Dua hari sudah, BBM ku berisi kalimat-kalimat untuk mengatasi kegalauan putri bungsuku. Kekuatirannya amat sangat berlebihan. Ketakutannya pun sama. Putriku baru saja memasuki hari-hari di sekolahnya yang baru. Lokasi, guru, teman, situasi, kebiasaan, tata cara dan banyak lagi yang berbeda. Ini juga pernah dialami putri keduaku bahkan sampai meminta untuk dipindahkan sekolah.
"Kakak kelasnya galak..., aku malas. Marah-marah melulu," keluh putriku. "Kalau galak kan ada kakakmu disana.. bilang saja.."kataku membujuknya. "ahhh.. kan sama mi..Tessa bukan siapa-siapa disana dan dia sama penakutnya denganku.." makin mengeluhlah dia. Aku tersenyum mendengarnya. Untuk level SMA pun berlaku "hallooo siapa sih eloo..". Aku bujuk dan katakan.. banyak manfaatnya menjadi seorang penakut dan bukan siapa-siapa. Paling tidak sebagai orang baru.. kita sadar siapa kita dan kita menjadi taat pada peraturan. Dan kalau kita tak suka pada sikap kakak kelas itu kita sedang belajar, agar kelak kita tak punya sikap seperti itu karena kita merasakan bagaimana kita tak suka dengan sikapnya. Banyakkan manfaatnya. Dan seperti biasa putri bungsuku akan berkata.."bener ya mami... ". Ya benarlah sayang..masak mami berbohong padamu.
Dan ketika tak jadi ulangan, putriku mengirimkan BBM padaku. "Aku sebel mami.. kesel.. kenapa gak jadi ulangan.. aku kan besok harus belajar lagi.. temenku seneng karena mereka gak belajar..". Haduhhh.. kenapa juga ini putriku, kok tidak suka melihat kebahagiaan orang lain. Dan juga kenapa tidak harus bahagia kalau ulangan ditunda. Kubalas BBMnya. "Bersyukur tidak jadi ulangan,. artinya kita diberikan kesempatan untuk belajar lagi.. biar tambah ingat..biar nilainya lebih bagus.". Muncul balasannya.."tapi aku jadi harus belajar lagi...aku kesellll..aku capek mami..capek..". Wah sepertinya kadar emosinya sedang tinggi. "Ya sudah.. istirahat dulu belajarnya. Santai saja. Mami kan tidak minta nilai.. mami hanya minta pelajarannya benar-benar dimengerti. Bukan mengejar nilai. Nanti kalau sudah tidak capek belajar lagi..". Dan seperti biasa muncul jawaban.. "bener ya.. ".
Dan saat ulangan pelajaran yang lain.. muncul BBM nya.. "mami aku belajar capek-capek cuman dicontekin sama teman-temanku.. enak sekali ya mreka mami.. aku gak berani menolak.." Nah.. memang ini penyakitnya. Dia tak pernah tega untuk berkata tidak. "Itu artinya teman-teman percaya kalau kita belajar.. dan kita bisa. Bersyukur dong kalau dipercaya oleh teman-teman. Tapi kasihan teman-teman kita kalau bisanya hanya mencontek saja.. kita ajak saja belajar bareng dan les bareng." Biasanya putriku akan membalas..ah malas.. biar saja kalau maunya begitu.. iya ya aku kan jadi makin pinter.. dan biasanya akan diakhiri "bener ya..."
Sungguh bahagia jika putri kita masih mau mengirimkan BBM pada kita.. mengeluhkan masalahnya. Sampai dirumah disambut dengan keluhannya. Aku makin mengerti apa yang sedang dihadapinya. Kalau putriku diam saja.. aku tak pernah tahu.. apa yang sedang dipikirkannya.. apa yang sedang terjadi padanya. Hanya saja kadang BBM dan telponnya masuk disaat yang tak tepat.. saat kita juga tak punya pilihan. Dan kita menundanya beberapa menit.. dan kadang bisa saja menjadi lupa untuk membalasnya karena diburu-buru pekerjaan. Dan akhirnya putriku ngambek dan protes.
Aku berharap aku diberikan kemampuan untuk membimbing putriku dan kemampuan untuk menggantikan posisi papanya, sehingga putriku tak pernah merasa galau sendirian..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar