Biar Disapu Ombak

Biar Disapu Ombak
Lupakan.. lalu semuanya akan selesai...

Selasa, 25 Maret 2014

Aku sudah mampu menghapus air mataku sendiri

Malam ini,
saat menembus malam dalam derasnya hujan..
kejadian bertahun-tahun lalu terkuak kembali

Saat seseorang dengan setia
menemaniku mengikutiku menembus malam
sampai tepat di depan rumahku..

Dulu aku selalu berharap
Dia akan melangkah kembali kehadapanku
Menepati semua janji-janjinya..

Sampai seorang Hypnoterapis menyadarkanku
Tugasnya sudah selesai untuk menghapus airmatamu
Tuhan sudah yakin, kamu mampu menghapus airmata itu sendiri..
Lepaskan..

Kuhapus airmataku..
Ya aku sudah mampu menghapusnya sendiri
walau aku belum mampu melepaskan dia dalam kelamnya malam...



========
Terima kasih untuk seseorang yang telah mau berjalan bersamaku disaatku limbung
Menghapus airmataku..menemaniku menembus malam yang kelam...
lalu menghilang dalam pekatnya malam...



http://sugengrahmanto.wordpress.com/2013/06/28/7-keajaiban-setelah-menangis/

 
Cerita yang terpotong, terpotong-potong..tinggal sepotong



Sabtu, 22 Maret 2014

OS1 pun Bisa Cemburu


Sebenarnya aku bukan pengamat perfilman. Flm apa saja yang sedang tayang dan mana yang berkualitas pun aku tidak tahu. Memalukan sih tapi biar aja deh. Rata-rata aku nonton film karena terprovokasi. Oleh iklan, atau kata teman. Teman bilang bagus ya berarti bagus. Walau nanti di dalam Studio XXI or Blitz aku tertidur, aku tak pernah menyesali keputusan yang aku buat untuk memilih film berdasarkan kata teman atau kata iklan.

 http://www.herthemovie.com/#/post/74084776384/brothertedd-her-movie-poster-by-tom-vanleenhove

HER.. ini juga tertonton karena provokasi seorang penulis berkaliber di Marketing, bukan penulis novel apalagi puisi. Mungkin aja sih dia bisa nulis itu semua, tapi yang jelas 50 buku yang sudah beredar setahuku belum ada yang berisi novel apalagi puisi. Kalaupun dia menulis resensi film jelas pasti pakai kacamatanya sebagai seorang konsultan di bidang marketing. Bisa dibayangkan Konsultan Marketing menulis resensi film.. Nah.. pasti yang baca jadi luar biasa penasaran.
Penasaran ?? nih baca aja tulisannya..biar aku gak perlu cerita kayak apa kita dibikin penasaran..
Sabtu kemarin sebenarnya rencananya cuman pengen denger pemaparan cenayang kita mbak Wulan soal Ekspor dan soal Coklat. Selanjutnya kopi darat. Tapi karena penasaran dengan si "HER" akhirnya aku ganti memprovokasi teman-teman untuk menonton HER. Putriku tak terlalu berminat soalnya. Putriku itu selalu berpendapat, kalau teman mami bilang bagus..pasti gak bagus untuk putri-putriku, itu selera orang-orang yang sudah berumur.. hmmm..

My baby bilang.. itu film sudah lama diputarnya mami.. kenapa mami baru penasaran sekarang. Sulungku cuman menanggapi sekilas, aku gak tahu mami gak pernah dengar. Dan jelas mereka gak akan mencari tahu, karena pendapat teman mami berarti pendapat orang yang sudah berumur..apalagi diajak nonton. 

Akhirnya setelah berhasil memprovokasi 7 orang teman, 6 diantaranya Jomblo, pergilah kami beramai-ramai ke Gading XXI. Gak sadar umur juga sih.. rasanya. Tapi biarlah. Daripada nonton sendirian kan lebih baik nonton rame-rame.

Karena antrian kami masuk studio terlambat. Seharusnya XXI punya counter khusus untuk film yang jam tayangnya udah mepet.Jadi gak buang waktu untuk ngantri. Ternyata yang nonton juga cuman setengah dari isi studio. Bener juga kata my baby ini film udah lama tayang.. atau film ini rada-rada berat ya.. or bosenin kali ya, bahkan 2 orang disebelahku sudah cap cus sebelum film berakhir.

Film yang katanya buat remaja ini, ternyata banyak juga adegan Hot nya.. wahhh.. gimana ini. Belum lagi desahan-desahan suara wanita termasuk Samantha. Dapat dipastikan setelah selesai nonton yang di bahas adalah soal "ekor kucing".  Kok mas Siwo gak ngomong sih kalo ada "ekor kucing" nya.. atau itu "ekor kucing" maksudnya apa ya.. hehehe.. gak penting kan.. tapi nyangkut dengan rapi di otak para jomblo-jomblo itu...termasuk di otakku hahaha...

Aku gak terlalu tahu siapa itu Spike Jonze, gimana sepak terjangnya di film. Her ini salah satu karya filmnya. Masuk nominasi best picture di ajang Academy Award dan best screenplay di Writers Guild of America dan Golden Globes. Her ini katanya cerita teknology dimasa depan dimana entar bakalan ada "Digital Love". Entah tahun berapa.

Walau judulnya Her, tapi yang jadi pemeran utama yang keliatan adalah Joaquin Phonix yang memerankan Theodore Wimbley seorang penulis buku. Dia baru saja mengalami fase pisah ranjang pisah rumah dengan istrinya, Catherine (Rooney Mara). Pasca cerai walau surat cerai belum di tanda tangani, Theodore hidup dalam kegalauan dan kesepian. Dia makin merasakan hidupnya monoton.. Suatu hari dia tertarik dengan OS1 dan kemudian menginstalnya., katanya sih itu software untuk mendampingi manusia dan punya intelejensi  tinggi banget.

Setelah ditanya macam-macam soal kehidupannya termasuk soal mama nya, OS1 yang awal bersuarakan pria, berganti suara wanita atas permintaan Theodore. Taraaa... OS1  memperkenalkan dirinya sebagai Samantha (Scarlett Johansson) dengan suaranya yang mendesah nan seksi. Samantha ini menjadi sahabat yang baik, yang bisa mengerti Theodore, karena dia punya intelejensi tinggi sehingga bisa mengeolah seluruh data di komputer Theodore, sehingga Samantha bisa memahami Theodore, mengerti, dan yang jelas dia pendengar yang baik.

Hidup Theodore menjadi penuh semangat, apalagi Samantha ini juga lucu dan gimana gitu...  Theodore punya teman bicara, teman curhat sampai bisa jadi teman dalam soal sex walau hanya dalam kata-kata saja..tapi kan bisa diimajinasikan... hehehe. Pria itu kan paling mudah tertipu oleh suara.. begitu suaranya indah, mendesah dalam pikirannya pasti terbayang wanita cantik dan seksi. Bisa dibayangkan kan gimana Theo yang tiap hari ber Hai-Hai dengan Samantha .. merasa Samantha bisa menjadi teman curhat yang baik...gak pernah berantem.. menjadi jatuh cinta pada Samantha. Dan ternyata Samantha juga bilang "cinta".

Dimulailah percintaan yang dirasa amat sempurna ini namun rada aneh buat kita. Penuh pengertian, saling memahami, yang jelas gak pernah berantem. Bahkan saking kepengen merasakan elusan dan pelukan Theo, Samantha sampai mencari wanita yang mau menjadi tubuh Samantha. Wanita Boneka itu datang dan diam saja tak bersuara, yang keluar adalah suara Samantha, dengan desahannya. Tapi mana bisa sih Theo bercinta dengan tubuh orang lain sementara Theo merasa Samantha berada disitu. Sudah bisa ditebaklah semua berakhir dengan gak indah. Gagal total.

Saat benih-benih cinta itu tumbuh subur, ceritanya menjadi lain. Mulai ada marahan, mulai ada cemburu. Samantha terus terang kalo dia cemburu pada Catherina mantan istri Theo. Dan Theo pun cemburu pada OS1 bersuara pria teman Samantha. Apalagi saat tahu Samantha itu ternyata OS1 yang harus melayani 8000 lebih manusia dan bercinta dengan 641 pengguna OS1. Shock.... 

Diakhir cerita entah karena apa Samantha ini tiba-tiba raib bersamaan dengan raibnya OS1. Sedih pasti. Amy sahabat Theo yang setelah bercerai dengan suaminya juga berpacaran dengan OS1 merasakan hal yang sama. Film ini ditutup dengan surat untuk Catharina.. sebuah kesadaran akan bagaimana cinta itu seharusnya.
Cinta gak akan jauh dari cemburu. Kalau gak ada cemburu perlu dipertanyakan cintanya.  OS1 yang jelas-jelas hanya mesin canggih saja bisa cemburu. Apalagi pasangan kita, sangat wajar jika cemburu.
http://www.dailyevolver.com/tag/her-the-movie/

Kalau mas Siwo bercerita soal film dengan memandanganya dari "BIG DATA"  dan Samantha yang katanya bisa menggusur profesinya, aku lebih memandang dalam hubungan antara dua orang dalam komunikasi. Karena aku gak ngerti soal film dari soal lagunya sampai sutradara,  Yang pasti pemandangannya indah dan baju yang dipake Theo rata-rata warna orange...hihihi itu doang.Aku juga gak ngerti soal Komputer, Algoritma, Artificial Inteligence, Integral, etc etc..apalagi soal prediksi ditahun 2045 katanya bakal ada mesin kecerdasan yang lebih cerdas dari kecerdasan manusia..suer gak ngerti apa-apa.

Yang aku tahu.. intinya ..Kita perlu teman bicara yang mau mendengar, yang gak banyak komentar, yang gak sok tahu, tapi dia banyak tahu tentang kita, memahami perasaan kita, selalu bicara dengan lembut, gak pake marah-marah. Tapi apa iya sih ada orang kayak gitu, wong OS1 Samantha aja bisa cemburu kok, bisa selingkuh pula...bahkan sama 641 pencinta OS1. 

Pengennya sih kita menuntut pasangan kita untuk bisa kayak Samantha. Tahu semua, walau bisa melayani memberitahu ada email, membalas email, dan mengerjakan sesuatu, toh Samantha gak bisa kan bikinin makanan, menyedu teh atau bantuin angkat barang, apalagi merawat kita saat sakit. Kadang kita suka lupa apa yang telah dilakukan sama pasangan kita saat komunikasi udah gak nyambung. Komunikasi gak nyambung dianggap tamat riwayat, menguap semua jerih payah pasangan kita. Padahal sih itu cuman ego kita aja. So ndak ada manusia yang sempurna.

Kita maunya pasangan kita ngerti, update terus terhadap apa yang kita kerjakan dan apa yang kita rasakan. Tapi gimana coba caranya, wong kadang-kadang kita lebih suka curhat ma diary, or sama sahabat. Berlebihan banget kalo kita nuntut pasangan kita ngerti soal kerjaan kita tapi kita ceritanya aja sepotong-sepotong. Kita lebih seneng curhat ma temen yang kita anggap udah ngerti jalan ceritanya, udah kenal orang nya, jadi ceritanya bakalan nyambung.

Kita nuntut pasangan kita ngerti kalo kita lagi sakit gigi, lagi laper, lagi pengen nulis gak pengen digangguin, lagi pengen jalan ma temen-temen.. tapi kita sendiri juga gak bisa ngertiin kalo dia itu juga pengen dipahami kalo dia lagi pengen cerita pas kita lagi sakit gigi, pengen nanya kita pengen makan apa pas kita laper dan dia juga pengen diceritain apa yang lagi kita pengen tulis, apa yang lagi pengen kita kerjain dan apa yang kita pengen kerjakan bareng temen-temen. Pasangan kita bukan malaikat yang bisa ngerti apa isi kepala kita.

Aku cuman pengen bilang.. bersyukurlah jika kita masih didampingi pasangan yang sehat walau gak sempurna. Banyak orang yang sendirian merindukan pasangannya yang telah pergi atau telah tiada, walau pasangannya itu juga gak sempurna. 

Dan saat ku menatap Yo disebelahku, yang bisa berbicara tapi tak mampu menuangkan apa yang dirasakan dan apa yang dipikirkannya.. yang bisa mendengar apa yang kukatakan tapi kadang tak memahami apa yang mengalir dari setiap kalimat yang keluar dari mulutku. Bukankah itu sangat amat sangat menyiksa... Bagaimana kami juga harus bekerja keras untuk memahami, mengerti dan bersabar untuk mendengar setiap kalimat yang diucapkannya. Betapa sulitnya komunikasi diantara kami.. Jadi sekali lagi kukatakan.. BERSYUKURLAH.. jika pasangan kita bisa marah bukan hanya karena ucapannya tak dimengerti, bisa cemburu, bisa cerita walau sepatah dua patah kata, dan bisa menyatakan cintanya walau dalam bahasa yang amat sederhana...

Saat pasangan kita cemburu ingatlah.. OS1 si suara seksi Samantha saja pencemburu..
Terimalah pasangan kita apa adanya.... gak ada yang sempurna.. dia yang disebelah kita adalah yang sempurna... dan setertarik apa pun kita pada orang lain.. satu saat kita akan menyadari..bahwa pasangan kitalah sebenarnya yang paling mengerti kita.. walau dia berada dalam kondisi seperti apapun... Ini juga berlaku untuk persahabatan kita dengan sahabat-sahabat kita..

Hahaha.. jadi sok tua... bukannya emang sudah tua..wkwkwkwk..
http://www.herthemovie.com/#/post/74082148109/bioshockalacka-guess-what-movie-im-obsessed

Semoga aku bisa menjalani apa yang ada dihadapanku dengan kesabaran yang tinggi walau dengan komunikasi yang terbatas.. dan dengan keikhlasan untuk menerima Yo apa adanya..sampai kapan pun juga.. Bisa memahami hal yang sulit dipahami.. Bisa menerima hal yang sulit diterima. Amin.

Kamis, 13 Maret 2014

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) SETORI.. cerita sedih di hari Rabu..

Saat rapat dengan teman-teman panitia Seminar, tiba-tiba muncul ide untuk mendokumentasikan pendapat masyarakat tentang BPR. Awalnya saya agak takut-takut juga, seumur-umur belum pernah saya shooting di jalanan, paling-paling videoin kegiatan putri-putri saya atau tingkah laku Yo. Belum lagi membayangkan ditolak-tolak sama masyarakat karena males ditanya-tanya, apalagi kalo disangkain saya ini sales kartu kredit.. wah makasih deh. 
Tapi demi mendapatkan bukti bahwa memang masih banyak masyarakat yang belum dikenal BPR akhirnya ya saya jalankan juga ide saya itu. Kan sudah biasa..siapa yang punya ide dialah yang harus mengeksekusi.

Akhirnya tiba lah hari petualangan itu...

Pagi-pagi sudah hujan deras.. mas Abdu yang janji mau bantu saya batal berangkat, karena gak mau kameranya basah. Dia baru mau jalan kalo udah gak ujan. Ih parah banget ini orang. Hujan pun juga ikut-ikutan bikin sesek.. sampai jam 9 nggak reda-reda juga. Saat hujan reda aku tagih janji mas Abdu.. tunggu ditunggu gak muncul-mundul juga..  Ah sudahlah aku jalan saja duluan.. kapan lagi.

Akhirnya dengan ditemani oleh Ali.. dengan handycam di tangan mulailah kami mencari mangsa. Setelah lihat situasi dan kondisi akhirnya diputuskan untuk mewawancarai bapak-bapak yang menjaga counter HP. Ya ampun susahnya ya membujuk orang. Tu bapak udah ketakutan, dia bilang dia gak mau ngutang.. ih apa iya muka saya ini muka nawarin utang apa ya.. belum-belum udah curiga begitu. Pokoknya itu bapak menolak abis-abisan. Beginilah nasib wartawan amatiran. Buat dapat narasumber susahnya setengah mati.

Tapi gak boleh putus asa..

Mencari target lagi.. kayaknya yang punya warung solo ni mau baik hati, masak kenal masih nolak juga sih.. akhirnya tanpa berat-berat membujuk ibu yang sudah tua itu mau untuk menjadi bintang film dadakan.
Tiba-tiba si Abdu muncul dengan kamera besarnya.. begitu melihat kamera besar.. mulailah orang-orang disekitar situ menjadi seolah-oleh mupeng untuk ditanya-tanya. Dari TV mana mas.. wahh mau di shooting ni.. Supaya gak bohong kami jawab aja Media BPR.. oh itu TV juga ya.. hahaha..diem aja deh daripada entar malah kebanyakan bohong.. tapi dalam hati sih amin-amin aja.. ya sapa tahu kan Media BPR besok punya Stasiun TV.
Ternyata gak rugi nih manggil si Mas Abdu dengan kamera gedenya. Nih kayak begini kameranya. Sepertinya sih udah rada jadul ya.. karena masih pake kaset.. tapi gak tahu deh... yang penting kayak wartawan aja...

Setelah dengan mudahnya mendapatkan mangsa di Jakarta, sasaran berlanjut ke Bekasi Timur.. kenapa kesana.. karena disana BPR mudah sekali di temui.. pengen tahu gimana pendapat masyarakat yang ada di Bekasi Tmur.

Akhirnya dapatlah satu lokasi yang banyak pengusaha Mikronya. Dan pas berdekatan sekali dengan BPR IntiDana... saya sebut ajalah ya namanya... Semuanya seperti nya lagi pada sibuk, akhirnya terpilihlah satu salon yang berada disitu. Salon kecil. Nah ternyata yang punya ini bikin bingung manggilnya.. dipanggil tante bukan tante..dipanggil om kok kayak tante.. kita panggil aja deh si Posito..ya.. soalnya mbak eh mas Posito ini sering banget ngomong soal Posito.. tau gak posito apaan... itu lo deposito. Gelang cincinya seabreg-abreg.. pake celana pendek nan seksi pula. Pak Jajang temenku yang menyusul ke lokasi, sibuk foto-foto aku pikir dia memotret aku yang sedang nanya-nanya.. nggak tahunya malah motret mama eh papa Posito. Sepeti yang udah-udah ditanya sebelumnya.. tahunya bank BRI, BNI.. begitu ditanya BPR kagak tahu.. BPR tau gak singkatan apaan ntar kita kasih hadiah deh.. iiihhh apa yaaaaaa... Bank Persatuan Rakyat.. ihhh gak tauuu ah... 
Dideket sini ada gak BPR... nggak ada.. nggak ada.. nah looo.. padahal di sebelahnya ada BPR IntiDana. Wah jangan-jangan tetangga ku juga gak tahu kalo sebelahnya BPR juga ya...

Selesai mendengarkan soal Depositonya mama eh papa Posito, pas keluar muncul anak-anak SMP.. mulailah kita bertanya.. dari tiga anak itu gak satupun yang tahu BPR. Ya oke lah masih SMP. Nabung dimana dek... di ibu guru.. tahu bank gak dek.. nggak tahu.. kan nabungnya di ibu guru. Wokelah kalo begitu...

Di deket situ ada bengkel.. nah siapa tahu ni pinjem ma BPR.. setelah ngomong ngalor ngidul.. bertanyalah soal BPR.. nggak tahu juga.. ih gimana.. disebelahnya ada BPR kok ga tahu sih ya.. BPR itu singkatan apaan yaaaa... eh apaan.. ih kok malah nanya ma temennya. Di deket sini ada BPR nggak pak.. nggak ada.. adanya di Tambun.. yeee ni gimana.. BPR bagus dan tulisannya segede gajah gitu ya gak liat. Yuk pak ikut saya.. di depan situ ada BPR.. nggak ah.. ntar saya liat sendiri aja..
Ya sudah lah.. cap cus lah kami dari sana dengan hati rada-rada miris... petualangan belum selesai,, pasti masih adalah yang tahu...

Pak Jajang membawa kami ke arah pasar Modern di deket Grand Wisata. Di depan Mac Donald (tulisannya gimana sih..kok jadi error gini) ada segerombolan tukang ojek. Siapa tahu ni tukang ojek ada yang pinjem or nabung di BPR. Melihat kamera besar, dari tiga tukang ojek yang lagi ngaso..berdatanganlah orang yang lewat.. hahaha kayak apaan aja ni kita.. itulah berkah kamera gede ini..
Wah masuk TV.. masuk TV.. ih.. siapa juga yang bilang kita ini dari Stasiun TV..  Setelah nanya ngalor ngidul akhirnya sampailah pada sesi penting..  BPR apaan hayooo.. ohhh itu Badan Penyuluhan Rakyat... huuuuaaaaaa..nangis bombai deh kita. Entah kenapa tiba-tiba pertanyaan nyelonong ke LPS.. emang gak pernah liat iklan TV tentang LPS ya... Kita sibuk ngojek buuu.. kalo nonton paling nonton YKS.. Ada yang nabung gak disini.. istri saya bu nabung...nabung dimana pak.. gak tau tu dimana.. dibukunya sih ada tulisannya Kreo Lestari.. menurut bapak itu Bank Umum apa BPR.. Wah gak tahu saya bu kan yang nabung istri saya.. ih puyeng juga niiii... Jauh amat pak nabungnya .. jauh gimana bu.. itu lo bu ada di pasar Modern.. 

Akhirnya.. petualangan berlanjut dengan ngubek-ngubek pasar Modern dengan harapan ketemu nasabah BPR atau paling gak orang yang tahu BPR. Ternyata oh ternyata... 
Sebelum nanya-nanya kami nyoto dan nyate dulu karena jam sudah menunjukkan jam makan siang. Pas makan ada ibu-ibu nawarin obat pelangsing badan.. hmmm mentang-mentang aku jumbo ya.. ternyata obat pelangsing itu pernah aku minum dan bukan menambah langing tapi menambah langsung. Maap ya bu.. begitu kataku.. sambil dilanjutkan dalam hati.. udah gak minat kurus bu..

Selesai nyoto dan nyate.. kami iseng-iseng nanya kasir di warung ini. Jawabannya ya gitu deh.. nggak tahu nggak tahu dan nggak tahu.. bahkan ada bpr disitu apa nggak juga nggak tahu. Tetep semangat. Ketemu 3 bapak-bapak.. waaah kayaknya ini pasti tahu.. Tahu BPR pak.. Bank Perkreditan Rakyat.. waah senyum langsung mengembang disetiap muka kami.. akhirnyaaaa. Disini ada BPR pak.. waah nggak ada.. adanya di Lombok.. wuaaa jauh amat yak.. Di Madiun juga ada jawab yang satunya.. Emang disini gak ada pak.. Nggak ada.. oh oh oh.. ya udah deh.. makasih.

Jangan putus asa.. sudah ada titik terang.. secercah harapan.. yuk sekarang nanya yang menengah atas.. Masuk toko bagus.. Nggak mau ditanya-tanya.. takut KPK katanya... haahh.. jauh amat ya.. Setelah bilang makasih langsung cus ke tengah-tengah pasar.. 

Ternyata dari 5 orang yang ditanya di los tengah itu.. 1 tahu BPR Kreo Lestari tapi gak merasa perlu untuk mencoba, 2 nasabah BPR Kreo Lestari yang senang dengan ATM nya Kreo Lestari.. Angkat Telpon Mlayuu.. seneng kalo nabung dijemput uangnya, 2 lagi gak tahu kalo ada BPR Kreo Lestari dan mnurutnya gak pernah ada tu staff BPR itu nawarin sesuatu.. 
Yaa lumayan kan... 3 dari 5 mengenal BPR artinya 3/5 artinya 75% ya.. coba diitung lagi deh pake kalkulator bener gak 75%.

Terus pendapat masyarakat tentang LPS di BPR bagaimana.. kalo bank umum saya yakin kalo di jamin.. tapi kalo BPR saya kurang yakin.. Yuk mari kita nangis bareng-bareng...

Ditulis lagi saat hujan deras.. kilat menyambar-nyambar.. (heran kenapa setiap nulis BPR ko pasti jadi ujan deres ya... seperti hatiku yang lagi nangis).. gimana yaaa cara ngenalin BPR.. wong LPS aja yang udah sering muncul di TV aja masih banyak yang gak tahu... jadi di TV itu juga ga jaminan... Laluuuuu... apa ya yang harus kita lakukan.. ngenalin BPR sendiri aja susah ke tetangga apalagi nasional.. Ini sebuah PR yang harus dicari jawabnya.... 

https://www.youtube.com/watch?v=sC-8GxEbzxI



Selasa, 11 Maret 2014

Apabila Pungutan tetap Dipungut OJK

Pungutan OJK sudah ditetapkan, media massa sudah menggembar-gemborkan tentang pungutan. Kehadiran OJK yang baru seumur jagung dan berita tentang pungutannya, juga menyebabkan OJK dijegal untuk dibubarkan melalui gugatan dari Lembaga Independen Kedaulatan Ekonomi Bangsa.

Tim Pembela Kedaulatan Ekonomi Bangsa Ahmad Suryono melalui gugatannya kepada Mahkamah Konstitusi (MK) meminta OJK dibubarkan karena landasan hukum berdirinya otoritas tersebut bertentangan dengan Pasal 23D Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Dalam pasal itu menyebutkan, pengaturan dan pengawasan perbankan dilakukan oleh bank sentral dalam hal ini adalah Bank Indonesia (BI). Sementara OJK saat ini mengawasi industri keuangan seperti perbankan, pasar modal, dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB).

Selain itu pungutan OJK dikatakan sebagai membebani dan pungutan preman. Yang mengatur dan mengawasi kok dibayar oleh yang diatur dan diawasi. Memang kadang-kadang rada aneh, tapi ya begitulah adanya.

Berapa sih pungutan yang dipungut dari BPR,  Yuk kita berhitung.. katakanlah ada 1635 BPR dikurangi dengan 301 BPR dgn predikat terbaik yang punya assets 25M keatas, maka ada (1635 - 301) x 10.000.000,00 (minimal pungutan u BPR) = Rp. 13.340.000.000 dan katakanlah ada 6 BPR dengan assets 500 M ke atas, hitung saja 6 BPR x (500.000.000.000 x 0,045%) = 1.350.000.000, dan ada 100 BPR dng assets 100 M ke atas, kita hitung 100 x (100.000.000.000 x 0,045%) = Rp. 4.500.000.000,00, dan ada 85 BPR ber assets 50 M, hitunglah 85 x (50.000.000.000 x 0,045%) = Rp. 1.912.500.000,00 dan ada 145 BPR ber assets 25 M ke atas, anggap saja 145 x (25.000.000.000 x 0,045%) = 1.631.250.000. Jadi total pungutan di BPR = 22.733.750.000 dalam setahun. Ini tentu saja hitungan yang minim, tak melihat assets BPR satu persatu.

Nah apabila Pungutan itu tetap dipungut ? apakah kita akan melawan regulator dengan tidak membayar. Rasanya kita di Perbankan selalu tunduk pada peraturan regulator. Lalu apa yang akan kita lakukan ? 
Perlu diingat juga kita mempunyai kewajiban untuk menjalankan :
Peraturan OJK No. 1/POJK.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan yang diundangkan tanggal 6 Agustus 2013 dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 1/SEOJK.07/2014 Pelaksanaan Edukasi dalam Rangka Meningkatkan Literasi Keuangan Kepada Konsumen dan / atau Masyarakat, yang ditetapkan tanggal 14 Februari 2014. Tentu saja Edukasi ini memerlukan biaya.


Ya.. kita mempunyai kewajiban untuk membuat rencana edukasi dan evaluasi pelaksanaan rencana edukasi yang harus dikirim ke OJK. Kewajiban ini tentunya ada sanksinya jika tidak dilakukan, berikut sanksinya :
a. Peringatan Tertulis
b. Denda
c. Pembatasan kegiatan usaha
d. Pembekuan kegiata usaha
e. Pencabutan ijin kegiatan usaha.
dan perlu kita ketahui bersama bahwa sanksi b,c,d,e dapat dikenakan tanpa harus didahului oleh Peringatan tertulis lebih dahulu.
Dan sanksi denda bisa juga bisa dilakukan bersama-sama dengan sanksi c, d, e.

Apabila Pungutan OJK tetap harus dipungut dan Rencana Edukasi harus dijalankan oleh PUJK termasuk disini BPR, lalu apa yang akan kita lakukan. Hanya membayar saja kewajiban itu dan melaksanakan Edukasi seadanya saja? 
Kenapa kita tidak memanfaatkan untuk mengkampanyekan BPR dan mem "Branding" BPR kita. Bersama-sama dengan OJK kita lakukan Edukasi produk BPR dan Kampanye untuk mengenalkan BPR kepada seluruh Masyarakat. 

Lalu bagaimana caranya ? Kita bukan ahli marketing apalagi Branding, gak ada salahnya kita bertanya pada Pakar Marketing dan Branding.. bagaimana caranya.. yang LOW BUDGET tapi HIGH IMPACT..bisa mengedukasi tapi sekaligus Kampanye. 
Dan kita juga bisa meminta OJK bahwa pungutan yang masuk ke OJK dapat dikembalikan kepada Industri BPR dalam bentuk Edukasi dan Mengenalkan BPR kepada seluruh masyarakat, karena Bukankah OJK mempunyai kewajiban juga meng"edukasi" masyarakat tentang Lembaga Keuangan.

*ini saya tuliskan apa yang harus dilakukan OJK :
EPK OJK menyelenggarakan acara edukasi dan sosialisasi yang menjadi bagian dari peran edukasi dan perlindungan konsumen. Kegiatan ini diselenggarakan di berbagai kota serta mengundang berbagai lapisan masyarakat, seperti ibu rumah tangga, pengusaha kecil, pedagang, dan para akademisi (mahasiswa dan dosen).

Aktivitas sosialisasinya meliputi:
Produk Keuangan
Pengelolaan Keuangan
Lembaga Jasa Keuangan
Investasi Ilegal

Untuk memperkuat daya saing dan ketahanan BPR menghadapi pasar tunggal ASEAN,  kita di BPR selalin memperkuat sumber daya manusia (SDM), teknologi, kita juga harus memperkuat  marketing komunikasi. Selain itu, dari semua persiapan yang ada faktor teknologi menjadi bagian yang terpenting dalam mengadapi pasar bebas yang akan dihadapi Indonesia. Memperkuat teknologi secara otomatis akan memperkuat daya saing.

Memang nasabah BPR itu rata-rata UMK, ada di daerah dan kebanyakan nasabah kecil, namun  di era saat ini marketing komunikasi perlu dikembangkan  untuk memenuhi kebutuhan nasabah dan juga investor. Kita akui bahwa BPR kita sebagian besar  belum menerapkan marketing komunikasi dengan baik.

Marketing Komunikasi adalah proses menjalin hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan- karyawan -pelanggan dan merupakan upaya perusahaan memadukan dan mengkoordinasikan semua saluran komunikasi untuk menyampaikan pesannya secara jelas, konsisten dan berpengaruh kuat tentang organisasi dan produk-produknya. 
Bukankah ini juga yang diharapkan dari meng "edukasi" nasabah yang diwajibkan oleh OJK.


Kalau Edukasi bisa dilakukan bersama-sama, kenapa kita tak melakukannya bersama-sama, apa artinya edukasi jika kita lakukan sendiri-sendiri tak akan berdampak luas. Karena kita melakukan dengan cara kita sendiri-sendiri. Tapi kalau kita bersehati, saya yakin sekali semuanya akan lebih terarah dan berdampak yang luar biasa. Tapi sayang kadang-kadang kita lebih senang jalan sendiri-sendiri. Inilah yang memperlemah kita. Padahal kekuatan kita itu di "Community".

Kita didengar karena kita bersama-sama. Coba dengar suara hujan.. bayangkan kalo hujan hanya setitik saja, tentunya suaranya tak terdengar. Tapi begitu hujan deras dan diiringi gemuruh guntur .. bunyinya bisa mengusik siapa saja. Menyanyi sendiri dan menyanyi koor tentu efeknya juga berbeda. Pastinya lebih keras "Koor" bukan.

So.. kalo Pungutan ini tetap dipungut.. yuk kita galang kekuatan.. bukan untuk melawan, tapi kita bersatu menjadikan tantangan ini menjadi peluang.. Peluang untuk makin memperkenalkan BPR ke seantero negeRI.  Yuk kita gunakan semua saluran komunikasi yang ada untuk bercerita tentang BPR, tentang ke "lokal"an nya.. Saya jadi teringat saat saya mengikuti kelas Inspirasi Komunitas Memberi yang dilahirkan oleh Mas Yuswohady, ke Garuda Indonesia Airways. Bagaimana Garuda bisa bangkit dari keterpurukan, Bagaimana Garuda bisa menjadi yang terhebat di tanah air ini tanpa harus ikut perang harga antar maskapai. Garuda menawarkan sesuatu yang berbeda. Ketika kita terbang bersama Garuda maka kita akan disuguhi pengalaman khas Indonesia: sapa dan senyum khas Indonesia, makanan khas Indonesia, lagu daerah khas Indonesia dengan aransemen mutakhir Adi MS, sentuhan khas Indonesia. Dengan langkah ini Garuda sekaligus melakukan country branding “menjual” keunikan Indonesia ke masyarakat dunia. Sebuah strategi branding yang tak hanya smart, tapi juga mulia. Dan juga tak seharusnya kita antar BPR harus perang harga. Perang harga hanya akan membuat kita berdarah-darah.

Saya juga sempat terpana ketika mas Siwo, panggilan akrab mas Yuswohady tentang CSV nya Michael Porter mbahnya "Strategi" katanya. Creating Shared Value (CSV) adalah sebuah konsep yang mengharuskan perusahaan memainkan peran ganda menciptakan nilai ekonomi (economic value) dan nilai sosial (social value) secara bersama-sama (shared), tanpa salah satu diutamakan atau dikesampingkan. Memberikan solusi terhadap persoalan-persoalan ekonomi, sosial, dan lingkungan bukanlah pekerjaan sampingan, tapi haruslah embedded di dalam jantung strategi perusahaan. Bukan sekedar lipstik, bergitu paparnya. Beliau memberikan contoh Grameen Bank mengentaskan kaum papa melalui pembiayaan mikro bukanlah lipstik, tapi sudah menjadi core strategy-nya. 

CSV harus dilaksanakan dengan niatan mulia untuk memecahkan persoalan-persoalan sosial yang selaras dengan upaya untuk menghasilkan profit. Kata Porter, “companies can create economic value by creating societal value”. Jadi penyelesaian persoalan sosial tidak ditempatkan sebagai aktivitas sampingan, tapi dilaksanakan sepenuh hati sebagai bagian dari misi dan eksistensi perusahaan, begitu yang ditulis mas Siwo di Blognya.

Saya merasa omongan mas Siwo benar.. Bisnis BPR  harus mulai berbuat baik (“do good”) dan menebar kebaikan (“spreading goodness”). Berbuat baik bukan hasil dari polesan dan kepura-puraan; tapi yang betul-betul authentic dan muncul dari nurani yang paling dalam. Demi kebaikan Indonesia, demi kejayaan Indonesia.

Dapatkah BPR melakukan itu..? Menjual Keunikan BPR, sentuhan kekeluargaan dalam pelayanannya,  dan produk-produk yang dihasilkan oleh BPR adalah produk yang bisa memecahkan persoalan sosial yang selaras dengan upaya untuk menghasilkan profit... Edukasi yang kita lakukan adalah edukasi yang memecahkan persoalan di UMK yang kita biayai dan dimasyarakat, semakin mereka mengerti akan BPR, semakin mereka mengerti akan produk kita dan mengetahui kebaikan dan resiko-resikonya, semakin kita akan terhindar dari fraud dan kredit bermasalah.. 
 
Yuk kita mulai berbuat baik dan menebar kebaikan..


Ditulis saat hujan deras mengguyur Jakarta, dengan mata lelah karena semalaman membaca Peraturan dan Surat Edaran OJK.. sambil bermimpi.. kita bisa melakukan sesuatu yang hebat bersama-sama.
Dan tiba-tiba jadi teringat lagi tentang call centre 500277, kenapa ya call centre ini tidak kita manfaatkan untuk menjadi pusat Informasi tentang BPR dan tentang semua produk BPR.
Dan saya juga teringat pada tawaran Infomedia yang mengajak kerjasama Perbarindo DKI Jakarta, untuk mengedukasi nasabah BPR agar lebih berdaya dan optimal, dan mempertemukan antara UMKM yang satu dengan UMKM yang lain sehingga bisa bersinergi.
Mungkinkah gayung bersambut ???

sumber gambar : www.bi.go.id