sendiri, ingin hebat sendiri, berpikiran negatif dan curiga, mudah mengobral janji tanpa komitmen yang jelas, tidak tepat waktu, komersialisasi kebersamaan, saling menyalahkan, apalagi saling tuding.

Ternyata kebersamaan itu tidak mudah. Tapi tidak sulit jika kita mau. Makan bersamapun nyatanya tak bisa sama semua pilihan lauknya. Bahkan saat acara makan bersama ada juga yg tak mau makan krn sudah kenyang, tidak doyan bahkan ogah makan krn sakit gigi. Tapi karena semua bisa memahami kan itu tidak jadi masalah. Namun nyatanya dalam organisasi memahami kebersamaan tak semudah memahami makan bersama. Apalagi kebersamaan yg bukan krn kebutuhan tapi karena kewajiban. Jangankan menyatukan tujuan.. mengumpulkan iuran saja sulitnya setengah mati. Apa yang sudah dilakukan organisasi untuk kami begitu pertanyaannya.. dan lebih anehnya kalo hal itu ditanyakan oleh pengurus.. Tapi pernahkah kita bertanya.. apa yg telah kita lakukan untuk organisasi kita.. ??? Kalau kita pengurus sudahkah kita menjalankan tugas dgn baik ?? Kalo kita anggota sudahkah kita menjalankan kewajiban kita?? Mari kita mulai lebih dahulu dari kita.. jalankan kewajiban kita... percayalah.. semua hak kita akan mengikuti dengan sendirinya... buktikan itu.. Jika nanti tidak begitu.. ingatlah kembali bukankah kita berorganisasi karena ingin berbuat sesuatu untuk organisasi kita.. jadi mari kita mulai untuk berbuat.. kalau bukan kita yang berbuat dan menghargai organisasi ini lalu siapa lagi ???

\

Senin, 18 November 2013

Ini semua membuatku sesak..

Berorganisasi disini lama-lama bikin aku makan hati. Organisasi ini yang berisi direksi-direksi ini lama-lama seperti menyiksaku. Aku pikir dengan isinya direksi-direksi maka mental pemimpin akan ada disini. Ternyata tidak. Dari cara komunikasi yang sesukanya saja aku rasanya bisa patah hati. Bener-bener jauh dari cara orangtuaku mengajarkan aku. Kadang kalau aku kesal, nasihat orang tuaku seperti menguap entah kemana dan aku mengikuti saja pola komunikasi mereka. 

Coba bayangkan sebentar.. 
Jika SMS sudah berkali-kali tak juga dibalas, di telepon berkali-kali tak juga diangkat.
Katanya sudah punya BB dan Ponsel Android sampe Apple, tapi soal email saja bikin ribet, yang katanya belum bisa bukalah, gak masuklah etc lah yang bikin jadi sakit gigi.
Belum lagi BBM yang sudah bertanda centang R, tapi tak juga dibalas.
Diundang rapat sulitnya minta ampun, tapi habis itu mengeluh tak pernah dapat undangan. Padahal sudah jelas terima email, terima faks bahkan sudah menjawab konfirmasi yang jawabannya "diusahakan.. kalau keburu.. insya Allah.. selesai meeting baru bisa kesana".
Walau ditanya baik-baik tak menjamin hasilnya baik. Bisa kalimat tak terduga yang keluar sebagai jawaban. 

Ahh.. kadang aku sedih..
Dapat jabatan dapat amanah kok hanya mau ditulis namanya saja. Tapi begitu mau dihapus jabatannya dan diganti oleh orang lain yang mau berperan serta, bisa bikin geger dunia persilatan.
hah.. rasanya mau sesak aku menuliskan semua ini. Tapi aku memang sedang merasa sesak. Sedang merasa sedih. Oh seperti inilah yang ada di depanku.

Belum lagi tanggung jawab dikerjakan sudah meributkan uang transport uang lelah. padahal mungkin kalo di Kantor menasehati anak buahnya seperti ini "kerjakan nanti uang akan mengikuti..".
Rapat maunya ditempat bergengsi. Kalau undangannya di hotel mewah rasanya bak orang yang dihormati. Pelatihan di hotel yang kecil tapi resik nan asri pun dan pelatihannya sudah dikemas sebaik apapun tetap saja rasanya gengsi.
Baru dapat undangan dari BI, OJK etc lah.. bak rasanya orang yang terkenal. Tidak tahu dia namanya muncul karena direfernsikan oleh pengurus lain.

Rasanya kita itu keberatan jabatan Direksi. Tapi mental bukan mental pemimpin. Mengagungkan rasa hormat dari orang lain, penghargaan dari orang lain, tapi kita kurang bisa menghargai orang lain. Datang rapat sesukanya, tak bisa datang pun cuek saja. Bertanya kek tadi rapat membahas apa saja ya, lalu saya bagaimana ada yang bisa saya bantu gak ya.. hahhh boro-boro deh bakalan muncul pertanyaan seperti itu.

Belum ditambah Konflik yang bikin hati rasanya nelangsa. Bertanya-tanya setiap sebelum tidur, apa sebenarnya tujuan berorganisasi ini kalo isinya hanya mau hebat sendiri, mau menang sendiri, dan gak peduli aturan main. Sikat menyikat seperti hal yang lumrah. Jelek menjelekkan seperti makanan sehari-hari. Fitnah sana sini hal yang biasa.

Karena saat jaya sombong, saat jatuh pun juga jadi perguncingan. DOT lah.. Fraudlah.. Kredit bodong lah.. kalaupun baik itu cuman dipermukaan. Semua pasti menjauh, seperti diri kita sendiri paling bersih. Bahkan kita sudah salah masih merasa benar.

Ahhh.. kadang aku bertanya.. kenapa aku terlalu mencintai organisasi ini ? Sedangkan isinya sudah membuat tidurku tak lagi senyenyak dulu. Hatiku nelangsa dan menangis menangisi kondisi yang sulit aku terima.

Kita ini siapa sih.. direksi bank kecil. Yang satu saat akan berhenti masa jabatannya. Yang satu saat bisa saja kita lalai dan kepleset.. bukan mahluk yang sempurna.. yang satu saat juga butuh bantuan dan uluran tangan orang lain. Ahh kenapa sih kita harus sombong.. harus gengsi.

Mungkin memang benar bukan tempatku disini. Terlalu lelah rasanya disini. Tapi rasa cintaku untuk berbuat yang bisa aku lakukan sepertinya memanggil-manggil.. apalagi ketika kutahu tak ada lagi orang yang peduli. Semuanya hanya bisa kasih komentar..hanya kasih saran tapi ogah mengeksekusi. Dan semuanya rasanya sulit mendengar.. dan cari selamat.



Tapi ketika ku mendengar cerita temanku di organisasi yang lain.. sepertinya nampaknya sama saja,
Ahhh sepertinya sudah lupakan saja soal organisasi. Sudah harus berkorban waktu tenaga materi masih juga korban perasaan. Lebih baik mengurus yang lain saja. Yang menghasilkan. Yang memperkaya waktu, tenaga, materi dan perasaan. Rasanya sudah cukup aku mencicipi getirnya berorganisasi. Padahal manis yang kuharapkan amat sederhana.. kebersamaan, kerukunan, kerjasama dan saling dukung serta saling menghargai sehingga organisasi kita tak dipandang sebelah mata..

ah.. permintaan mu itu tidak sedikit Riwandari.. sudahlah..lupakan.. banyak hal kok yang bisa kamu kerjakan diluar ini.. yang melapangkan perasaan mu dan membuat hatimu lebih bahagia. Dan bersyukurlah di organisasimu itu tidak ada orang seperti Ruhut dan Hotman.. yang bicaranya lebih sulit kau cerna dan kau terima.

Sabtu, 16 November 2013

Hujan Turun


 
Tak ada waktu tuk menjelaskan
Tak sangka ini kan datang
Tiap liku berbagi hidup
Sejenak melepas lelah
Kau tinggalkan diriku

Waktu hujan turun
Di sudut gelap mataku
Begitu derasnya
Kan ku coba bertahan

Ingat kembali yang terjadi
Tiap langkah yang kita pilih
Meski terkadang perih
Harapan untuk yang terbaik
Sekeras karang kita coba
Tetap kau tinggal diriku

Waktu hujan turun
Di sudut gelap mataku
Begitu derasnya
Kan ku coba bertahan

Waktu hujan turun
Di sudut gelap mataku
Begitu derasnya
Kan ku coba bertahan

Tak akan ku halangi
Walau ku tak ingin kau pergi
Kan ku bangun rumah ini
Walau tanpa dirimu
Walau tanpa dirimu

Waktu hujan turun
Di sudut gelap mataku
Begitu derasnya
Kan ku coba bertahan

Waktu hujan turun
Di sudut gelap mataku
Begitu derasnya
Kan ku coba bertahan
 
Sheila on seven


Minggu, 10 November 2013

Tapi .. ini caraku mencintaimu..

Tapi..Ini caraku mencintaimu..
Ini caraku memahamimu
Ini caraku ....

Diam
Tak menghubungimu
Tak juga kan kutanya kabarmu
Menjauh darimu


Tapi.. Ini caraku..
Aneh bagimu..
Tapi begini caraku..

Tapi.. Ini caraku mencintaimu..
Menjaga mu dengan keikhlasan
Agar tak ada yang luka...


Tapi..Ini caraku mencintaimu
Mencintai dalam diam


Tapi .. Ini bentuk ketulusanku..
Mencintai dalam diam

Aneh bagi mu..
Tapi ini caraku mencintaimu..
Ini caraku.. tapi ini caraku..
Maafkan aku... jika begini caraku..

Cerita yang terpotong - sepotong dari sepotong.. yang terpotong..
ini hanya fiktif belaka.. jangan dipercaya ya...








Sabtu, 09 November 2013

Sebuah catatan di Hari Pahlawan

Membuka-buka Kamus Besar Bahasa Indoesia untuk mencari tahu apa arti kata Pahlawan.  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pahlawan berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani.
Pahlawan itu adalah kata benda. Pahlawan itu ternyata berasalah dari bahasa Sansekerta. Dari kata Phala yang artinya hasil atau buah.

Jadi dapat disimpulkan Pahlawan itu adalah seseorang yang perbuatannya telah membawa hasil bagi kepentingan orang banyak. Perbuatannya memiliki pengaruh terhadap tingkah laku orang lain dan bermahnfaat bagi kepentingan masyarakat banyak. Pahlawan itu pun bermacam-macam. Ada pahlawan nasional, pahlawan revolusi, pahlawan kemerdekaan, bahkan ada pahlawan devisa, pahlawan tanpa tanda jasa, pahlawan keluarga dan juga pahlawan kesiangan.

Dalam kehidupan kita, pasti kita memiliki Pahlawan. Ada yang bilang "ayahku pahlawan ku.." atau "nenekku pahlawan ku ". Itu artinya sertiap orang bebas menentukan siapa yang menjadi pahlawan dalam hidupnya. Menurutku setiap orang yang masuk dalam kehidupan kita dan mampu menginspirasi kita mengubah kita itulah pahlawan. Bahkan dalam satu moment dimana kita merasa tak berdaya orang yang menolong kita adalah pahlawan kita. Itu artinya setiap orang yang masuk dalam kehidupan kita pasti menjadi pahlawan dalam artinya masing-masing. Sederhana saja.. saat kita sedang megendarai mobil dan ban nya kempes entah di siang hari atau malam hari, dan seseorang dengan baik hatinya menolong kita.. pasti kita akan merasa orang itu adalah pahlawan. Pemimpin sebuah demo sekalipun bisa saja disebut Pahlawan oleh para demonstran. Bukan itu saja yang membuat blogspot inipun juga pahlawan, yang membuat facebook, tweeter, path pasti menjadi masuk sebagai pahlawan juga dalam kehidupan kita. Bukankah setiap pahlawan juga mempunyai harinya masing-masing? Hari Kartini kita mengenang ibu Kartini, hari Kemerdekaan kita mengenang para Proklamator. Saat berbicara guru kita akan ingat Pahlawan Tanpa tanda Jasa. Saat berbicara TKI kita akan ingat Pahlawan devisa.
Jadi disetiap sesi hidup kita pasti ada pahlawannya masing-masing.

Hari ini Hari Pahlawan. Dalam hidup kita pasti terisi oleh semangat-semangat orang disekitar kita yang menginspirasi kita.. menyemangati kita. Bahkan anak kita sekalipun adalah pahlawan buat kita..karenanya kita semangat untuk berbuat yang terbaik. Pasangan hidup kita walau mungkin sedang dlm kondisi sakit sekalipun dia pun pahlawan dlm hidup kita..karenanya kita belajar ikhlas, menerima dan bersyukur. Orang tua kita terutama.. beliau adalah pahlawan yg luar biasa yg menuntun kita hingga bisa spt skrg ini, begitu juga semua guru-guru dan dosen-dosen kita. Kakak dan adik kita juga pasti pahlawan dalam hidup kita.. dengannya kita tak pernah kesepian.. dengannya kita bisa berdebat apa saja bahkan bisa juga diam beberapa saat. Temàn sahabat yang baik dan yang sedang tidak baik semua adalah pahlawan .. karenanya kita belajar berbagi dan menahan diri.. Tim kita di kantor juga pahlawan dalam hidup kita, tanpa mereka kita bukan siapa-siapa di kantor, tanpa mereka tak kan pernah kita dapat pujian atas hasil kinerja kita. Mbak kita di rumah yang membantu segala hal urusan pasti bisa kita sebut pahlawan, bukankah tanpanya kita sulit untuk berbuat banyak. Mahasiswa atau murid kita.. juga menjadi pahlawan dalam hidup kita.. merekalah yang menginspirasi dan menyemangati kita serta karena merekalah ilmu di kepala kita tak pernah hilang bahkan terus bertambah. Bahkan setiap orang yg kita temui entah itu sekedar hanya numpang lewat ataupun karena kita berguru padanya beberapa saat.. itu semua pahlawan.. karenanya kita tahu bahwa kita tak bisa hidup sendiri bahwa kita juga perlu disemangati diinspirasi oleh orang lain. 

Terima kasih untuk semua Pahlawan yang telah membuat Indonesia hebat dan yang telah menginspirasi menyemangati mengisi menghangatkan kehidupanku.. Terima kasih.. #sebuahcacatandiharipahlawan


Senin, 04 November 2013

Semalam menelan Kapas

Aku    : Kapas yang semalam di gigi mami tertelan
Putriku : Paling juga ntar keluar sendiri
Aku     : Emang kapas mudah dicerna
Putriku : Kan cuman sedikit
Aku diam saja...

Aku    : Kok adikmu ga BBM BBM ya.. padahal tengah malam tadi BBM ngeLINE, ngeWhatss..
             ada apa ya
Putriku : Itu artinya dia lagi males cerita
Aku      : Tapi semalam sampe nge ping nge ping gitu
Putriku : Itu artinya mami terlambat merespon
Aku      : Ya kan mami sudah bobo semalam
Putriku : Ntar juga kalo pengen cerita BBM
Aku diam saja...

Begini banget ya anak sekarang.. mengangap segalanya ringan-ringan saja..
Sedangkan aku kuatir dari semalam.,,semalam menelan kapas...


Selasa, 29 Oktober 2013

KENAPA KITA HARUS BERJALAN MUNDUR ?


