yang saya baca, yang saya amati, yang saya alami, yang saya rasakan, yang saya pelajari, yang saya khayalkan, yang saya renungkan, yang saya perdebatkan, yang saya imajinasikan..... yang saya ceritakan untuk menginspirasi...
Rabu, 31 Agustus 2011
Mandi... ayo Mandi....
Perkara mandi sebenarnya perkara yang remeh temeh. Tapi entah kenapa di rumah ini, ternyata didiami oleh sepasukan orang yang rasa malasnya terlalu tinggi untuk mandi. Dari ayah, ibu sampai anak-anaknya. Dan ini selalu terjadi di hari libur.
Hari libur selalu diisi dengan pertengkaran kecil soal mandi. Tak ada satu pun mahluk di rumah ini yang mau mandi duluan. Semua begitu bangun tidur langsung menikmati kegiatannya tanpa harus mandi. Mau makan ya makan setelah menyikat gigi. Mau nonton ya nonton sambil memeluk guling..mau membaca ya membaca sambil menumpuk bantal setinggi-tingginya sebagai sandaran kepala.. yang mau belajar ya langsung belajar sambil mengerjakan PR di tempat tidur sambil menggoyang-goyangkan kakinya. Yang mau menjahit ya langsung menjahit.. yang mau browsing ya langsung menyalakan notebook. Setelah itu pasti sebentar-sebentar beranjak ke tempat tidur.. memeluk bantal..terlelap sebentar dan kemudian terbangun lagi melanjutkan aktifitasnya.
Pertengkaran soal mandi juga bisa membuat menangis. Sang ayah menuntut anaknya untuk mandi duluan.. sang ibu meminta ayahnya untuk mandi duluan.. sang anak ingin ibunya saja yang mandi karena anak dan ayah tidak ada yang mau mengalah. Akhirnya semua tidak ada yang mandi.
Ketika sang ayah sudah bersuara tinggi.. anak semakin kesal. Inilah yang disebut sebagai dibutuhkannya role model.. bahkan untuk urusan mandipun dibutuhkan role model. Dibutuhkan contoh. Siapa yang membuat peraturan ya dia harus memberikan contoh terlebih dahulu...harus bisa menjadi panutan. Sang anak..kesal kemudian menangis dan kemudian mengambil handuk dan pakaian. Sang ayah yang menyesal karena sudah meminta sang anak mengikuti kemauannya juga menyesal kenapa tidak bisa menjadi panutan juga mengambil handuk dan pakaian kemudian segera masuk kamar mandi. Sang ibu menatap dengan menyesal kenapa juga tak buru-buru mandi.
Mandi.. perkara yang mudah tiba-tiba menjadi perkara yang sulit dan berubah menjadi sebuah pertengkaran kecil yang berujung pada penyesalan karena semua merasa bersalah.
Ya hari libur kadang semua penghuni rumah ingin menikmatinya dengan bermalas-malasan namun kadang berujung pada pertengkaran kecil...dan hanya untuk masalah sepele.. MANDI..
Ternyata menjadi orang tua itu amat sulit.. harus mampu memberi contoh dan menjadi contoh.. menjadi panutan setiap saat..setiap waktu..tak boleh lengah...
Bahkan untuk urusan mandi....
Ayoooo pada mandiiiiiiiiiiiii.....
----------------------------------------
Mari ingat sebuah lagu....
Mandi..ayo mandi.. pake sabun mandi.. jangan tunggu-tunggu perintah ibumu...
Yaa... barangkali ibunya juga malas mandi seperti aku....
Parah....
Foto aku seperti ultah Nana 10 tahun...
Ini adalah foto yang diminta putri bungsuku. Dia ingin mengabadikan moment yang sama dengan saat ulang tanun Nana yang ke sepuluh. Saat Nana berusia 17 tahun dia meminta aku untuk memfotonya dengan pose persis sama dengan saat ulang tahun yang ke 10 tahun. Dan inilah hasilnya. Betapa aku penuh syukur..ketiga putriku selalu rukun dan kompak...
Selasa, 30 Agustus 2011
17 tahun Nana telah mengisi kehidupanku...
Dearest Nana.....
Semalam mami memandangi mu yang terlelap tidur.. potongan rambutmu yang sekarang dengan poni, membuatmu tambah cantik. Pasti Nana lelah setelah beberapa hari ini memotong kain, menjahit dan menjahit. Pasti Nana sedang jengkel dengan mami yang terlalu banyak komentar terhadap yang engkau lakukan. Tapi dalam hati kecil mami amat bangga dengan semangatmu yang besar seperti itu. Yang kadang tak lagi memperdulikan lelahnya tubuh seharian kau paksa untuk mengikuti kemauanmu.
