Biar Disapu Ombak

Biar Disapu Ombak
Lupakan.. lalu semuanya akan selesai...

Jumat, 29 Maret 2013

Suatu Saat.... lewat Tulisan Tangan

Masih aku ingat saat aku diberikan tugas oleh pak Bayu untuk mencari satu orang yang mau dibaca tulisan tangannya. Saat aku mendengar dia menugaskan seperti itu, ingin rasanya aku lari saja dari pelatihan ini. Yaaa rasanya mencari orang yang mau diganggu dihotel ini dan mau diketahui masalahnya dan kepribadiannya dengan suka rela .. mana mungkin ada yang mau.
Tapi demi martabat dan nama baik yaaa dengan amat sangat terpaksa aku cari juga orang yang mau dibaca-baca tulisan tangannya.

Akhirnya langkahku berhenti di resepsonis. Ada seorang petugas pria yang berbadan tegap dan jangkung yang berdiri disana. Tampan menurut ukuranku. Dan ternyata tak berkeberatan untuk dibaca tulisannya bahkan begitu antusias.. 

Dengan senang hati dia menuliskan apa yang aku minta. Menuruti semua perintahku. Sedang kan aku sibuk mereka-reka apa arti dibalik tulisan tangannya. Mau mati saja rasanyaaaaaa. Sepertinya semua isi buku yang sudah aku baca dan semua yang telah dijelaskan oleh pak Bayu hilang lenyap tanpa bekas.. 

Kucerna satu persatu tulisannya. Aku bahas satu persatu berdasarkan yang aku ingat lebih dahulu. Pertama-tama tanda tangannya. Mas pasti lebih suka dipanggil dengan nama belakang yaaa.. "loh kok ibu tahu..." nahhh kalimat ini sedikit memberi semangat. Kok nametagnya pake nama yang didepan mas... kan mas sukanya dipanggil dengan nama belakang. Mas nya tersenyum..amat manis.. hahaha..aku jadi cuci mata.. cakep-cakep kok gak jadi model saja sih mas...
"Habis dari awal kerja temen-temen sudah terlanjur manggil nama depan sih bu.. jadi susah mau ganti nama belakang..".

Mas ini mesti tanda tangan dari remaja belum pernah ganti ya... "loh kok ibu tahu..." hahaha bahagia rasanya kalau dijawab begitu. Rasanya aku sedang jadi mama Loren. Mulailah dia bercerita soal tanda tangannya yang berbintang itu. Jadi dia yang banyak curhat.. aku mendengarkan baik-baik dan menyimak. "Saya pengen ganti tanda tangan bu...kasih saran dong gimana baiknya..."... gleg gleg gleg.. aku mau ganti tanda tangan aja sampai sekarang gak jadi-jadi..masih mencari dan mencari.. mana yang terbaik. Akhirnya berdasarkan jurus-jurus yang sudah dipelajari dan tersangkut dikepala aku menjelaskan kepada mas yang tampan ini. Dia mengangguk-angguk tanda setuju. Mudah-mudahan gak ada yang salah ya mas... maklum mas masih belajar.

Kemudian kulihat huruf d nya.. mas ini pasti perasaan nya sehalus kulit wajahnya.. hahaha.. mata ini kayaknya perlu disekolahin juga.. Lagi-lagi dia mengangguk-angguk dan curhat sendiri. Haduh senengnya kalau dapat klien seperti ini.

Kemudian dengan perlahan aku menanyakan apakah ada masalah dalam kehidupan keluarganya.. dengan ayah atau pasangan.. karena terbaca demikian di tulisannya.. "saya sedang dalam proses cerai bu.." Haduh rasanya kalau bisa aku pengen udahan saja... rasanya gak tega mengudak-ngudak perasaan dan persoalannya.
"Bu..saya ingin mengubah tulisan saya.. supaya saya tidak sensitif dan supaya tidak terbaca kalau saya sedang punya masalah perceraian..."katanya lagi.  Begini mas.. kita bisa kok mencoba mengubah tulisan kita kalau kita punya kemauan, memang agak susah karena semua keluar dari alam bawah sadar kita.. tapi coba mas bandingkan ya tulisan saat pacaran, pengantin baru, dan saat sekarang dan nanti setelah proses perceraian selesai ya.. kataku sedikit sok tahu.. dari mana juga tu kalimat sampe bisa keluar.

Terus terang.. aku amat takut kalau salah bicara... dengan alasan sudah saatnya balik lagi ke tempat pelatihan aku meninggalkannya setelah mengucapkan terima kasih dan mendoakan semoga kedepan semuanya lebih baik. Aku salut padanya.. yang mau dengan kesadaran sendiri untuk melakukan perubahan.

Benar-benar tugas yang sulit.. lebih baik aku diminta untuk menawarkan kredit tabungan atau deposito saja daripada mendapatkan tugas seperti ini. Bukan apa-apa.. ilmumu ku masih rendah sekali..dan blank..

Di lift aku merenung-renung sendiri.. kenapa kok bisa pas ya..apakah ini kebetulan... atau memang  benar tulisan tangan kita itu adalah dunia yang penuh kejujuran... 







Maafkan mama...

Hari ini.. aku telah membuat sulungku menangis..
Menangis yang paling memilukan dihati dan telingaku
Hanya karena urusan sepele.. baju bekas..
Entah kenapa semua uneg-uneg dan kekesalanku selama ini
atas sikap anak-anakku kulepaskan begitu saja..
Dan setelah itu aku menangis dalam kesendirian..

Seandainya anak-anakku tahu..
betapa aku merasa berat menjalani semua kehidupanku yang berubah dalam tiga tahun ini
Kehidupan tanpa komunikasi..
Kehidupan yang memaksa aku untuk mampu berjuang sendiri..
Tiap hari kusimpan sendiri resahku, gelisahku..yang tak bisa kuceritakan pada anak-anakku..
Betapa aku mencari pelarian untuk membahagiakan diriku sendiri..
Betapa aku mencari penyelesaian sendiri untuk masalah-masalah pribadi yang kuhadapi sendiri
Betapa aku merasakan sepi.. takut..kuatir.. yang hanya kubisa kusimpan sendiri..
Dan tersedu-sedu dalam tidurku..
Dan mengeluhkan semua ini pada Nya..
Mencoba untuk selalu mengucap syukur atas semua derita yang aku rasakan..
Mencoba tertawa untuk menutupi tangis yang aku tahan...


Sudah kuminta maaf pada sulungku..
tapi sulungku masih menyimpan marahnya.. walau dibalut tangis yang masih tersedu-sedu
"aku capek mama..aku capek..."
ya mama tahu.. kamu capek.. semua yang dirumah ini capek..
Tiga tahun ini memang masa yang melelahkan hati kita..
Tapi tolonglah mengerti...
Kita semua bisa meledak tanpa terduga.. karena kita semua menahannya..
memampukan diri untuk mencoba menerima.. walau sakit...

Maafkan mamamu ini..
yang tak dapat mengekang lidah dan emosi..
tak ada keinginan sedikitpun untuk melukaimu..
mama hanya ingin diajak bicara..bahkan untuk hal-hal yang kecil sekalipun..
Apa yang mama lakukan.. semua hanya untuk membahagiakan semua anak-anak mama..
Kalau mama mampu bertahan saat ini .. ini karena kalian semua anak-anak mama..

Maafkan mama....


Ijinkan aku Tuhan...

Tiap pagi pak Anto Toding mengirimkan sarapan pagi berupa Firman Tuhan. Pak Anto selalu rajin membroadcast sarapan pagi kepada kami teman-temannya. Kadang aku membacanya selintas dengan alasan terburu-buru waktu, tapi tak jarang seperti Tuhan mengarahkan aku untuk membacanya dengan hikmat dan merenungkannya. Dan aku merasakan disaat aku tiba-tiba ingin mengetahui dan membacanya sampai akhir itu pasti merupakan peringatan Tuhan untuk sikap-sikapku yang harus segera dibereskan. 
Seperti di kemarin pagi ketika aku membaca mengenai sikap seorang pemimpin. Diceritakan mengenai sikap Pilatus dalam mengambil keputusan mengenai Yesus. Pilatus tahu..mana yang benar dan mana yang salah tapi dia tak mau melakukan. Seperti ini kisahnya,

SANTAPAN HARIAN
Kamis, 28 Maret 2013
Baca: Matius 27:11-31

TAHU, TETAPI TIDAK MELAKUKAN
Pada waktu rezim apartheid di Afrika Selatan berhasil digulingkan, Nelson Mandela naik utk menjadi pemimpin Afrika Selatan. Ia adalah seorang tokoh lokal yg memimpin perjuangan Afrika Selatan utk terbebas dari politik apartheid. Politik apartheid memisahkan org kulit hitam dari org kulit putih. Org kulit putih berlaku sbg kaum yg berkuasa. Hal yg menarik adalah ketika ia menjadi presiden, Nelson Mandela justru mengajak org² kulit putih utk bekerja bersamanya. Keputusannya itu menuai banyak protes dari org² di sekitarnya, termasuk rakyatnya. Namun Nelson Mandela tetap pada keputusannya. Pada akhirnya ia dapat membuat org² kulit hitam & kulit putih berdamai & bersama membangun Afrika Selatan.

Sepenggal kisah mengenai Nelson Mandela di atas sangat menarik krn menunjukkan seorang pemimpin yg tegas dalam mengambil keputusan yg menurutnya baik tanpa terpengaruh suara² lain di sekitarnya. Hal ini bertolak belakang dgn sikap yg ditunjukkan oleh Pilatus dalam bacaan kita kali ini. Pilatus sbg seorang pemimpin tdk memiliki sikap yg tegas dalam mengambil keputusan. Ia mengetahui kebenaran bhw Yesus tdk bersalah (23). Akan tetapi ia tdk mengikuti apa yang ia tahu benar melainkan mendengarkan kata² rakyatnya yg terbakar emosi (26). Ia menuruti istrinya utk tdk terlibat dlm kasus ini. Solusi yg ia tawarkan hanyalah utk keamanan diri (17). Padahal ia bertanggung jwb utk menyelesaikan & memiliki wewenang utk memutuskan. Ia melakukan cuci tangan & tidak mau dianggap bersalah (24).

Sebagai seorang pengikut Kristus, di manakah posisi kita pada saat ini? Apakah kita menjadi seorang pengikut yg memperjuangkan kebenaran ataukah kita adalah seorang pengikut yg mencari aman, bahkan akan cuci tangan kalau hal tersebut mengandung risiko? Apalagi kalau kita dipercaya menjadi seorang pemimpin, beranikah kita menegakkan kebenaran dgn tdk mencari kepentingan atau keuntungan diri sendiri? Amin.

Bukankah acapkali sikapku seperti itu. Trauma masa lalu mengajarkanku untuk lebih baik diam daripada kehilangan dan dibenci oleh sahabat maupun teman. Aku merasakan betapa sakitnya perbedaan pendapat, betapa menyakitkan kehilangan teman karena perbedaan pendapat. Aku dulu berpikir perbedaan pendapat itu makin memperkaya diri kita, tapi ternyata itu pendapat yang tidak benar. Perbedaan pendapat adalah penyebab kesalahpahaman, ketersinggungan dan kehilangan teman-teman dan yang menyedihkan kehilangan sahabat-sahabat.

Saatku tahu bagaimana duduk persoalan yang sebenarnya, aku sekarang tak terlalu ingin bicara. Karena banyak juga sahabatku yang mengatakan "sing waras ngalah" atau "udah diam sajalah nanti berantem lagi..urusan gak akan pernah selesai". Apalagi jika pengambilan keputusan sudah berdasarkan suara terbanyak, dan mayoritas menyetujui. Apakah ada gunanya lagi berbicara ? Apakah ada gunanya lagi menyatakan kebenaran ?
Dan tiba-tiba di pagi itu aku membaca Santapan Harian yang dikirimkan pak Anto Toding. Betapa aku sama dengan Pilatus.. aku lebih memilih mencari aman. Mengikuti saja apa yang menjadi suara terbanyak walau kadang aku ingin mengatakan apa yang aku tahu. Tapi ya sudahlah.. aku lebih mempercayai kata hatiku "waktu nanti yang akan membuktikan"

Aku sering teringat betapa dulu aku begitu berani menyatakan ketidaksetujuanku, apa isi kepalaku, apa yang aku tahu, walau itu berbeda. Sehingga aku berselisih dengan sahabat-sahabatku, aku penyebab banyak kekacauan dan kesalahpahaman..dan yang lebih parah perpecahan atas persahabatan yang telah kami bina bertahun-tahun. Sampai satu saat aku berada pada satu titik aku merasa bahwa kekerasan kepalaku tak ada gunanya.. karena aku kehilangan sahabat-sahabatku. Apa sebenarnya yang aku cari..???? Dan saat ini.. walau aku tahu diam itu salah, aku masih memilih lebih baik aku diam saja. Aku merasakan aku lebih nyaman..aku merasa lebih tentram dan aku bisa menikmati apa yang memang aku ingin nikmati.

Aku memang penuh dosa, penuh sakit hati, penuh dendam.. aku ingin mengikisnya menghilangkannya. Aku ingin punya arti untuk sesamaku.. bukan penghambat sesamaku.. walau aku tahu ada yang aku korbankan dengan pilihanku itu.

Tuhan..betapa banyak dosaku.. ampuni aku Tuhan
Ijinkan aku Tuhan.. saat ini aku untuk berdiam diri..
Untuk menahan perasaanku..lidahku..
Untuk belajar lebih sabar..
Untuk belajar santun menyampaikan pendapat..
Untuk belajar menghargai perasaan orang lain..
Bukan berkata "aku adalah orang yang terus terang dan apa adanya.. inilah aku.." tanpa mau mengerti perasaan orang yang mendengarkan perkataanku...
Biarlah kejadian ini mampu mendewasakan aku..
Memperbaiki semua kesalahan sikapku..

Aku mencintai semua sahabatku..
Ajari aku Tuhan
untuk selalu mengasihi sahabat-sahabatku dalam Kasih Tuhan Yesus.
Kasih Tuhan Yesus yang rela dikhianati, difitnah, dimaki, dicerca, dicambuk, dipukul, ditusuk duri, dipaku, ditombak, dan disalib, demi kami anak-anakMu yang penuh dosa.. tapi selalu mengampuni...
Kenapa aku tak mampu mengampuni... apakah yang kutanggung lebih berat dari yang Tuhan Yesus tanggung.. ahh.. tak ada apa-apanya Tuhan dibanding apa yang Tuhan Yesus harus tanggung.

Ajari aku Tuhan untuk menghapus dendamku dan selalu mengampuni....seperti Engkau mengampuni kesalahan kami.

Amin..


Sebuah Renungan di Jumat Agung.




Sabtu, 02 Maret 2013

Terima kasih untuk ke 4 malaikat penolongku..

Bloggy.. akhirnya aku mendapatkan seorang yang berhati malaikat yang mau menolongku. Namanya pak Manin. Dia lagi duduk-duduk di bawah pohon menanti mobil yang akan keluar dan masuk. Pak Manin  adalah seorang juru parkir. Senyumnya selalu mengembang di bibirnya. 

Dengan rela hati dia menolongku. "Tapi saya tak tahu mau menulis apa bu.." ujarnya bingung. "Bagaimana kalau cerita suka dukanya jadi juru parkir selama 8 tahun.." kataku. Suka duka ????? dia mengulang kalimatku.Nahhhh kan.. ada yang mau tapi tak tahu mau menulis apa.

Akhirnya dibuat kesepakatan dia menulis apa yang aku tanyakan berikut jawabannya. Tertulislah namanya, tanggal lahirnya, tempat tinggalnya, lama menjadi juru parkir, penghasilannya. Terakhir kutanyakan.. "kalau seandainya ada pilihan pekerjaan selain juru parkir.. bapak mau gak.. misalnya kerja di kantor jadi OB gitu.. atau apalah yang bisa bapak kerjakan ?" Dia dengan mantap menggeleng.. "kalau kerja kantor itu terikat.. kalau begini kan bebas..". Nah kan.. beda sama tadi pas ditanya.. kenapa jadi juru parkir.. jawabnya gak dapat kerjaan..nyari kerjaan susah.. dari pada nganggur mendingan jadi juru parkir. Tapi ya sudahlah terserah dia... yang penting dia mau nulis. Tapi kasihan juga pak Manin.. gara-gara ngobrol denganku beberapa mobil yang keluar tak sempat dia mintakan ongkos parkirnya. Waaaah sudah merugikan dia ya aku ini.

Begitu selesai dia menulis, maka ku minta dia mereferensikanku pada teman-temannya/ Maka langsung datanglah beberapa temannya. Nahhh... kalau begini enak juga. Dia yang meminta teman-temannya untuk menulis. Akhirnya terdapatlah 3 orang yang dengan tulus ikhlas mau menulis dengan mencontoh tulisan yang sudah di buat oleh pak Manin. Sambil nulis kami ngobrol ngalor ngidul namun masih dalam konteks tulis menulis. Saking asyiknya pak Suwarno yang pengojek menolak melayani penumpang. Waduh.. sudah 2 orang yang aku rugikan.

Akhirnya hari ini aku berkenalan dengan 4 orang.. pak Manin juru parkir yang katanya terpaksa jadi juru parkir daripada nganggur tapi tak mau kerja di kantor. Pak Suwarno pengojek yang dulu mantan supir tapi karena sudah tua jadi memutuskan untuk berhenti berdagang..dan akhirnya menjadi pengojek, pak  Jenal yang pedagang asongan yang katanya terpaksa jadi pedagang tapi sekarang sudah menikmati sebagai pedagang dari pada nganggur, dan terakhir yang paling muda juru parkir juga namanya Jamaludin yang ingin sekali bisa kerja di kantor sebagai apa saja. Saat ditanya berapa nomor HP nya dia bilang tidak ada. Lah tumben ada orang muda gak punya HP. Akhirnya dia bilang HP nya ketinggalan di kost dan dia tak hafal nomornya sendiri. Ya sudahlah.. apapun alasannya yang penting mereka sudah mau menulis untukku.

Terima kasih ya untuk ke empat malaikat penolong ku... semoga selalu sehat dan menemukan apa yang sebenarnya ingin dikerjakan...

Bukan Rejekiku dan dia...

Hallo Bloggy apa kabar.. 
Hari ini aku mencoba memperdalam sesuatu hal. Walau rasanya setelah duduk di kelas kepalaku rasanya jadi pusing tujuh keliling. Datang terlambat. Novel Agatha Christie yang belum selesai aku baca. Menambah lengkap rasa tidak siapku untuk duduk di kelas hari ini.
Baru duduk beberapa menit sudah mendapat tugas untuk mencari 3 orang yang mau menuliskan sesuatu untukku. Hohoho.. kemana ya harus kucari.

Akhirnya sambil berpikir sekali dayung dua pulau terlampui. Aku harus ke ATM untuk mengambil uang dan mencari 3 malaikat penolongku. Pergilah aku ke ATM dengan planning akan meminta tulisan kepada orang pertama yang aku temui di luar halaman hotel.
Ternyata penjual serbet atau lap yang aku temui pertama kali.

Awalnya aku jujur mengatakan aku sedang belajar dan minta pertolongan agar dia mau berbaik hati menulis sedikit saja untukku. Tapi tak mempan juga membujuknya. Akhirnya aku ajak berbicara soal impiannya. "Saya sebenarnya gak suka usaha keliling seperti ini.."katanya sedikit kesal. Lalu bapak maunya usaha apa. "Saya gak punya modal..kalo saya punya modal apa juga gak gampang". Oh yaaaa... "Ok..jadi kalo bapak punya modal katakanlah sekarang ada uang di depan bapak.. bapak mau usaha apa", pancingku. "Dagang"jawabnya mantap. OK..dagang apa.. begitul aku kejar. "Ya dagang.. punya lapak.. "sahutnya. Ok dagang punya lapak.. tapi bapak mau dagang apa.. Nah mulai dia mengernyit-ngernyitkan alisnya, "dagang kelontong" jawabnya.Well.. apa sih yang dimaksud kelontong itu.. bagaimana jika bapak tuliskan disini nama bapak, alamat, no Hp, dan keinginan bapak jika mendapatkan modal dari bank..pintaku. 

Dia menatapku.. "memang ibu siapa?" tanyanya curiga. Yaaaahhh.. dari tadi juga sudah dijelaskan..aku ini mau minta tolong dia mau menuliskan sesuatu untukku. Weelll dengan sedikit sombong aku jawab.."saya orang bank..saya bisa kasih modal bapak..berapa bapak memerlukan modal..??" Dia menyahut sepuluh juta dengan mantap. Nah tuliskan disini... bagaimana.. pintaku lagi. Mulailah terjadi perdebatan.. dia tak bisa menulis lah.. dia pusing lah.. dia nulisnya jelek lah.. plussss ditambah seseorang berteriak.."woooiii tulisannya mau dibaca tu..nasibnya buruk apa jelek..." Makinlah ketakutan penjual serbet itu.. dan langsung kabur..."lain kali aja deh bu..."... Hmmmm emang kalau bukan rejeki ..ya begini ini.. bukan rejeki dia dan juga bukan rejeki ku...