Mungkin saya adalah orang yang paling kurang kerjaan dalam kepanitiaan Tabprindo, yang mau menghabiskan waktu untuk membongkar perpustakaan saya untuk mencari jejak langkah Tabprindo. Tabprindo seperti sesuatu yang amat dekat dengan kehidupan saya dalam berorganisasi. Melihatnya bagaimana dulu dilahirkan sampai periode saat ini, ada rasa bangga ada rasa sedih. Bangga karena keyakinan yang teguh yang ditularkan dan selalu dikuatkan oleh Ketua DPD DKI saat itu, sedih karena Tabprindo menjadi polemik disaat keanggotaan melorot dan kepanitiaan yang seperti tak bersemangat.
Kita Mundur Untuk Melihat Sejarah Tabprindo
Masih ingat dalam benak saya bagaimana saat itu terjadi perbedaan pendapat antara Pengurus DPD Perbarindo DKI dengan Pengurus DPP Perbarindo mengenai Pilot Project Tabungan Bersama yang akan dilaksanakan di wilayah DPD DKI Jaya. Saya waktu itu bukanlah seorang sekretaris seperti saat ini, namun hanyalah pengurus di Komisariat Bekasi Timur dan kemudian diminta untuk masuk ke DPD DKI mengisi pergantian antar waktu.
Konflik memang sepertinya merebak antara DPD Perbarindo DKI Jaya dan DPP Perbarindo karena ketidakpuasan masing-masing atas pengurus yang akan mewakili duduk di kepengurusan Tabprindo. DPP Perbarindo keberatan dengan seseorang yang mewakili DPD DKI duduk di kepanitian Tabprindo, begitu juga dengan DPD DKI yang keberatan dengan pengurus yang dikirimkan oleh DPP untuk duduk di kepanitiaan Tabprindo. Kedua belah pihak menganggap dirinya sama-sama benar. Dan akhirnya muncul edaran dari DPP Perbarindo, bahwa pengurus DPP menarik dukungannya terhadap Tabprindo sehingga beberapa anggota yang telah mendaftar banyak yang mengundurkan diri. Entah kenapa masing-masing mempertahankan orang-orang tersebut yang jelas-jelas semuanya tahu bahwa kedua orang tersebut tak mungkin dapat disatukan dalam satu kemudi, karena ada masalah pribadi antar kedua orang yang diminta mewakili tersebut di BPR tempat mereka berkarya.
Lalu kenapa saya bisa mendapatkan cerita ini ? Karena orang yang menjadi sumber konflik sering menghubungi saya. Seorang sudah meninggal namun seorang lagi masih ada sampai sekarang walau sudah tak lagi menggeluti dunia BPR.
Hubungan yang tak harmonis antara DPP Perbarindo dengan DPD DKI saat itu sudah bukan menjadi rahasia, dan salah satu faktor pemicu ketidakharmonisan ini adalah Pilot Project Tabungan Bersama yang diberi nama Tabprindo. Konflik ini terus berlangsung sampai pada masa Direktur DKBU BI ibu Ratna E. Amiyati, yang tak pernah lelah untuk mencoba mengharmoniskan keduanya. Bahkan sebagai bukti bahwa DPP telah mendukung Tabprindo kembali nama Tabprindo dimunculkan dalam website DPP Perbarindo yang beralamat di www.perbarindo.or.id, walau saat ini sudah tidak muncul lagi. Pengurus DPP pun selalu mengusahakan untuk hadir dalam setiap acara pengundian Tabprindo jika diminta kehadirannya oleh DPD DKI. Bahkan beberapa pengurus DPP mulai tertarik untuk bergabung di Tabprindo, namun ternyata masih banyak hal yang menjadi kendala.
Saya amat salut dengan kegigihan Ketua DPD DKI saat itu. Walau tanpa dukungan, dia tetap yakin untuk terus melanjutkan Tabprindo. Saya yang awalnya tak tertarik dengan program ini karena disarati konflik, akhirnya memilih bergabung bahkan bersedia menjadi Bendahara dalam periode pertama dan kedua. Sehingga muncullah nama saya dalam Rekening DPD Perbarindo DKI Jaya khusus untuk Tabprindo yang dibuka di BRI Tanah Abang. Yang menandatangani rekening itu adalah Ketua dan sekretaris DPD DKI Jaya, Ketua dan Bendahara Tabprindo periode pertama.
Rekening ini tetap aktif sampai saat ini dan hanya khusus untuk semua transaksi Tabprindo. Dan Tabprindo telah mencapai periode ke 11, yang dari awal dimulai dari 22 BPR dengan jumlah pengumpulan dana masyarakat 6,76 M, dan mencapai jumlah anggota terbesar adalah pada periode ke 5 dan mengalami penurunan sehingga di periode 11 hanya beranggotakan 32 BPR. Namun secara jumlah Dana yang tergalang, mengalami peningkatan setiap tahunnya, dengan jumlah terakhir 21.58 M.
Kita mudur untuk mengerti apa itu Tabprindo ?
Walau saya mengikuti perkembangan Tabprindo dari awal, tapi saya tetap membutuhkan saksi mata lain terhadap sejarah Tabprindo. Karena banyak cerita sejarah yang sekarang bermunculan tentang Tabprindo. Saya membuka-buka majalah Suara BPR Jaya yang merupakan majalah produk dari DPD Perbarindo DKI. Saya mencari tulisan-tulisan tentang Tabprindo. Saya ingat dulu pernah ada tulisan sahabat saya mengenai perjalanan Tabprindo, bagaimana Team Tabprindo berkumpul dan berpikir untuk mempersiapkan peluncuran Tabprindo kepada anggota di DPD Perbarindo DKI. Walau dia sekarang sudah tak lagi terlibat di dalam Tabprindo tapi perannya sangat luar biasa di Tabprindo ini, dan saya sebagai pribadi memberikan dua jempol bahkan jika bisa empat jempol pun akan saya berikan, untuk semua kontribusinya yang amat luar biasa. Sayangnya edisi yang muat itu belum saya temukan sampai pagi ini.
Dalam Majalah Suara BPR Jaya yang pemimpin umumnya adalah Ketua DPD Perbarindo DKI Jaya dan sekitarnya. dan Pimpinan Redaksinya adalah sahabat saya yang saya berikan acungan jempol di atas itu, di Edisi VI / Agustus 2008, termuat kalimat seperti ini di halaman 20.
Tabprindo merupakan salah satu produk Tabungan yang diluncurkan pertama kali pada tanggal 19 Desember 2005 dengan mendapat dukungan penuh dari Bank Indonesia, sebab tujuan dari tabungan ini adalah untuk meningkatkan image BPR di mata masyarakat di samping untuk meningkatkan fungsi BPR sebagai lembaga intermediasi dalam penghimpunan dana pihak ketiga. Tabprindo sendiri merupakan singkatan dari Tabungan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia yang merupakan salah satu program yang akan terus dikembangkan oleh pencetusnya dan sekaligus pengelolanya yaitu Perbarindo DKI Jaya dan sekitarnya.
Tentunyanya tulisan ini tak akan terbit begitu saja tanpa campur tangan dan ijin dari Ketua DPD DKI saat itu. Jadi saya meyakini ini sebagai fakta sejarah.
Fakta sejarah lainnya adalah adanya SK Pengangkatan oleh DPD Perbarindo DKI untuk panitia Tabprindo diawal Tabprindo berdiri dan terus berlanjut sampai beberapa periode, dan baru terjadi masalah saat
beberapa periode terakhir dimana terjadi ketidakjelasan personil pengurus Tabprindo karena sulitnya anggota untuk diminta menjadi pengurus. Dan hal itu dibiarkan terkatung-katung sampai sekarang. Dan kita secara kolegial adalah penyebabnya. Surat-surat yang dikeluarkan oleh Tabprindo pun awalnya selalu dibubuhi tanda tangan Ketua DPD Perbarindo DKI. Undangan, Backdrop, Standing Banner pun selalu disandingkan dengan logo DPD Perbarindo DKI Jaya. Bahkan Tabprindo dimasukkan sebagai program kerja bagian Litbang.
Apakah ini belum cukup untuk membuktikan bahwa memang ada keterkaitan antara DPD Perbarindo DKI Jaya dan sekitarnya. Dan kenapa harus bermunculan cerita tentang Tabprindo dalam berbagai versi.
Mengapa kita harus berpikir mundur kebelakang ?
Ini adalah yang ada di benak saya.. Kenapa kita sekarang menjadi diributkan oleh dari mana Tabprindo berasal? Kenapa kita tak berpikir untuk kepentingan Tabprindo ke depan. Apapun sejarah Tabprindo fakta nanti yang akan berbicara, dan itu sebenarnya tak perlu menjadi polemik. Kenapa juga kita harus meributkan rekening Tabprindo dan ingin memindahkan pada rekening yang lain? Apakah karena ada sejumlah uang? Bukankah uang itu bukan milik kita, uang itu adalah uang amanah yang harus kita pertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya. Lalu kenapa kita juga harus membingungkan dimana sekretariat Tabprindo, bukankah dari dulu Tabprindo bersekretariat menjadi satu dengan DPD Perbarindo DKI Jaya.
Apakah tak lebih baik kita berpikir ke depan. Bergandengan tangan untuk memajukan Tabprindo. Bagaimana Tabprindo bisa menjadi Go Nasional seperti mimpi kita. Bagaimana Tabprindo bisa menggalang anggota lebih banyak dan lebih banyak lagi. Bagaimana kita kita membuat Tabprindo mengangkat image Industri BPR kita. Bagaimana kita bisa membuat perhelatan pengundian yang meriah dan pantas diliput banyak media. Bagaimana kita bisa membuat promosi bersama yang membuat BPR makin dikenal masyarakat. Bagaimana kita harus memperbaiki Panduan Tabprindo sehingga jelas bagi seluruh anggota dan panitia. Bagaimana kita bisa menggandeng banyak pihak untuk mendukung Tabprindo dan menghindari ekslusivme yang menghambat dukungan. Bagaimana Tabprindo bisa memberikan fasilitas kepada banyak anggota, dari pendidikan yang terkait dengan promosi Tabprindo sampai membuat laporan Tabprindo, bahkan pendidikan-pendidikan lainnya. Bagaimana menggiatkan kembali Bakti Sosial yang diselenggarakan Tabprindo dengan lebih bermakna untuk masyarakat. Bagaimana membuat Perlombaan atau kompetisi yang tekait dengan pelayanan Tabprindo atau yang memacu SDM BPR untuk berprestasi.. dan bagaimana-bagaimana lainnya. Ini adalah PR kita bersama yang belum kita selesaikan, namun kita sudah disibukkan oleh polemik.
Mau dibawa kemana Tapbrindo ?
Semuanya berakhir ditangan anggota. Saya berharap semua dapat berpikir jernih dan bijaksana. Keputusan yang akan dihasilkan apapun itu, jika kita tak mau bergandengan tangan, akan berdampak buruk terhadap Tabprindo. Yang diperlukan sekarang adalah kesadaran kita semua untuk mau bersehati memajukan Tabprindo. Hidup mati Tabprindo ada ditangan kita bersama. Haruskah setiap konflik harus menyebabkan kerugian bagi banyak pihak. Sebuah PR bagi yang berkonflik dan juga PR bagi anggota untuk berani menentukan sikap bagi kelangsungan hidup Tabprindo kedepan. Mari kita berpikir
bersama apakah dampak setiap keputusan yang kita ambil. Apakah akan membawa efek yang baik atau membawa efek yang buruk. Dan apabila Tabprindo di serahkan untuk dikelola oleh sebuah lembaga diluar DPD Perbarindo DKI Jaya, mungkin juga perlu dipertanyakan bagaimana Lembaga itu bisa menjawab semua pertanyaan “bagaimana-bagaimana” di alinea atas, dan berapakah dana serta anggota yang akan berhasil digalang, apakah bisa lebih baik dari pengelolaan dibawah DPD Perbarindo DKI Jaya.
Karena untuk pengelolaan tersebut pasti akan dikeluarkan sejumlah biaya dan tentu saja harus bisa dipertanggungjawabkan kepada seluruh anggota.
Tabprindo pasti tetap terbuka bagi siapa saja untuk berkontribusi, kalau bukan kita yang berkontribusi lalu siapa lagi. Kalau bukan kita yang memikirkan Tabprindo lalu siapa lagi. Mau dibawa kemana Tabprindo.. jawabannya ada di anggota Tabprindo. Semua pengurus yang saat itu melahirkan Tabprindo telah berani bermimpi dan mewujudkannya.. dan sekarang sanggupkah kita sebagai anggota berkontribusi untuk memajukan Tabprindo kedepan sehingga Tabprindo yang ada adalah Tabprindo yang damai dan penuh prestasi yang bisa dibanggakan. Tabprindo juga sebagai ajang pembuktian bahwa konflik bisa kita selesaikan dengan baik karena ada kasih dan kesehatian diantara kita, dan kita buktikan bahwa bekas konflik tak menghambat anggota dan panitia Tabprindo untuk berkiprah lebih baik dan lebih baik lagi. Apakah ini hanya mimpi.. ??? Biarlah ini diawali dengan mimpi..paling tidak kita sudah berani bermimpi.. dan semoga Tuhan memberi kita kesehatian untuk mewujudkannya. Amin.
Terima kasih telah bekenan membaca tulisan ini.


Minggu, 27 Oktober 2013

Lumpuhkanlah Ingatanku

Jangan sembunyi
 Ku mohon padamu jangan sembunyi 
Sembunyi dari apa yang terjadi 
Tak seharusnya hatimu kau kunci
Bertanya, cobalah bertanya pada semua 
Di sini ku coba untuk bertahan
 Ungkapkan semua yang ku rasakan
Kau acuhkan aku, kau diamkan aku 
Kau tinggalkan aku
Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia 
Ku ingin ku lupakannya
Jangan sembunyi 
Ku mohon padamu jangan sembunyi 
Sembunyi dari apa yang terjadi 
Tak seharusnya hatimu kau kunci
Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia 
Hapuskan memoriku tentang dia 
Hilangkanlah ingatanku jika itu tentang dia 
Ku ingin ku lupakannya
Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia 
Hapuskan memoriku tentang dia 
Hilangkanlah ingatanku jika itu tentang dia
Ku ingin ku lupakannya
Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia
Ku ingin ku lupakannya
Kau acuhkan aku, kau diamkan aku
Kau tinggalkan aku
 
 



 

Yo Terjatuh

Yo tadi jatuh saat di makam Tanah Kusir. Terlentang. Kakinya berdarah.. karena minum obat pengencer darah, darahnya sulit membeku. Seandainya saja dia mau berlatih jalan dengan rajin, pasti hal seperti ini bisa dihindari. Kadang dia tak bisa mengira-ngira bagaimana posisi kakinya agar bisa berjalan tanpa hambatan. Berjalannya tanpa dipikir. Kalau didampingi terus menerus tak pernah bisa mandiri, tapi begitu kami lengah..banyak hal yang bisa terjadi.
Kami hanya bisa berdoa semoga tidak ada hal-hal yang mengganggu kesehatannya.


Sabtu, 26 Oktober 2013

Cerita yang Terpotong - sepotong - potongan...

Tiba-tiba tangan kekar itu menangkap lenganku. Hampir jatuh kameraku. "Apa maumu.."sentakku sambil berusaha melepas cengkramannya yang kasar. Dia menarikku menepi. "Kenapa yang terkait denganku harus kamu foto.. apa maumu.."bisiknya..tanpa sedikitpun merenggang
kan cengkramannya. "Bukan urusanmu... " kataku sambil mengalihkan pandanganku ke arah lain.. tak sanggup aku ditatap setajam itu. "Selama itu terkait denganku..itu urusanku..kenapa.."kejarnya. "Lepaskan tanganku.."pintaku penuh iba. "Tidak.. sebelum kau jawab.."tegas sekali nadanya. "Jawaban apa yang kau inginkan.. "tantangku kesal. Tiba-tiba cengkraman itu lepas.. dia menunduk kaku.. lalu melangkah pergi... tanpa menatapku lagi...

Ahhhhh... kenapa tak kau kejar sampai aku menjawab sesuai yang kau inginkan....

Rabu, 07 Agustus 2013

Memaafkan Itu Indah

Seringkali kutak mampu bersyukur, gagal menata pikiranku, perasaan-perasaanku dan jauh dari kesabaran, kadang merasa tak bahagia, dan sering merasa gagal membangun hubungan yang saling menghidupkan yang mampu memaafkan dan dimaafkan.

Apakah aku memahami makna maaf yang sebenarnya ?

Mungkin benar aku tersesat dalam pemahaman arti kata maaf yang keliru.
Maaf ternyata bukan untuk kepentingan orang lain.. tapi lebih pada kepentinganku sendiri.
Mengucapkan kata maaf yang sesungguhnya memerlukan kerendahan hati.

Katanya kita hidup saling mencinta. Hakikat cinta sendiri adalah melepaskan ego untuk kebaikan orang yang kita cintai.
Memaafkan adalah memahami orang lain sebagai orang lain dan berfokus pada kebaikan orang lain.
Hal inilh yang membuat cinta identik dengan memaafkan.
Apakah ada cinta yang tanpa maaf.. atau cinta malah membuat kita sulit untuk memaafkan?

Kadang kita memilih melupakan daripada memaafkan.
Tapi semakin kita ingin melupakan.. maka semakin sulit dilupakan

Maafkanlah dan tak perlu dilupakan karena memang sulit dilupakan
tapi ingatlah sebagai  pengalaman yang sudah terjadi dan merupakan bagian dari perjalanan hidup kita, yang ada untuk mendewasakan kita.
Intinya adalah Ikhlas....

Tindakan memaafkan memang tak seindah ucapannya.
Tapi sadarilah bahwa setiap orang pasti ingin melakukan yang terbaik yang dapat dilakukan.
Dan bisa saja dalam melakukannya bersinggungan dengan kepentingan kita,,
Sudah sepantas dan seharusnya kita memaklumi.

Tuntaskanlah maaf selagi kita hidup.
Jangan membawa dendam ke liang kubur.
Ada sesuatu yang dibayar untuk melunasi hutang itu.
Ubah penyesalan menjadi maaf, karena maaf menjadi tak sekedar indah tapi juga menyembuhkan.

Maaf memang tak mengubah masa lalu kita..
tapi yakini ini akan mengubah masa depan kita.
Maaf tak harus membuat kita menjalin hubungan seperti dulu
Dan tak perlu kita merasa bersalah
Karena memang maaf tak bisa mengubah masa yang telah lewat
dan wajar jika kita mengambil jarak agar tak terulang lagi
dan tentu saja kita bebas memilih hubungan yang baru

Tak ada yang perlu dipersalahkan..
Jika kita tetap jauh walau telah saling memaafkan..
Yang terpenting adalah Maaf telah diberikan dengan tulus tanpa pretensi apapun...

Sudah saatnya kita saling memaafkan..
Dimulai dari memaafkan diri senidiri karena itulah yang kita perlukan
Agar hidup kita menjadi menyenangkan, terbebas dari perasaan penuh amarah dan pikiran-pikiran yang penuh kebencian..
Maafkan aku ya...
.

(Coretanku dari Buku Jalan Keluarnya Rudi Tamrin...)



Mari Kita Mulai dengan Memaafkan diri sendiri




Tidak ada pil, minyak, obat, minuman, makanan, kekuatan, ramalan ataupun penguatan
yang adapat mengubah apa yang telah terjadi

Sbagaimana cinta menyinari kegelapan
begitu pula cinta memberikan kehangatan serta kedamaian
ke dalam daerah hitam yang paling kelam
Dan pada dirimu terdapat beberapa daerah kegelapan itu
ini berlaku untuk setiap orang

Memaafkan diri sendiri adalah kunci meraih terang
Memaafkan diri orang lain adalah sangat mulia
namun memaafkan diri sendiri harus dimulai terlebih dahulu..

Aku sudah memaafkan diri ku sendiri
dan aku juga telah memaafkan dirimu setulusnya
memaafkan artinya aku harus melupakan semua ketidakadilan yang telah aku terima

Dengan memaafkan diri ku sendiri dan diriku memaafkan kamu..
aku berharap dirimu juga mampu memaafkan dirimu sendiri dan kelak
mampu untuk memaafkan aku....

KARENA

Yang lemah tidak dapat memaafkan
Memaafkan adalah tanda dari mereka yang kuat
Jika kita terus menerus mempraktekkan "mata ganti mata" dan "gigi ganti gigi",
maka akhirnya
kita akan memiliki dunia yang dipenuhi oleh mereka yang buta dan tidak bergigi
(Mahatma Gandhi)

Pemaafan merupakan respon kita untuk melupakan ketidakadilan yang kita alami
(Anthony Dio Martin)

Memaafkan adalah kekuatan yang luar biasa
Memaafkan adalah tindakan kita yang menolak
untuk menjadi korban dari kebencian dan rasa dendam dalam diri kita
(Anthony Dio Martin)

Pemaafan memang tidak akan mengubah masa lalu kita,
tetapi ia akan memperluas jangkauan masa depan kita.

Maafkan aku.....


(catatanku dari buku ADM "EQM"..darinyalah aku tertegur untuk memaafkan dan ingin memperbanyak ruang kesabaran)


Selasa, 06 Agustus 2013

5% -10% sehari.. Siapa Mau ????

Sebenarnya ini tadi cuman sekedar iseng-iseng saja. Saat makan di Lumba-lumba di kawasan kota tua, aku melihat dari jendela penjaja uang receh sedang menjajakan uangnya. Saat ku membahasnya dengan my baby bungsuku, my baby menjelaskan demikian "Katanya mami kalo menukar di bank itu ribet, ngantri, dan jumlahnya terbatas, kalo di mereka gak ribet n gak pake ngantri..walau harus bayar."

Emang sih ribet.. terbatas dan capek antri..
Akhirnya ... selesai makan.. kuberhentikan mobilku di salah satu penjaja uang. Uang receh yang aku persiapkan untuk diriku sendiri sudah ludes diminta oleh saudara dan teman-temanku, tentu saja tanpa biaya sepeserpun. Aku memerlukan lima ribuan dan dua ribuan untuk parkir dan lain-lain nantinya, tak ada salahnya mencoba untuk menukar sehingga tahu berapa mereka menjual uang receh itu.

"!00.000 jadi bayarnya 110 ribu bu.. "jelasnya. "Semua sama bu.. sepanjang jalan ini sama semuanya, kan kami dapatnya dari BOS..". "Mahal sekali bu.. di diskon deh sedikit.. "pintaku. "Kalo kemarin 100ribu itu jadi 105ribu, kalo sekarang dah gak bisa bu. Dari BOS nya sudah segitu. Akhirnya aku bayar juga jumlah yang diminta.

Mungkin lebih baik bayar daripada buang waktu seperti ini
Lalu aku mulai berhitung.. kantorku setiap minggu mendapat jatah dua kali dari BI. Katakanlah 300 juta aku dapat.. artinya dalam 1 minggu menjelang lebaran bisa mendapatkan keuntungan 30 juta. Ya ampun.. ya ampun keluar dari mulutku.

Penukaran di kantorku aku berikan gratis kepada seluruh nasabah bahkan bukan nasabah. Begitu juga kenalan-kenalan kami jika mereka memerlukan untuk berhari raya. Aku lagi membayangkan seandainya karyawanku tak punya komitmen.. seandainya penukar uang ternyata penjual uang.. olalala apa jadinya... Padahal kami mendapatkannya saja begitu sulit menjelang hari raya. Permintaan kami tak pernah dapat di penuhi BI. Bisa mendapat setengahnya saja sudah bagus. Kami menukarkan tanpa biaya.. sedangkan yang dengan menjual sepertinya mudah mendapatkan.. sepertinya stok uangnya tak ada habis-habisnya. BOS nya begitu pintar memperoleh uang receh. Kami kalah pintar.

Sebenarnya ini salah siapa.. BI yang tidak dapat menyebarkan uang receh sehingga mudah diakses oleh masyarakat, apa salah bank yang tak bisa menjadi tempat penyebaran uang receh.. apa kebutuhan uang receh dan persediaan uang receh tak seimbang, apa kenapa ya.. sehingga setiap hari raya pasti penjual uang receh ini laris manis walau dikenakan biaya 10%. Atau.. ya sudahlah sekali-sekali bagi-bagi rejeki... kan yang nuker juga pada dapat THR...  kalau yang kayak begini ini masuk Riba apa bukan yaaaa.. bunga bank saja disebut riba... gak tahulah jadi pusing...

Hahaahahaha lagian juga ngapain dipikirin... yang nuker bayar 10% aja gak pusing.. yang nyebarin yang gak bisa memenuhi permintaan masyarakat juga kagak pusing...

 http://www.beritajakarta.com/2008/id/berita_detail.asp?nNewsId=55481
http://www.aktual.co/sosial/190312hukumnya-riba-transaksi-tukar-uang-receh-menjelang-lebaran





Kuingin Melepasnya dengan Rela

Hai Blog... sudah lama ya aku tidak bercerita-cerita padamu. Jadwalku memang sedang padat kemarin-kemarin. Aku harus ke Tidung menemani putri sulungku, pekerjaan di kantor yang padat karena Renovasi dan banyaknya permintaan kredit.. dan juga karena Aku harus ke Jogja menemani putri cantikku yang diterima di TekKim UGM. Sebenarnya putriku itu juga diterima di TekKim UI tapi putriku tetap meminta untuk diijinkan  ke UGM. Sebenarnya aku sih kurang rela tapi ya sudahlah.. biarlah putriku melangkahkan kaki sesuai keinginannya. "Kenapa mami tidak memaksaku di UI, kalau mami paksa aku pasti menurut", begitu pernah putriku berkata. Ah.. aku tak pernah mau memaksakan mimpiku pada anak-anakku.. anakku punya mimpi sendiri, biarlah ia yang memilihnya. 

Aku tak mau membuat kesalahan untuk kedua kalinya. Dulu putriku yang pertama aku tahan sehingga tak jadi berangkat ke Newyork, padahal ia sudah diterima di FIT. Setiap bicara tentang mimpinya aku seperti orang yang paling bersalah dimuka bumi ini. Aku yakin suatu saat putriku akan terbang ke Newyork dan yang tinggal dirumah hanya aku, Yo dan bungsuku My Baby. "Aku akan kesepian tanpa Tessa.. aku mau nyusul Tessa ke Jogja.. aku mau masuk kedokteran di UGM," begitu kata My Baby....ah benerkan..semua akan pergi meninggalkan aku dan Yo.. mereka akan mengejar mimpi-mimpi mereka. 
dengan jaket UGM... cantiknya

Anak-anakku bukanlah pemimpi yang hanya bermimpi. Setiap langkahnya dipikirkan masak-masak. Dari kelas 1 SMA putri cantikku sudah menentukan tempat kuliahnya di Jogja. "Mami.nanti aku mau kuliah di UGM.. aku suka sekali melihat kampusnya.. suasananya.. dan disana kan biaya hidup tidak mahal.." Saat itu aku menganggapnya sepele..ah paling hanya keinginan sekejab.. mana berani putriku pergi tanpa aku.. mana berani putriku tidur sendiri.. mana berani dia berada di kota yang tak jelas arah untuk dirinya. "Mami aku mau masuk Teknik Kimia.. kalau Kedokteran rasanya terlalu lama dan aku tak terlalu yakin nanti kedepannya.. rasanya agak sulit. Aku ingin yang cepat bekerja.."begitu pernah putriku berkata. Lagi-lagi kupikir..ah masuk fakultas negeri itu kan untung-untungan.. belum tentu nanti akhirnya masuk kesana.. karena itu aku selalu takut jika mimpinya tak jadi kenyataan. Tapi putriku memang tak seperti aku. Setiap keinginanya pasti dipertanggungjawabkan dengan baik. Aku sampai kadang takut dengan semangatnya yang terlalu menyala-nyala.. aku takut putriku kecewa. Tapi ternyata dia mampu membuktikannya.. bahwa putriku serius dengan pilihannya.
"Aku sudah mantap di UGM mami.." katanya mengambil keputusan. Aku hanya mengingatkan bahwa keputusannya mengikat sampai lima tahun kedepan. "empat tahun mami..terlalu lama lima tahun" protesnya.. "ya.. apapun yang terjadi lancar atau tidak lancar..mengikat sampai lima tahun..kita berharap semua baik-baik dan lancar..".

Akhirnya kami berburu kost di Jogjakarta. Semua jalan kami telusuri untuk mendapatkan kost yang sesuai untuk putriku. Kucoba untuk berjalan kaki, kucoba untuk naik ojek. Kuteliti satu persatu apakah dekat fotocopy, laundry, penjual makanan, mart, pangkalan ojek dan halte bis.
 
Sekarang bulan Agustus berjalan satu demi satu harinya. Makin mendekati tanggal 20 makin aku gelisah. Kenapa ya aku tak memaksakan saja kehendakku agar dia di UI saja..kadang penyesalan itu muncul. Saat tidur sering ku menatapnya.. badannya yang kurus karena pikirannya hanya tertuju pada mimpinya.. karena kegelisahannya yang tak lulus jalur undangan. "Aku siswa terbaik di sekolahku.. tapi aku tak masuk jalur undangan.. bagaimana kalau aku tak lulus juga nanti.. pasti aku dan sekolahku amat malu.." katanya sambil berurai air mata. "Aku lebih baik tidak jadi siswa terbaik saja mami..tapi aku lulus.." Ahhh.. aku juga sedih luar biasa dengan kegalauannya ini. Jantungku juga ikut berdetak-detak tak karuan. Sekarang semuanya sudah menjadi nyata.. dan aku yang makin gelisah..

Di pesawat saat perjalanan pulang aku melihatnya putriku makin mantap dengan pilihannya. Segudang rencana ia ceritakan padaku termasuk keinginannya untuk mendapatkan beasiswa.  Senang hatiku mendengarnya.
 
"Ini adalah Awal Tessa.. bukan akhir perjuangan..Perjalanan mimpimu sudah dibukakan Tuhan.. sekarang kakimu akan mulai melangkah.. Mami yakin ... Komitmenmu.. tekadmu.. niatmu.. janjimu untuk selalu di jalan Tuhan..akan membuat mimpi ini semakin nyata..."

Ohhh..kegelisahan pergilah.... aku ingin melepasnya dengan rela agar putriku juga tak gelisah nanti disana...

Kamis, 09 Mei 2013

Terima Kasih untuk Hari ini

Hari ini aku dan anak-anakku menemani Yo mengunjungi mall favoritnya. Jangan heran kalau mall favoritnya jauh dari rumah. Mall Cijantung. Kenapa? Di mall ini Yo bisa langsung menuju ke lokasi dimana toko yang menjual stiker dan bendera yang menjadi koleksinya mudah diakses dengan kemampuannya yang terbatas.

Berjalan di mall ini, sepertinya aku melihat para penjual sudah mengenal Yo dengan baik. Penjual majalah sudah bisa berkomunikasi dengan baik, dia tahu persis apa yang biasa dibeli Yo. Majalah Asri, Laras dan tabloid yang menyangkut bola. Yang menjual bendera pun tak hilang akal agar koleksi benderanya dibeli oleh Yo. Mereka berkomunikasi dengan gambar. Yo memang mengoleksi bendera negara, biasanyanya sih bendera negara yang club sepakbolanya dia kagumi. Ternyata Yo pesan bendera Yunani dan Spanyol. Pasti itu terkomunikasikan dengan gambar.

Begitu juga penjual stiker.. sepertinya juga sudah mengerti bagaimana harus melayani Yo. Anak-anakku tertawa-tawa melihat kejadian hari ini. Tak ada rasa malu dengan kondisi papinya yang banyak kekurangan.

Libur satu hari ini, yang tadi pagi kami awali dengan mengikuti kebaktian Kenaikan Tuhan Yesus, kami tutup dengan nonton Cinta Brontosaurus yang konyol. Yaaa.. apakah cinta perlu dipertanyakan alasannya...begitulah yang aku ingat dari film itu.. cinta itu perlu diperjuangkan.. cinta itu kadang pahit, kadang ada marah, ada ribut..tapi juga banyak manisnya...

Bapa.. terima kasih untuk cinta dari orang-orang tercinta...

Saat Ku Menatapnya

Penyakit sulit tidurku sepertinya mulai kumat kembali. Semua sudah terlelap malam ini. Tapi aku.. tak sedikitpun aku merasakan kantuk. Padahal tadi sore telah kutelan obat penghilang rasa sakit kepala karena sakitnya sudah tak tertahankan. Lagu-lagu pengantar tidur sudah aku kumandangkan tapi tak mampu mengundang mataku terlelap. 

Yo sudah terlelap sejak tadi. My Baby baru saja terlelap setelah kedua kakaknya terlelap lebih dahulu. Kurasa My Baby mulai terjangkiti penyakit yang sama denganku. Sulit tidur dan sulit bangun di pagi hari. Alhasil sering terlambat. Bahkan pernah terlambat dan tak diijinkan masuk kelas beberapa kali. Tapi herannya My Baby tak pernah hilang akal. Dari meminta pak Salam, driver kami untuk membuat surat bahwa mobilnya bermasalah dijalan, sampai mengendap-ngendap masuk kelas. "Aku heran dengan sekolah ini mami.. kenapa anak mau belajar kok dipersulit..."begitu ia mengeluh yang membuatku hampir tersedak. Aku sendiri juga heran kenapa sekolah ini selalu memulangkan anak-anak yang terlambat. Ya kalau kembali ke rumah.. kalau pergi yang tak jelas tujuannya kan malah merepotkan orang tua. "Seharusnya anak-anak yang telat itu diminta meringkas saja pelajaran yang tak mereka sukai.."pernah aku berkata seperti itu kepada My Baby dan ia menjawab.."aku lebih suka diminta membaca dan meringkas berlembar-lembar mami daripada disuruh pulang". "Tapi mami.. kalau gurunya gak asyik..kalau disuruh pulang enak juga.." kadang My Baby setuju dengan peraturan itu. Perkataan guru gak asyik menggelitikku untuk melontarkan pertanyaan apa kriteria guru gak asyik. Ternyata guru gak asyik itu guru yang meminta muridnya mencatat apa yang ditulis gurunya di papan tulis. Kalau cuman nyalin mah gak usah ada guru mami.. kita juga bisa sendiri..". Anak sekarang memang kritis-kritis kadang aku sering kehabisan kata.

Memandangi ketiga putriku yang telah terlelap membuatku makin mengucap syukur. Bersyukur dikarunia mereka dalam hidupku. Walau kondisi Yo tak bisa membantuku merawat anak-anak dan mencukupi semua kebutuhan anak-anak, aku merasa kuat menjalani semuanya. Putri-putriku adalah putri yang teramat manis untukku. Mereka punya keiinginan yang tak terpatahkan. Mereka tak mudah menyerah jika menginginkan sesuatu. Untuk mempertahankan ranking putriku rela belajar hingga larut malam dan membuang semua keinginannya untuk bermain. Untuk mendapatkan sekolah yang dituju mereka sudah berjuang dari semester satu diawal sekolah. Kadang aku malu jika memandingkan semangat belajarku dengan semangat belajar mereka.

Begitu juga jika mereka ingin menonton konser. Mereka tak pernah merepotkan aku. Menabung jauh-jauh hari. Namun jika kondisinya uangnya tak ada merekapun tak hilang akal. Seperti Konser Mika besok, mereka bisa mengupayakan tiket sendiri tanpa harus menguras kantongku. Mencari kuis yang menghadiahi Tiket untuk menonton konser. Dan mereka berhasil mendapatkan 4 tiket sekaligus. "mami mau ikut gak nonton konser..kita deh yang siapin tiketnya.." ajak putri-putriku. Besar keinginanku untuk menemani mereka seperti saat konser-konser sebelumnya. Tapi kakiku sudah bukan kaki tahun-tahun yang lalu.. sudah tak kuat aku berdiri terlalu lama. Akhirnya tiket jatahku dilepas oleh mereka dengan harga Rp. 450.000,00, untuk uang taksi dan uang makan mereka saat nonton besok. Aku menyimak diam-diam rencana ketiga putriku untuk persiapan menonton konser besok. Kedekatan mereka, keakraban mereka sungguh luar biasa.

Handphone, jejaring sosial  bukanlah momok yang perlu aku takutkan. Karena putriku tahu persis apa yang bisa dimanfaatkan dengan HP dan notebook yang berada di tangannya. Menulis Blog tentang fashion dengan konsisten, membaca kalimat-kalimat motivasi, mencari uang dari kuis atau lomba-lomba yang ada di twitter, bahkan mencari tiket gratis untuk menonton konser. Aku tak bisa marah jika mereka asyik dengan HP nya. Tak ada alasan yang bisa aku jadikan alat untuk membuat mereka meletakkan HP. Meminta mereka belajar dan menghentikan aktifitas ber HP nya pun tak bisa, karena mereka semua punya prestasi yang baik di sekolah. Paling disaat aku merasa diabaikan karena mereka asyik sendiri baru aku merajuk meminta perhatian mereka.

Memandangi ketiga putriku.. membuatku amat bersyukur.. ditengah beratnya beban yang aku rasakan.. mereka merupakan penghiburan untukku yang amat luar biasa. Aku kuat, aku semangat, aku termotivasi.. sungguh karena putriku. Merekalah role model untukku.. kadang aku malu sebagai mamanya yang tak bisa mencapai target yang ada dalam impianku.. aku kalah jauh dibanding dengan mereka bertiga. Aku tahu kenapa mereka bisa berpikir sejauh itu.. "aku bangga pada mbah (ibuku).. aku ingin nanti diwaktu tua bisa seperti mbah.."begitu ketiganya selalu berkata. Ya.. semua karena almarhumah Ibuku..

Ya Bapa.. beri aku kesehatan..kekuatan ..kesempatan untuk selalu bisa memberikan yang terbaik utuk ketiga putri-putriku.

Sampai kalimat-kalimat yang aku tuliskan mulai tak beraturan, sampai aku kehilangan kalimat  yang akan kutuliskan..kantukku tak kunjung juga tiba.. entah lari kemana kantukku sehingga sulit aku mengejarnya....

Sabtu, 20 April 2013

Putri yang Merdeka Cita-citanya



Ibu kita Kartini Putri sejati
Putri Indonesia Harum namanya

Ibu kita Kartini Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya Untuk merdeka

Wahai ibu kita Kartini Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya Bagi Indonesia

Ibu kita Kartini Putri jauhari
Putri yang berjasa Se Indonesia

Ibu kita Kartini Putri yang suci
Putri yang merdeka Cita-citanya

Wahai ibu kita Kartini Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya Bagi Indonesia

Ibu kita Kartini Pendekar bangsa
Pendeka kaum ibu Se-Indonesia

Ibu kita Kartini Penyuluh budi
Penyuluh bangsanya Karena cintanya

Wahai ibu kita Kartini Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya Bagi Indonesia



Itulah syair lagu Ibu Kita Kartini karangan WR Supratman. Ternyata panjang bukan syairnya. Tapi yang biasa kita nyanyikan hanya bagian depannya saja. 3 bait saja. Dari sekian bait yang panjang itu ada satu bait yang aku ulang baik-baik "Ibu kita Kartini Putri yang suci
Putri yang merdeka Cita-citanya"

Putri yang merdeka cita-citanya. Merdeka cita-citanya. Apakah aku sudah memerdekakan anak-anakku dalam menentukan cita-citanya. "Aku ingin sekolah fashion mami di Amerika..."kata sulungku.. "Aku ingin menjadi animal director mami.. atau aku ingin tahu tentang panda.."kata bungsuku. "Aku ingin menjadi dokter gigi.. ahhh dokter umum... sepertinya aku ambil teknik kimia saja mami tapi di UGM saja". Dan aku menjawabnya.. "kenapa tidak sekolah ekonomi saja, kenapa tidak di Jakarta saja.. kenapa tidak.. kenapa tidak..." atau aku menjawab.. "boleh di teknik kimia tapi di Jakarta aja ya.. kalau UGM nanti bagaimana kalau mami kangen.." atau "boleh fashion tapi di Jakarta saja ya.. jangan jauh-jauh..". Dan kadang kulihat anakku terisak pelan dan keluarlah air matanya.

Apakah aku sudah tidak memerdekakan cita-cita putri-putriku ? Apakah melarang putriku ke Bandung karena tak ikhlas dan terlalu kuatir juga termasuk kategori aku tak memerdekakan cita-cita mereka. "Aku sudah besar mami.. aku sudah bisa jaga diri.. kalau cara mami seperti ini aku tak kan pernah lihat dunia ini.."kata putri bungsuku sambil terisak-isak. Ohhh.. aku tersentak mendengar kata-katanya. "Kalau begitu mami temani ya.. " kataku mengalah.. tapi ternyata bukan soal ke Bandung nya.. tapi soal diijinkan pergi dengan teman-temannya. 

Mempunyai tiga putri bukanlah persoalan yang mudah. Apalagi dengan kondisi Yo saat ini. Semuanya harus kuputuskan sendiri dan kadang air mata putriku sudah membuatku berpikir apakah aku terlalu memproteksi. Kadang aku ngotot mempertahankan kehendakku tanpa mau tahu airmatanya, kadang aku luluh oleh airmatanya.

Tapi kulihat jika aku tak membatasi putri-putriku, mereka bertindak dengan penuh tanggung jawab. Putri sulungku. Kubiarkan ia dengan pilihan-pilihannya walau aku begitu takut dengan dunia fashion yang aku tahu begitu glamour dan dandanan yang kadang seronok. Dia begitu all out menjalani pilihannya. Tugas-tugas dari dosennya semua dikerjakan dengan sebaik-baiknya bahkan menurutku kadang terlihat terlalu sempurna. Melihatnya bagaimana dia mau berjuang membuat yang terbaik, aku jadi ingat bagaimana aku dulu saat SMA dan saat kuliah. Putriku sudah bisa menentukan kapan dia bisa bermain dengan teman-temannya dan kapan dia harus konsentrasi pada kuliahnya juga tahu kapan bisa asyik dengan blognya.

Putri kedua dan ketigaku. Aku begitu percaya bahwa mereka dapat mengatur waktu dengan sebaik-baiknya. Kapan harus belajar dan kapan harus bermain. Seingatku dari kelas 4 SD semua putriku sudah tahu kapan harus belajar dan kapan bermain-main. Putriku tahu kapan harus les kapan harus belajar sendiri di rumah. Mereka menentukan guru les nya sendiri. Menentukan waktu belajarnya sendiri. Aku bersyukur dulu mengikuti nasihat ibuku untuk tidak mencereweti anak untuk belajar. "Kalau mereka tahu kenapa mereka harus belajar dan apa manfaatnya belajar.. mereka akan belajar.. " begitu pesannya selalu. Ya ibuku tidak pernah belajar Quantum Learning, tapi apa yang diucapkan itu adalah Quantum Learning.. AMBAK (Apa Manfaatnya Bagi AKu)..yaitu motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental apa manfaat dan akibat-akibat dari suatu keputusan. Dan secara tak langsung kita juga telah mengajarkan anak-anak kita untuk mengambil keputusan. Jika kita mampu menciptakan minat anak-anak kita pada suatu subjek, maka biasanya anak-anak kita akan menuju pada minat-minat baru, menciptakan reaksi rantai yang terus menerus. Itu membantu anak-anak kita membuat keputusan dengan penuh keyakinan dan dapat melahirkan pribadi yang kuat.

Aku ingat dulu saat aku lulus SMA, aku tak bisa mengendarai kendaraan baik roda dua dan roda tiga. Ibuku yang mati-matian mengupayakan aku untuk bisa mengendarai kendaraan. Bahkan ibuku rela menemani aku belajar mengemudikan mobil. Ibu selalu megatakan nanti suatu saat kamu akan mengerti kenapa ibu memaksakan ini. Kalau kamu bisa mengendarai mobil kamu tak bergantung pada orang lain, kamu bisa mandiri. Apakah seumur hidupmu kita harus bergantung pada supir? pada kakakmu pada adikmu?. Kamu bisa pergi kemana kamu akan pergi. Ya.. ibuku selalu mengutarakan manfaat apa yang akan aku peroleh jika aku mengikuti sarannya. Saat aku memutuskan untuk tidak bekerja. Ibu ku mendiamkan aku beberapa saat, tetapi setelah itu ibu mengarahkan aku, memberikan pandangan-pandangan padaku baik buruknya jika aku memilih sebagai ibu rumah tangga. Dan kalau aku memilih mengikuti sarannya itu bukan karena paksaannya, karena aku sudah mengerti AMBAK, Apa Manfaatnya Bagi AKu. Apalagi sekarang disaat suamiku sakit..aku semakin mengerti kenapa ibuku memaksakan hal ini padaku. Aku makin melihat..inilah manfaatnya.

Saat marak penjualan kunci jawaban untuk Tryout dan UN. Putriku tak ada yang terpengaruh untuk membeli. Kenapa gak beli saja kataku sering memancing-mancing. Atau jangan-jangan udah beli..kataku menyelidik. "Kenapa sih mami gak percaya sama aku.. gak tahu aku ini bagaimana.. mami soal-soal UN itu adalah soal yang mudah.. kalau itu saja gak mampu jawab.. gimana nanti ujian masuk PTN...gimana nanti kalau diminta ngerjain soal..Lagian kenapa harus jadi orang yang gak percaya diri.. ya kalau bener jawabannya.. kalau salah..? Mendingan juga belajar.. dan aku belajar bukan hanya untuk lulus.. tapi karena aku ingin mengerti..ingin bisa.. " Aku kadang terpana dengan jawaban-jawabannya. Atau saat mereka saling curhat di mobil soal perlu tidaknya UN karena maraknya penjual jawaban. "Kenapa yang disalahkan UN nya.. kenapa yang disalahin yang jual jawaban.. kenapa yang disalahin gurunya.. ya yang salah ya yang beli jawaban lah.. yang gak percaya diri.." dan lagi-lagi aku hanya menyimaknya diam-diam. Diantara kekuatiranku mengenai kelulusan dengan yakinnya putriku merasa dirinya lulus. Kadang aku merasa anakku lebih dewasa daripada aku.

Ya aku bahagia menjadi ibu yang dibukakan pikirannya oleh anak-anakku. Walau kadang aku cemas tapi aku tekan rasa cemasku. Kadang aku kuatir tapi memang aku harus belajar menghilangkan rasa kuatirku. Kadang aku sedih jika aku bertanya pada mahasiswaku "kenapa memilih jurusan ini?" dan mereka menjawab.."karena mama ingin aku memilih jurusan ini..". Atau saat aku bertemu dengan seorang anak aku bertanya "nanti besar mau jadi apa..?" dan dia menjawab "maunya mama sih aku jadi dokter tapi aku maunya jadi pelukis". Jawaban-jawaban itulah yang akhirnya menguatkan aku untuk memerdekakan anak-anakku memilih.. memilih apa yang ingin dipilih. Aku sebagai ibunya berkewajiban mengarahkan dan mengingatkan atas apa yang dipilihnya..bukan melarang. Kalau ibu Kartini yang lahir 21 April 1879 saja sudah mempunyai impian untuk memerdekakan cita-citanya, untuk memerdekakan wanita.. kenapa kita kadang sulit memerdekakan anak-anak kita dalam menentukan cita-citanya. Saat mereka mampu membuat keputusan sendiri..sudah sepantasnya kita merayakannya. Seperti juga kita memberikan kebebasan untuk merayakan bersama teman-temannya berakhirnya UN, merayakan dengan dirinya sendiri setelah selesai mengerjakan tugas berhari-hari dengan bangun siang dihari sabtu atau minggu. Karena mereka pasti sudah tahu..kapan mereka harus bangun siang dan kapan harus bangun pagi.


Biarlah anak kita mengikuti suara hatinya lentera jiwanya... seperti lagu lentera jiwa ini..

Lama sudah kumencari Apa yang hendak kulakukan 
Sgala titik kujelajahi Tiada satupun kumengerti
Tersesatkah aku di samudra hidupmu
Kata-kata yang kubaca Terkadang tak mudah kucerna 
Bunga-bunga dan rerumputan Bilakah kau tahu jawabnya
Inikah jalanku inikah takdirku
Kubiarkan kumengikuti suara dalam hati 
Yang slalu membunyikan cinta 
Kupercaya dan kuyakini murninya nurani 
Menjadi penunjuk jalanku Lentera jiwaku
Kubiarkan kumengikuti suara dalam hati 
Yang slalu membunyikan cinta 
Kupercaya dan kuyakini murninya nurani 
Menjadi penunjuk jalanku Lentera jiwaku

 



Senin, 15 April 2013

Selamat Ulang Tahun Yo

Hari ini Yo berulang tahun
51 tahun sudah umurnya
Tapi penyakitnya telah membuat ia tak seperti seorang Pria yang berumur 51 tahun.

Tiga tahun sudah bahkan lebih kami melewatinya..
Situasi yang kadang membuat kepala kami rasanya mau pecah
Situasi yang bisa membuat kami meledak-ledak
Situasi yang membuat kami menangis terisak-isak.
Situasi yang bisa membuat kami terbahak-bahak mentertawakan kebodohan kami sendiri.


Tiga tahun lebih kami menanti..
Ingatannya bisa kembali sempurna
Tapi tak juga datang..
Tapi tak juga menjadi kenyataan

Tiga tahun lebih putri kami menanti
Melihat papa nya seperti yang dulu
Yang bisa menjadi teman belajar
Yang bisa membantu memecahkan tugas yang sulit
Yang rela membagi bagiannya untuk mereka

Tiga tahun lebih kami menanti
Yo mampu memanggil kami seperti yang dulu
Tapi itu masih menjadi mimpi

Tiga tahun lebih kami berkomunikasi
Dengan menebak-nebak
Dengan menerka-nerka
Dengan mengira-ngira

Tiga tahun lebih kami meributkan
soal makanan
soal kedokter
soal ke Lab
Tapi kami tak pernah bisa membuat Yo tergerak
Yo terlalu seenaknya..

Dulu air mata kami air mata keperihan...
Sekarang air mata kami air mata bahagia
saat Yo mampu melakukan hal yang baru

Pahit..??
Ya amat pahit..
Tapi inilah yang ada di depan kami
Yang harus kami hadapi walau teramat berat..
Yang harus kami hadapi dengan senyum dan hati yang penuh Syukur pada Nya.

Selamat ulang tahun Yo..
Kami hanya berharap Yo tahu satu hal..
Kami memang sering melarang...
Itu karena rasa sayang kami.. yang begitu besar..

Selamat ulang tahun Yo..
Kami ingin melihat Yo yang dulu..
Kami rindu bisa berbagi cerita..
Tentang apa saja....

Selamat Ulang tahun Yo
maafkan jika aku terlambat pulang
Janjiku hari ini terasa seperti janji palsu..
Kue pun hanya martabak manis diberi magic candle..
Tapi kamu lihat Yo.. kami semua bahagia berada di sisimu..

Selamat Ulang tahun Yo
Tuhan amat sayang pada kita...
Kita pasti mampu melaluinya..

15 April 2013







Jumat, 29 Maret 2013

Suatu Saat.... lewat Tulisan Tangan

Masih aku ingat saat aku diberikan tugas oleh pak Bayu untuk mencari satu orang yang mau dibaca tulisan tangannya. Saat aku mendengar dia menugaskan seperti itu, ingin rasanya aku lari saja dari pelatihan ini. Yaaa rasanya mencari orang yang mau diganggu dihotel ini dan mau diketahui masalahnya dan kepribadiannya dengan suka rela .. mana mungkin ada yang mau.
Tapi demi martabat dan nama baik yaaa dengan amat sangat terpaksa aku cari juga orang yang mau dibaca-baca tulisan tangannya.

Akhirnya langkahku berhenti di resepsonis. Ada seorang petugas pria yang berbadan tegap dan jangkung yang berdiri disana. Tampan menurut ukuranku. Dan ternyata tak berkeberatan untuk dibaca tulisannya bahkan begitu antusias.. 

Dengan senang hati dia menuliskan apa yang aku minta. Menuruti semua perintahku. Sedang kan aku sibuk mereka-reka apa arti dibalik tulisan tangannya. Mau mati saja rasanyaaaaaa. Sepertinya semua isi buku yang sudah aku baca dan semua yang telah dijelaskan oleh pak Bayu hilang lenyap tanpa bekas.. 

Kucerna satu persatu tulisannya. Aku bahas satu persatu berdasarkan yang aku ingat lebih dahulu. Pertama-tama tanda tangannya. Mas pasti lebih suka dipanggil dengan nama belakang yaaa.. "loh kok ibu tahu..." nahhh kalimat ini sedikit memberi semangat. Kok nametagnya pake nama yang didepan mas... kan mas sukanya dipanggil dengan nama belakang. Mas nya tersenyum..amat manis.. hahaha..aku jadi cuci mata.. cakep-cakep kok gak jadi model saja sih mas...
"Habis dari awal kerja temen-temen sudah terlanjur manggil nama depan sih bu.. jadi susah mau ganti nama belakang..".

Mas ini mesti tanda tangan dari remaja belum pernah ganti ya... "loh kok ibu tahu..." hahaha bahagia rasanya kalau dijawab begitu. Rasanya aku sedang jadi mama Loren. Mulailah dia bercerita soal tanda tangannya yang berbintang itu. Jadi dia yang banyak curhat.. aku mendengarkan baik-baik dan menyimak. "Saya pengen ganti tanda tangan bu...kasih saran dong gimana baiknya..."... gleg gleg gleg.. aku mau ganti tanda tangan aja sampai sekarang gak jadi-jadi..masih mencari dan mencari.. mana yang terbaik. Akhirnya berdasarkan jurus-jurus yang sudah dipelajari dan tersangkut dikepala aku menjelaskan kepada mas yang tampan ini. Dia mengangguk-angguk tanda setuju. Mudah-mudahan gak ada yang salah ya mas... maklum mas masih belajar.

Kemudian kulihat huruf d nya.. mas ini pasti perasaan nya sehalus kulit wajahnya.. hahaha.. mata ini kayaknya perlu disekolahin juga.. Lagi-lagi dia mengangguk-angguk dan curhat sendiri. Haduh senengnya kalau dapat klien seperti ini.

Kemudian dengan perlahan aku menanyakan apakah ada masalah dalam kehidupan keluarganya.. dengan ayah atau pasangan.. karena terbaca demikian di tulisannya.. "saya sedang dalam proses cerai bu.." Haduh rasanya kalau bisa aku pengen udahan saja... rasanya gak tega mengudak-ngudak perasaan dan persoalannya.
"Bu..saya ingin mengubah tulisan saya.. supaya saya tidak sensitif dan supaya tidak terbaca kalau saya sedang punya masalah perceraian..."katanya lagi.  Begini mas.. kita bisa kok mencoba mengubah tulisan kita kalau kita punya kemauan, memang agak susah karena semua keluar dari alam bawah sadar kita.. tapi coba mas bandingkan ya tulisan saat pacaran, pengantin baru, dan saat sekarang dan nanti setelah proses perceraian selesai ya.. kataku sedikit sok tahu.. dari mana juga tu kalimat sampe bisa keluar.

Terus terang.. aku amat takut kalau salah bicara... dengan alasan sudah saatnya balik lagi ke tempat pelatihan aku meninggalkannya setelah mengucapkan terima kasih dan mendoakan semoga kedepan semuanya lebih baik. Aku salut padanya.. yang mau dengan kesadaran sendiri untuk melakukan perubahan.

Benar-benar tugas yang sulit.. lebih baik aku diminta untuk menawarkan kredit tabungan atau deposito saja daripada mendapatkan tugas seperti ini. Bukan apa-apa.. ilmumu ku masih rendah sekali..dan blank..

Di lift aku merenung-renung sendiri.. kenapa kok bisa pas ya..apakah ini kebetulan... atau memang  benar tulisan tangan kita itu adalah dunia yang penuh kejujuran... 







Maafkan mama...

Hari ini.. aku telah membuat sulungku menangis..
Menangis yang paling memilukan dihati dan telingaku
Hanya karena urusan sepele.. baju bekas..
Entah kenapa semua uneg-uneg dan kekesalanku selama ini
atas sikap anak-anakku kulepaskan begitu saja..
Dan setelah itu aku menangis dalam kesendirian..

Seandainya anak-anakku tahu..
betapa aku merasa berat menjalani semua kehidupanku yang berubah dalam tiga tahun ini
Kehidupan tanpa komunikasi..
Kehidupan yang memaksa aku untuk mampu berjuang sendiri..
Tiap hari kusimpan sendiri resahku, gelisahku..yang tak bisa kuceritakan pada anak-anakku..
Betapa aku mencari pelarian untuk membahagiakan diriku sendiri..
Betapa aku mencari penyelesaian sendiri untuk masalah-masalah pribadi yang kuhadapi sendiri
Betapa aku merasakan sepi.. takut..kuatir.. yang hanya kubisa kusimpan sendiri..
Dan tersedu-sedu dalam tidurku..
Dan mengeluhkan semua ini pada Nya..
Mencoba untuk selalu mengucap syukur atas semua derita yang aku rasakan..
Mencoba tertawa untuk menutupi tangis yang aku tahan...


Sudah kuminta maaf pada sulungku..
tapi sulungku masih menyimpan marahnya.. walau dibalut tangis yang masih tersedu-sedu
"aku capek mama..aku capek..."
ya mama tahu.. kamu capek.. semua yang dirumah ini capek..
Tiga tahun ini memang masa yang melelahkan hati kita..
Tapi tolonglah mengerti...
Kita semua bisa meledak tanpa terduga.. karena kita semua menahannya..
memampukan diri untuk mencoba menerima.. walau sakit...

Maafkan mamamu ini..
yang tak dapat mengekang lidah dan emosi..
tak ada keinginan sedikitpun untuk melukaimu..
mama hanya ingin diajak bicara..bahkan untuk hal-hal yang kecil sekalipun..
Apa yang mama lakukan.. semua hanya untuk membahagiakan semua anak-anak mama..
Kalau mama mampu bertahan saat ini .. ini karena kalian semua anak-anak mama..

Maafkan mama....


Ijinkan aku Tuhan...

Tiap pagi pak Anto Toding mengirimkan sarapan pagi berupa Firman Tuhan. Pak Anto selalu rajin membroadcast sarapan pagi kepada kami teman-temannya. Kadang aku membacanya selintas dengan alasan terburu-buru waktu, tapi tak jarang seperti Tuhan mengarahkan aku untuk membacanya dengan hikmat dan merenungkannya. Dan aku merasakan disaat aku tiba-tiba ingin mengetahui dan membacanya sampai akhir itu pasti merupakan peringatan Tuhan untuk sikap-sikapku yang harus segera dibereskan. 
Seperti di kemarin pagi ketika aku membaca mengenai sikap seorang pemimpin. Diceritakan mengenai sikap Pilatus dalam mengambil keputusan mengenai Yesus. Pilatus tahu..mana yang benar dan mana yang salah tapi dia tak mau melakukan. Seperti ini kisahnya,

SANTAPAN HARIAN
Kamis, 28 Maret 2013
Baca: Matius 27:11-31

TAHU, TETAPI TIDAK MELAKUKAN
Pada waktu rezim apartheid di Afrika Selatan berhasil digulingkan, Nelson Mandela naik utk menjadi pemimpin Afrika Selatan. Ia adalah seorang tokoh lokal yg memimpin perjuangan Afrika Selatan utk terbebas dari politik apartheid. Politik apartheid memisahkan org kulit hitam dari org kulit putih. Org kulit putih berlaku sbg kaum yg berkuasa. Hal yg menarik adalah ketika ia menjadi presiden, Nelson Mandela justru mengajak org² kulit putih utk bekerja bersamanya. Keputusannya itu menuai banyak protes dari org² di sekitarnya, termasuk rakyatnya. Namun Nelson Mandela tetap pada keputusannya. Pada akhirnya ia dapat membuat org² kulit hitam & kulit putih berdamai & bersama membangun Afrika Selatan.

Sepenggal kisah mengenai Nelson Mandela di atas sangat menarik krn menunjukkan seorang pemimpin yg tegas dalam mengambil keputusan yg menurutnya baik tanpa terpengaruh suara² lain di sekitarnya. Hal ini bertolak belakang dgn sikap yg ditunjukkan oleh Pilatus dalam bacaan kita kali ini. Pilatus sbg seorang pemimpin tdk memiliki sikap yg tegas dalam mengambil keputusan. Ia mengetahui kebenaran bhw Yesus tdk bersalah (23). Akan tetapi ia tdk mengikuti apa yang ia tahu benar melainkan mendengarkan kata² rakyatnya yg terbakar emosi (26). Ia menuruti istrinya utk tdk terlibat dlm kasus ini. Solusi yg ia tawarkan hanyalah utk keamanan diri (17). Padahal ia bertanggung jwb utk menyelesaikan & memiliki wewenang utk memutuskan. Ia melakukan cuci tangan & tidak mau dianggap bersalah (24).

Sebagai seorang pengikut Kristus, di manakah posisi kita pada saat ini? Apakah kita menjadi seorang pengikut yg memperjuangkan kebenaran ataukah kita adalah seorang pengikut yg mencari aman, bahkan akan cuci tangan kalau hal tersebut mengandung risiko? Apalagi kalau kita dipercaya menjadi seorang pemimpin, beranikah kita menegakkan kebenaran dgn tdk mencari kepentingan atau keuntungan diri sendiri? Amin.

Bukankah acapkali sikapku seperti itu. Trauma masa lalu mengajarkanku untuk lebih baik diam daripada kehilangan dan dibenci oleh sahabat maupun teman. Aku merasakan betapa sakitnya perbedaan pendapat, betapa menyakitkan kehilangan teman karena perbedaan pendapat. Aku dulu berpikir perbedaan pendapat itu makin memperkaya diri kita, tapi ternyata itu pendapat yang tidak benar. Perbedaan pendapat adalah penyebab kesalahpahaman, ketersinggungan dan kehilangan teman-teman dan yang menyedihkan kehilangan sahabat-sahabat.

Saatku tahu bagaimana duduk persoalan yang sebenarnya, aku sekarang tak terlalu ingin bicara. Karena banyak juga sahabatku yang mengatakan "sing waras ngalah" atau "udah diam sajalah nanti berantem lagi..urusan gak akan pernah selesai". Apalagi jika pengambilan keputusan sudah berdasarkan suara terbanyak, dan mayoritas menyetujui. Apakah ada gunanya lagi berbicara ? Apakah ada gunanya lagi menyatakan kebenaran ?
Dan tiba-tiba di pagi itu aku membaca Santapan Harian yang dikirimkan pak Anto Toding. Betapa aku sama dengan Pilatus.. aku lebih memilih mencari aman. Mengikuti saja apa yang menjadi suara terbanyak walau kadang aku ingin mengatakan apa yang aku tahu. Tapi ya sudahlah.. aku lebih mempercayai kata hatiku "waktu nanti yang akan membuktikan"

Aku sering teringat betapa dulu aku begitu berani menyatakan ketidaksetujuanku, apa isi kepalaku, apa yang aku tahu, walau itu berbeda. Sehingga aku berselisih dengan sahabat-sahabatku, aku penyebab banyak kekacauan dan kesalahpahaman..dan yang lebih parah perpecahan atas persahabatan yang telah kami bina bertahun-tahun. Sampai satu saat aku berada pada satu titik aku merasa bahwa kekerasan kepalaku tak ada gunanya.. karena aku kehilangan sahabat-sahabatku. Apa sebenarnya yang aku cari..???? Dan saat ini.. walau aku tahu diam itu salah, aku masih memilih lebih baik aku diam saja. Aku merasakan aku lebih nyaman..aku merasa lebih tentram dan aku bisa menikmati apa yang memang aku ingin nikmati.

Aku memang penuh dosa, penuh sakit hati, penuh dendam.. aku ingin mengikisnya menghilangkannya. Aku ingin punya arti untuk sesamaku.. bukan penghambat sesamaku.. walau aku tahu ada yang aku korbankan dengan pilihanku itu.

Tuhan..betapa banyak dosaku.. ampuni aku Tuhan
Ijinkan aku Tuhan.. saat ini aku untuk berdiam diri..
Untuk menahan perasaanku..lidahku..
Untuk belajar lebih sabar..
Untuk belajar santun menyampaikan pendapat..
Untuk belajar menghargai perasaan orang lain..
Bukan berkata "aku adalah orang yang terus terang dan apa adanya.. inilah aku.." tanpa mau mengerti perasaan orang yang mendengarkan perkataanku...
Biarlah kejadian ini mampu mendewasakan aku..
Memperbaiki semua kesalahan sikapku..

Aku mencintai semua sahabatku..
Ajari aku Tuhan
untuk selalu mengasihi sahabat-sahabatku dalam Kasih Tuhan Yesus.
Kasih Tuhan Yesus yang rela dikhianati, difitnah, dimaki, dicerca, dicambuk, dipukul, ditusuk duri, dipaku, ditombak, dan disalib, demi kami anak-anakMu yang penuh dosa.. tapi selalu mengampuni...
Kenapa aku tak mampu mengampuni... apakah yang kutanggung lebih berat dari yang Tuhan Yesus tanggung.. ahh.. tak ada apa-apanya Tuhan dibanding apa yang Tuhan Yesus harus tanggung.

Ajari aku Tuhan untuk menghapus dendamku dan selalu mengampuni....seperti Engkau mengampuni kesalahan kami.

Amin..


Sebuah Renungan di Jumat Agung.