Saat kukatakan kepada ibuku kalau aku sudah lelah menjadi pimpinan di perusahaannya dan ingin menjadi komisaris, ibuku menanyakan.. apakah memang nanti setelah menjadi komisaris tidak ikut-ikut mengurus operasional. Kalau masih ikut-ikutan mengurusi kegiatan operasional..lebih baik jangan jadi komisari, begitu katanya tegas. Bagaimana ya reaksi ibuku jika aku tanyakan bagaimana kalau mencari pimpinan baru saja dan aku yang menjadi manager.. pasti ibuku lebih tertawa lagi.. "dimana-mana karir itu meningkat bukan menurun,.." pasti kalimat seperti itu yang akan keluar dari mulutnya..
Ibuku bukan lah seseorang yang berpendidikan tinggi atau mengerti organisasi. Ibuku hanya ibu rumah tangga biasa. Tidak pernah bekerja sebagai wanita karir.. ia hanya mendampingi ayahku saja sebagai seorang PNS...tapi ibuku tahu apa tugas komisaris, apa tugas direksi dan apa tugas manager... dan bagaimana karir yang dikatakan baik dimata orang lain dan diri kita sendiri.
Jadi kalau ibu ku yang hanya ibu rumah tangga saja bisa mengerti..kenapa orang yang mengaku pakar dalam berorganisasi dan pakar di LSM tidak paham berorganisasi. Kenapa juga harus banci dan tak berani terang-terangan. Strategi mempertahankan kekuasaan sih boleh-boleh saja tapi kenapa juga harus menjadi orang yang tak pernah ikhlas melepaskan jabatan.
Kalau memang menganggap dirinya sudah tak pas untuk memimpin organisasi, sampaikan saja kepada organisasi, agar dilakukan penggantian ketua organisasi. Biarkan semuanya berjalan sesuai mekanisme organisasi. Tak usah mengangkat seseorang secara tiba-tiba dan mengubah jabatan dirinya menjadi sekretarisnya. Itu artinya masih ingin berkuasa tapi sudah tak punya nyali untuk menjadi ketua, mungkin karena sudah merasa pamor reputasinya sudah tak seperti dulu lagi.
Jangan menjadikan seseorang menjadi boneka. Kalau memang ikhlas memberikan tongkat estafet..berikan dengan tulus. Lebih terlihat terhormat dan elegan. Tak punya jabatan bukan berarti membuat orang melupakan jasa-jasanya dan andil-andilnya. Orang tak buta dengan prestasi yang telah dibuat. Jangan membuat orang menjadi tak ingin mengingat-ingat andil dan jasanya karena sudah tak bisa melihat sepak terjangnya yang membuat konflik sepanjang masa.
Ini hanya masalah keikhlasan.. selama rasa ikhlas itu tak pernah ada.. siapapun ketuanya akan selalu digenggam dalam kekuasaannya. Jika ketua tak bisa lagi dicengkram dalam genggamannya maka merasa tak nyaman. Akhirnya organisasi ini hanya penuh berisi konflik yang berkepanjangan. Apakah ingin menjadi seorang yang dikenang karena menjadi sumber konflik padahal dulu dikenal sebagai orang yang idealis dan dipuji banyak orang.
Kadang kita memang bisa jatuh karena perbuatan kita sendiri...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar