Sebenarnya ini tadi cuman sekedar iseng-iseng saja. Saat makan di Lumba-lumba di kawasan kota tua, aku melihat dari jendela penjaja uang receh sedang menjajakan uangnya. Saat ku membahasnya dengan my baby bungsuku, my baby menjelaskan demikian "Katanya mami kalo menukar di bank itu ribet, ngantri, dan jumlahnya terbatas, kalo di mereka gak ribet n gak pake ngantri..walau harus bayar."
Emang sih ribet.. terbatas dan capek antri.. |
Akhirnya ... selesai makan.. kuberhentikan mobilku di salah satu penjaja uang. Uang receh yang aku persiapkan untuk diriku sendiri sudah ludes diminta oleh saudara dan teman-temanku, tentu saja tanpa biaya sepeserpun. Aku memerlukan lima ribuan dan dua ribuan untuk parkir dan lain-lain nantinya, tak ada salahnya mencoba untuk menukar sehingga tahu berapa mereka menjual uang receh itu.
"!00.000 jadi bayarnya 110 ribu bu.. "jelasnya. "Semua sama bu.. sepanjang jalan ini sama semuanya, kan kami dapatnya dari BOS..". "Mahal sekali bu.. di diskon deh sedikit.. "pintaku. "Kalo kemarin 100ribu itu jadi 105ribu, kalo sekarang dah gak bisa bu. Dari BOS nya sudah segitu. Akhirnya aku bayar juga jumlah yang diminta.
Mungkin lebih baik bayar daripada buang waktu seperti ini |
Lalu aku mulai berhitung.. kantorku setiap minggu mendapat jatah dua kali dari BI. Katakanlah 300 juta aku dapat.. artinya dalam 1 minggu menjelang lebaran bisa mendapatkan keuntungan 30 juta. Ya ampun.. ya ampun keluar dari mulutku.
Penukaran di kantorku aku berikan gratis kepada seluruh nasabah bahkan bukan nasabah. Begitu juga kenalan-kenalan kami jika mereka memerlukan untuk berhari raya. Aku lagi membayangkan seandainya karyawanku tak punya komitmen.. seandainya penukar uang ternyata penjual uang.. olalala apa jadinya... Padahal kami mendapatkannya saja begitu sulit menjelang hari raya. Permintaan kami tak pernah dapat di penuhi BI. Bisa mendapat setengahnya saja sudah bagus. Kami menukarkan tanpa biaya.. sedangkan yang dengan menjual sepertinya mudah mendapatkan.. sepertinya stok uangnya tak ada habis-habisnya. BOS nya begitu pintar memperoleh uang receh. Kami kalah pintar.
Sebenarnya ini salah siapa.. BI yang tidak dapat menyebarkan uang receh sehingga mudah diakses oleh masyarakat, apa salah bank yang tak bisa menjadi tempat penyebaran uang receh.. apa kebutuhan uang receh dan persediaan uang receh tak seimbang, apa kenapa ya.. sehingga setiap hari raya pasti penjual uang receh ini laris manis walau dikenakan biaya 10%. Atau.. ya sudahlah sekali-sekali bagi-bagi rejeki... kan yang nuker juga pada dapat THR... kalau yang kayak begini ini masuk Riba apa bukan yaaaa.. bunga bank saja disebut riba... gak tahulah jadi pusing...
Hahaahahaha lagian juga ngapain dipikirin... yang nuker bayar 10% aja gak pusing.. yang nyebarin yang gak bisa memenuhi permintaan masyarakat juga kagak pusing...
http://www.aktual.co/sosial/190312hukumnya-riba-transaksi-tukar-uang-receh-menjelang-lebaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar