Aku tahu hatimu sakit..
Siapa bilang hatiku sakit..
Siapa bilang ? Bukankah aku yang mengatakannya tadi..
Jangan suka menerka-nerka..
Menerka-nerka? Kenapa harus menerka-nerka.. matamu yang mengatakan demikian..
Hatiku tak pernah sakit..sudah lupakan.. lihat ombak itu...
Ombak itu yang membuatmu sakit..
Bagaimana bisa.. ombak itu jauh dari kakiku..
Tapi ombak itu dekat dengan hatimu..
Ombak itu tak bisa menyentuhku lagi..
Ya.. tapi dia sudah melukaimu..
Jangan bicara lagi soal ombak.. lihat terang lilin itu..
Lilin..?? kenapa ??
Sinarnya mampu menembus malam..
Yaa.. mampu juga menembus hatimu..
Jangan sok tahu..
Sekaligus membakarmu..hangus tanpa sisa..
Aku ingin melupakan ombak.. melupakan lilin
Hanya ingin.. tapi hatimu tak mau..
Sungguh aku ingin,,,
Tapi tidak hatimu..
Sungguh aku ingin..
Berapa kali harus kau bohongi dirimu...
Percayalah.. hatimu sakit..
Tidak.. dia hanya terluka sedikit..
Bohong.. luka itu amat dalam..
Besok kuberi betadine..
Dia tak kan mempan.. dia sudah mencengkeram seperti kanker..
Besok kan ku amputasi..
tak kan bisa pernah bisa... karena sudah menyatu dengan hatimu..
Kalau begitu biarkan hatiku hilang..
memang sudah hilang..
Sudah terbawa ombak dan terbakar api lilin
yang tersisa cuman sakit..
yang kau simpan terus menerus..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar