Bukan perkara yang mudah bagi saya untuk mencarikan tempat kursus menjahit, karena sekarang sudah jarang sekali ada kursus menjahit di dekat rumah. Kalaupun ada berada di lokasi yang menurut saya kurang pas jika melihat dari segi keamanan. Kalau mendaftarkan di tempat yang terlalu jauh pasti akan mengganggu jadwal kerja saya karena harus sibuk mengantarnya. Dan pasti biaya kursus juga menjadi bahan pertimbangan..ya kalau serius .. kalau hanya keinginan sesaat...
Saya membiarkan saja permintaannya. Saya minta dia sendiri yang ke tempat kursus menjahit di dekat rumah. Saya ingin melihat keseriusannya. Tak juga dia pergi, hanya meminta untuk saya mencoba menanyakan kesana. Akhirnya saya tak kuasa juga menolaknya. Saya tanyakan ke tempat kursus dan sekalian melihat bagaimana tingkat keamanannya untuk putri saya. Setelah saya menanyakan .. saya memberikan laporan kepada putri saya. Dia menetapkan satu tanggal untuk memulai kursus. Saya berpikir.. dia pasti akan mengulur-ulur waktu. Ternyata... semua diluar dugaan saya.. sebelum tanggal yang ditetapkan dia sudah meminta untuk di daftarkan. Akhirnya kami berdua kesana. Saya biarkan untuk menilai kelayakan tempatnya dan mengukur keberaniannya. Setelah dia yakin, saya bereskan semua administrasinya.
Sekarang hari-hari berlalu dengan berbagai permintaannya.. dari membetulkan mesin jahit dari ibu yang sudah berusia 23 tahun sampai mengajarinya memasang benang. Alamak.. ini semua sudah tak pernah saya pegang. Saya bawa putri saya pada ibu... dan ibu yang mengajarinya... tapi sekarang di rumahpun dia tetap memaksa saya untuk mengikuti ritme kegiatannya.. baginya mamanya harus serba bisa. Akhirnya kucoba mengingat-ingat memasang benang... dan.. sim salabimmm saya ternyata masih bisa.... aaaahhh.. mungkin masa tua saya nanti bisa saya isi juga dengan menjahit.. menjahit baju yang robek atau kaos kaki yang robek... hahahaha... sepertinya mau tak mau saya harus mengikuti ritmenya... tak bisa saya bayangkan kalau nanti dia sudah mulai menjahit sebuah baju... akan terlihat betapa bodohnya saya dimatanya.....
Seperti hari ini ketika kami bersama-sama pergi ke tempat pameran pendidikan... inipun pergi kesana karena paksaannya... rengekannya dan mukanya yang sudah mulai cemberut ketika dia merasa saya tak ingin mengantarkannya. Akhirnya kami pergi berdua... ahh urusan yang seperti ini tak biasa untuk saya.. saya tak pernah sekolah di luar.. bahasa inggris saya parah sekali. Setiap dia memaksa saya untuk bertanya, saya katakan saya tidak berani .. karena mereka orang barat... dan harus memakai bahasa inggris. Akhirnya dia menanyakan sendiri semua yang ingin diketahuinya... terlihat asyik dan sok kebarat-baratan... tak menyangka dia bisa.. belajar dari siapa ya.. kursus saja tak pernah... saya hanya berpikir dia hanya mampu menulis blognya dalam bahasa inggris.. tapi ternyata dia juga punya nyali untuk bicara. Apa tadi kamu mengerti apa yang dijelaskan... tanya saya.. semuanya... dia mengangguk-angguk yakin dan menceritakan apa yang dijelaskan tadi. Saya hanya bisa ber "oh..oh.." saja.
Seharusnya mami bisa bahasa inggris.. katanya ... ohhhh... menampar sekali bicaranya. Lalu segudang nasihat keluar dari mulutnya. Ohhh... pedih sekali. Rasanya faktor U sudah menghalangi. Tapi tadi saya melihat... ternyata pintu dunia begitu terbuka untuk semua yang bisa berbahasa inggris... begitu banyak hal yang bisa didapat dengan mampu berbahasa inggris. Saya rasa putri saya telah merasakan itu... sehingga dia selalu menggunakan bahasa inggris untuk blognya., menulis dengan bahasa inggris di twitter nya.. mungkin awalnya agar tak dimengerti oleh saya.. tapi malah menjadi sebuah kebiasaan. Dan saya melihat putri saya ini mempunyai planning untuk masa depannya... mempunyai impian dan saya berharap dia tak menurunkan impiannya karena keterbatasan mamanya... tapi terus meningkatkan kualitas dirinya agar bisa meraih impian dengan segala keterbatasan mamanya.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar