Biar Disapu Ombak

Biar Disapu Ombak
Lupakan.. lalu semuanya akan selesai...

Selasa, 06 Agustus 2013

Kuingin Melepasnya dengan Rela

Hai Blog... sudah lama ya aku tidak bercerita-cerita padamu. Jadwalku memang sedang padat kemarin-kemarin. Aku harus ke Tidung menemani putri sulungku, pekerjaan di kantor yang padat karena Renovasi dan banyaknya permintaan kredit.. dan juga karena Aku harus ke Jogja menemani putri cantikku yang diterima di TekKim UGM. Sebenarnya putriku itu juga diterima di TekKim UI tapi putriku tetap meminta untuk diijinkan  ke UGM. Sebenarnya aku sih kurang rela tapi ya sudahlah.. biarlah putriku melangkahkan kaki sesuai keinginannya. "Kenapa mami tidak memaksaku di UI, kalau mami paksa aku pasti menurut", begitu pernah putriku berkata. Ah.. aku tak pernah mau memaksakan mimpiku pada anak-anakku.. anakku punya mimpi sendiri, biarlah ia yang memilihnya. 

Aku tak mau membuat kesalahan untuk kedua kalinya. Dulu putriku yang pertama aku tahan sehingga tak jadi berangkat ke Newyork, padahal ia sudah diterima di FIT. Setiap bicara tentang mimpinya aku seperti orang yang paling bersalah dimuka bumi ini. Aku yakin suatu saat putriku akan terbang ke Newyork dan yang tinggal dirumah hanya aku, Yo dan bungsuku My Baby. "Aku akan kesepian tanpa Tessa.. aku mau nyusul Tessa ke Jogja.. aku mau masuk kedokteran di UGM," begitu kata My Baby....ah benerkan..semua akan pergi meninggalkan aku dan Yo.. mereka akan mengejar mimpi-mimpi mereka. 
dengan jaket UGM... cantiknya

Anak-anakku bukanlah pemimpi yang hanya bermimpi. Setiap langkahnya dipikirkan masak-masak. Dari kelas 1 SMA putri cantikku sudah menentukan tempat kuliahnya di Jogja. "Mami.nanti aku mau kuliah di UGM.. aku suka sekali melihat kampusnya.. suasananya.. dan disana kan biaya hidup tidak mahal.." Saat itu aku menganggapnya sepele..ah paling hanya keinginan sekejab.. mana berani putriku pergi tanpa aku.. mana berani putriku tidur sendiri.. mana berani dia berada di kota yang tak jelas arah untuk dirinya. "Mami aku mau masuk Teknik Kimia.. kalau Kedokteran rasanya terlalu lama dan aku tak terlalu yakin nanti kedepannya.. rasanya agak sulit. Aku ingin yang cepat bekerja.."begitu pernah putriku berkata. Lagi-lagi kupikir..ah masuk fakultas negeri itu kan untung-untungan.. belum tentu nanti akhirnya masuk kesana.. karena itu aku selalu takut jika mimpinya tak jadi kenyataan. Tapi putriku memang tak seperti aku. Setiap keinginanya pasti dipertanggungjawabkan dengan baik. Aku sampai kadang takut dengan semangatnya yang terlalu menyala-nyala.. aku takut putriku kecewa. Tapi ternyata dia mampu membuktikannya.. bahwa putriku serius dengan pilihannya.
"Aku sudah mantap di UGM mami.." katanya mengambil keputusan. Aku hanya mengingatkan bahwa keputusannya mengikat sampai lima tahun kedepan. "empat tahun mami..terlalu lama lima tahun" protesnya.. "ya.. apapun yang terjadi lancar atau tidak lancar..mengikat sampai lima tahun..kita berharap semua baik-baik dan lancar..".

Akhirnya kami berburu kost di Jogjakarta. Semua jalan kami telusuri untuk mendapatkan kost yang sesuai untuk putriku. Kucoba untuk berjalan kaki, kucoba untuk naik ojek. Kuteliti satu persatu apakah dekat fotocopy, laundry, penjual makanan, mart, pangkalan ojek dan halte bis.
 
Sekarang bulan Agustus berjalan satu demi satu harinya. Makin mendekati tanggal 20 makin aku gelisah. Kenapa ya aku tak memaksakan saja kehendakku agar dia di UI saja..kadang penyesalan itu muncul. Saat tidur sering ku menatapnya.. badannya yang kurus karena pikirannya hanya tertuju pada mimpinya.. karena kegelisahannya yang tak lulus jalur undangan. "Aku siswa terbaik di sekolahku.. tapi aku tak masuk jalur undangan.. bagaimana kalau aku tak lulus juga nanti.. pasti aku dan sekolahku amat malu.." katanya sambil berurai air mata. "Aku lebih baik tidak jadi siswa terbaik saja mami..tapi aku lulus.." Ahhh.. aku juga sedih luar biasa dengan kegalauannya ini. Jantungku juga ikut berdetak-detak tak karuan. Sekarang semuanya sudah menjadi nyata.. dan aku yang makin gelisah..

Di pesawat saat perjalanan pulang aku melihatnya putriku makin mantap dengan pilihannya. Segudang rencana ia ceritakan padaku termasuk keinginannya untuk mendapatkan beasiswa.  Senang hatiku mendengarnya.
 
"Ini adalah Awal Tessa.. bukan akhir perjuangan..Perjalanan mimpimu sudah dibukakan Tuhan.. sekarang kakimu akan mulai melangkah.. Mami yakin ... Komitmenmu.. tekadmu.. niatmu.. janjimu untuk selalu di jalan Tuhan..akan membuat mimpi ini semakin nyata..."

Ohhh..kegelisahan pergilah.... aku ingin melepasnya dengan rela agar putriku juga tak gelisah nanti disana...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar