Biar Disapu Ombak

Biar Disapu Ombak
Lupakan.. lalu semuanya akan selesai...

Sabtu, 20 April 2013

Putri yang Merdeka Cita-citanya



Ibu kita Kartini Putri sejati
Putri Indonesia Harum namanya

Ibu kita Kartini Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya Untuk merdeka

Wahai ibu kita Kartini Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya Bagi Indonesia

Ibu kita Kartini Putri jauhari
Putri yang berjasa Se Indonesia

Ibu kita Kartini Putri yang suci
Putri yang merdeka Cita-citanya

Wahai ibu kita Kartini Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya Bagi Indonesia

Ibu kita Kartini Pendekar bangsa
Pendeka kaum ibu Se-Indonesia

Ibu kita Kartini Penyuluh budi
Penyuluh bangsanya Karena cintanya

Wahai ibu kita Kartini Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya Bagi Indonesia



Itulah syair lagu Ibu Kita Kartini karangan WR Supratman. Ternyata panjang bukan syairnya. Tapi yang biasa kita nyanyikan hanya bagian depannya saja. 3 bait saja. Dari sekian bait yang panjang itu ada satu bait yang aku ulang baik-baik "Ibu kita Kartini Putri yang suci
Putri yang merdeka Cita-citanya"

Putri yang merdeka cita-citanya. Merdeka cita-citanya. Apakah aku sudah memerdekakan anak-anakku dalam menentukan cita-citanya. "Aku ingin sekolah fashion mami di Amerika..."kata sulungku.. "Aku ingin menjadi animal director mami.. atau aku ingin tahu tentang panda.."kata bungsuku. "Aku ingin menjadi dokter gigi.. ahhh dokter umum... sepertinya aku ambil teknik kimia saja mami tapi di UGM saja". Dan aku menjawabnya.. "kenapa tidak sekolah ekonomi saja, kenapa tidak di Jakarta saja.. kenapa tidak.. kenapa tidak..." atau aku menjawab.. "boleh di teknik kimia tapi di Jakarta aja ya.. kalau UGM nanti bagaimana kalau mami kangen.." atau "boleh fashion tapi di Jakarta saja ya.. jangan jauh-jauh..". Dan kadang kulihat anakku terisak pelan dan keluarlah air matanya.

Apakah aku sudah tidak memerdekakan cita-cita putri-putriku ? Apakah melarang putriku ke Bandung karena tak ikhlas dan terlalu kuatir juga termasuk kategori aku tak memerdekakan cita-cita mereka. "Aku sudah besar mami.. aku sudah bisa jaga diri.. kalau cara mami seperti ini aku tak kan pernah lihat dunia ini.."kata putri bungsuku sambil terisak-isak. Ohhh.. aku tersentak mendengar kata-katanya. "Kalau begitu mami temani ya.. " kataku mengalah.. tapi ternyata bukan soal ke Bandung nya.. tapi soal diijinkan pergi dengan teman-temannya. 

Mempunyai tiga putri bukanlah persoalan yang mudah. Apalagi dengan kondisi Yo saat ini. Semuanya harus kuputuskan sendiri dan kadang air mata putriku sudah membuatku berpikir apakah aku terlalu memproteksi. Kadang aku ngotot mempertahankan kehendakku tanpa mau tahu airmatanya, kadang aku luluh oleh airmatanya.

Tapi kulihat jika aku tak membatasi putri-putriku, mereka bertindak dengan penuh tanggung jawab. Putri sulungku. Kubiarkan ia dengan pilihan-pilihannya walau aku begitu takut dengan dunia fashion yang aku tahu begitu glamour dan dandanan yang kadang seronok. Dia begitu all out menjalani pilihannya. Tugas-tugas dari dosennya semua dikerjakan dengan sebaik-baiknya bahkan menurutku kadang terlihat terlalu sempurna. Melihatnya bagaimana dia mau berjuang membuat yang terbaik, aku jadi ingat bagaimana aku dulu saat SMA dan saat kuliah. Putriku sudah bisa menentukan kapan dia bisa bermain dengan teman-temannya dan kapan dia harus konsentrasi pada kuliahnya juga tahu kapan bisa asyik dengan blognya.

Putri kedua dan ketigaku. Aku begitu percaya bahwa mereka dapat mengatur waktu dengan sebaik-baiknya. Kapan harus belajar dan kapan harus bermain. Seingatku dari kelas 4 SD semua putriku sudah tahu kapan harus belajar dan kapan bermain-main. Putriku tahu kapan harus les kapan harus belajar sendiri di rumah. Mereka menentukan guru les nya sendiri. Menentukan waktu belajarnya sendiri. Aku bersyukur dulu mengikuti nasihat ibuku untuk tidak mencereweti anak untuk belajar. "Kalau mereka tahu kenapa mereka harus belajar dan apa manfaatnya belajar.. mereka akan belajar.. " begitu pesannya selalu. Ya ibuku tidak pernah belajar Quantum Learning, tapi apa yang diucapkan itu adalah Quantum Learning.. AMBAK (Apa Manfaatnya Bagi AKu)..yaitu motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental apa manfaat dan akibat-akibat dari suatu keputusan. Dan secara tak langsung kita juga telah mengajarkan anak-anak kita untuk mengambil keputusan. Jika kita mampu menciptakan minat anak-anak kita pada suatu subjek, maka biasanya anak-anak kita akan menuju pada minat-minat baru, menciptakan reaksi rantai yang terus menerus. Itu membantu anak-anak kita membuat keputusan dengan penuh keyakinan dan dapat melahirkan pribadi yang kuat.

Aku ingat dulu saat aku lulus SMA, aku tak bisa mengendarai kendaraan baik roda dua dan roda tiga. Ibuku yang mati-matian mengupayakan aku untuk bisa mengendarai kendaraan. Bahkan ibuku rela menemani aku belajar mengemudikan mobil. Ibu selalu megatakan nanti suatu saat kamu akan mengerti kenapa ibu memaksakan ini. Kalau kamu bisa mengendarai mobil kamu tak bergantung pada orang lain, kamu bisa mandiri. Apakah seumur hidupmu kita harus bergantung pada supir? pada kakakmu pada adikmu?. Kamu bisa pergi kemana kamu akan pergi. Ya.. ibuku selalu mengutarakan manfaat apa yang akan aku peroleh jika aku mengikuti sarannya. Saat aku memutuskan untuk tidak bekerja. Ibu ku mendiamkan aku beberapa saat, tetapi setelah itu ibu mengarahkan aku, memberikan pandangan-pandangan padaku baik buruknya jika aku memilih sebagai ibu rumah tangga. Dan kalau aku memilih mengikuti sarannya itu bukan karena paksaannya, karena aku sudah mengerti AMBAK, Apa Manfaatnya Bagi AKu. Apalagi sekarang disaat suamiku sakit..aku semakin mengerti kenapa ibuku memaksakan hal ini padaku. Aku makin melihat..inilah manfaatnya.

Saat marak penjualan kunci jawaban untuk Tryout dan UN. Putriku tak ada yang terpengaruh untuk membeli. Kenapa gak beli saja kataku sering memancing-mancing. Atau jangan-jangan udah beli..kataku menyelidik. "Kenapa sih mami gak percaya sama aku.. gak tahu aku ini bagaimana.. mami soal-soal UN itu adalah soal yang mudah.. kalau itu saja gak mampu jawab.. gimana nanti ujian masuk PTN...gimana nanti kalau diminta ngerjain soal..Lagian kenapa harus jadi orang yang gak percaya diri.. ya kalau bener jawabannya.. kalau salah..? Mendingan juga belajar.. dan aku belajar bukan hanya untuk lulus.. tapi karena aku ingin mengerti..ingin bisa.. " Aku kadang terpana dengan jawaban-jawabannya. Atau saat mereka saling curhat di mobil soal perlu tidaknya UN karena maraknya penjual jawaban. "Kenapa yang disalahkan UN nya.. kenapa yang disalahin yang jual jawaban.. kenapa yang disalahin gurunya.. ya yang salah ya yang beli jawaban lah.. yang gak percaya diri.." dan lagi-lagi aku hanya menyimaknya diam-diam. Diantara kekuatiranku mengenai kelulusan dengan yakinnya putriku merasa dirinya lulus. Kadang aku merasa anakku lebih dewasa daripada aku.

Ya aku bahagia menjadi ibu yang dibukakan pikirannya oleh anak-anakku. Walau kadang aku cemas tapi aku tekan rasa cemasku. Kadang aku kuatir tapi memang aku harus belajar menghilangkan rasa kuatirku. Kadang aku sedih jika aku bertanya pada mahasiswaku "kenapa memilih jurusan ini?" dan mereka menjawab.."karena mama ingin aku memilih jurusan ini..". Atau saat aku bertemu dengan seorang anak aku bertanya "nanti besar mau jadi apa..?" dan dia menjawab "maunya mama sih aku jadi dokter tapi aku maunya jadi pelukis". Jawaban-jawaban itulah yang akhirnya menguatkan aku untuk memerdekakan anak-anakku memilih.. memilih apa yang ingin dipilih. Aku sebagai ibunya berkewajiban mengarahkan dan mengingatkan atas apa yang dipilihnya..bukan melarang. Kalau ibu Kartini yang lahir 21 April 1879 saja sudah mempunyai impian untuk memerdekakan cita-citanya, untuk memerdekakan wanita.. kenapa kita kadang sulit memerdekakan anak-anak kita dalam menentukan cita-citanya. Saat mereka mampu membuat keputusan sendiri..sudah sepantasnya kita merayakannya. Seperti juga kita memberikan kebebasan untuk merayakan bersama teman-temannya berakhirnya UN, merayakan dengan dirinya sendiri setelah selesai mengerjakan tugas berhari-hari dengan bangun siang dihari sabtu atau minggu. Karena mereka pasti sudah tahu..kapan mereka harus bangun siang dan kapan harus bangun pagi.


Biarlah anak kita mengikuti suara hatinya lentera jiwanya... seperti lagu lentera jiwa ini..

Lama sudah kumencari Apa yang hendak kulakukan 
Sgala titik kujelajahi Tiada satupun kumengerti
Tersesatkah aku di samudra hidupmu
Kata-kata yang kubaca Terkadang tak mudah kucerna 
Bunga-bunga dan rerumputan Bilakah kau tahu jawabnya
Inikah jalanku inikah takdirku
Kubiarkan kumengikuti suara dalam hati 
Yang slalu membunyikan cinta 
Kupercaya dan kuyakini murninya nurani 
Menjadi penunjuk jalanku Lentera jiwaku
Kubiarkan kumengikuti suara dalam hati 
Yang slalu membunyikan cinta 
Kupercaya dan kuyakini murninya nurani 
Menjadi penunjuk jalanku Lentera jiwaku

 



Senin, 15 April 2013

Selamat Ulang Tahun Yo

Hari ini Yo berulang tahun
51 tahun sudah umurnya
Tapi penyakitnya telah membuat ia tak seperti seorang Pria yang berumur 51 tahun.

Tiga tahun sudah bahkan lebih kami melewatinya..
Situasi yang kadang membuat kepala kami rasanya mau pecah
Situasi yang bisa membuat kami meledak-ledak
Situasi yang membuat kami menangis terisak-isak.
Situasi yang bisa membuat kami terbahak-bahak mentertawakan kebodohan kami sendiri.


Tiga tahun lebih kami menanti..
Ingatannya bisa kembali sempurna
Tapi tak juga datang..
Tapi tak juga menjadi kenyataan

Tiga tahun lebih putri kami menanti
Melihat papa nya seperti yang dulu
Yang bisa menjadi teman belajar
Yang bisa membantu memecahkan tugas yang sulit
Yang rela membagi bagiannya untuk mereka

Tiga tahun lebih kami menanti
Yo mampu memanggil kami seperti yang dulu
Tapi itu masih menjadi mimpi

Tiga tahun lebih kami berkomunikasi
Dengan menebak-nebak
Dengan menerka-nerka
Dengan mengira-ngira

Tiga tahun lebih kami meributkan
soal makanan
soal kedokter
soal ke Lab
Tapi kami tak pernah bisa membuat Yo tergerak
Yo terlalu seenaknya..

Dulu air mata kami air mata keperihan...
Sekarang air mata kami air mata bahagia
saat Yo mampu melakukan hal yang baru

Pahit..??
Ya amat pahit..
Tapi inilah yang ada di depan kami
Yang harus kami hadapi walau teramat berat..
Yang harus kami hadapi dengan senyum dan hati yang penuh Syukur pada Nya.

Selamat ulang tahun Yo..
Kami hanya berharap Yo tahu satu hal..
Kami memang sering melarang...
Itu karena rasa sayang kami.. yang begitu besar..

Selamat ulang tahun Yo..
Kami ingin melihat Yo yang dulu..
Kami rindu bisa berbagi cerita..
Tentang apa saja....

Selamat Ulang tahun Yo
maafkan jika aku terlambat pulang
Janjiku hari ini terasa seperti janji palsu..
Kue pun hanya martabak manis diberi magic candle..
Tapi kamu lihat Yo.. kami semua bahagia berada di sisimu..

Selamat Ulang tahun Yo
Tuhan amat sayang pada kita...
Kita pasti mampu melaluinya..

15 April 2013