Hari ini tepat usiamu 17 tahun. Sweet seventeen. Mami tahu betapa Nana ingin merayakannya dengan teman-temanmu. Mami tahu kalau mami telah mengecewakanmu dengan keterbatasan mami. Mami tahu Nana tak pernah menyusahkan mami dengan meminta yang tidak-tidak. Yang Nana minta selalu untuk peraihan impianmu. Mami tahu bagaimana Nana menabung untuk menggenapi keinginanmu tanpa menyusahkan mami. Mami tahu Nana lebih senang hunting ke pasar Senen membeli baju yang berharga miring daripada membeli baju di mall. Mami tahu Nana tak pernah sedikitpun memaksa mami. Keinginanmu adalah juga keinginan mami. Namun kita semua mempunyai keterbatasan. Kadang saat yang diminta bisa diikuti kadang harus ditunda untuk beberapa saat.
Hari ini Nana telah menjelma menjadi gadis yang cantik. Lihat wajah-wajah cilikmu dulu. Lihat bagaimana dulu begitu mudah mami mengikat rambutmu.. mengepang rambutmu.. bahkan memakaikan rok dan sepatu sesuai keinginan mami. Ya..kadang memang mami memaksakan keinginan mami. Memaksakan untuk bersekolah yang mami inginkan tanpa ingin tahu apakah Nana suka atau tidak. Sehingga Nana harus tersedu-sedu menolaknya. Lihat juga saat mami begitu antusias meminta Nana untuk berfoto dengan Monyet.. dan dicium oleh anjing laut. Tanpa menanyakan apakah Nana suka atau tidak jika didekati monyet atau dicium oleh anjing laut.
Saat ini mami tak lagi bisa memaksakan kehendak mami karena Nana sudah punya kehendak sendiri.. sudah punya impian sendiri. Tugas mami saat ini mengantarkan Nana untuk mencapai gerbang impian Nana..untuk meraih impian yang setinggi bintang di langit. Mami bangga Nana telah mempunyai impian..mempunyai passion...
Mami selalu berdoa..Nana diberikan kemampuan untuk meraih semua impiannya.. dengan segala keterbatasan Mami.
Selamat Ulang tahun ya sayang...
Seperti biasa Mami selalu menyampaikan doa ini.. di setiap ulang tahunmu mami selalu menuliskan doa ini..
Doa ini ditulis oleh Dauglas Mac Arthur.
Pada masa perang dunia kedua, tepatnya bulan Mei Tahun 1952, seorang jenderal kenamaan, Douglas Mac Arthur, menulis sebuah puisi untuk putra tercintanya yang saat itu baru berusia 14 tahun. Ia memberi sang anak puisi indah yang berjudul "Doa untuk Putraku" tapi mami menggantinya menjadi demikian...
Doa untuk Putriku
Tuhanku...
Bentuklah puteriku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya.
Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan.
Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan.
Tetap Jujur dan rendah hati dalam kemenangan.
Bentuklah puteriku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya
dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja.
Seorang Puteri yang sadar bahwa
mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.
Tuhanku...
Aku mohon, janganlah pimpin puteriku di jalan yang mudah dan lunak.
Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan.
Biarkan puteriku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar
untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.
Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi,
sanggup memimpin dirinya sendiri,
sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.
Berikanlah hamba seorang putri
yang mengerti makna tawa ceria
tanpa melupakan makna tangis duka.
Puteri yang berhasrat
Untuk menggapai masa depan yang cerah
namun tak pernah melupakan masa lampau.
Dan, setelah semua menjadi miliknya...
Berikan dia cukup Kejenakaan
sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh
namun tetap mampu menikmati hidupnya.
Tuhanku...
Berilah ia kerendahan hati...
Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki...
Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna...
Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud,
hamba, ayah dan ibu nya , dengan berani berkata "hidup kami tidaklah sia-sia"
Nana .. mami tak mampu berdoa sebagus dia.. tapi harapan mami sama dengan Jendral ini. Itulah semua harapan mami dan juga papi.
Terima kasih sayang untuk kasih sayangmu pada mami dan papi. Untuk obat yang selalu Nana sediakan untuk papi, untuk kesabaranmu menghadapi sikap papi, untuk kesabaranmu menantikan kesembuhan papi.
Terima kasih Bapa.. Kau telah berikan seorang bayi mungil yang sekarang telah menjelma menjadi gadis yang cantik, yang selalu menghiburku dan mengisi kehidupanku, menguatkan semua langkah kakiku... melupakan semua beban beratku.. dan menghapus air mataku...
Mampukan aku untuk selalu membuatnya berada dalam pelukan tangan kasihMu
Mampukan aku untuk mengantarnya sampai ke menuju ke tempat impiannya...
Mampukan aku untuk menjadi ibu dan sahabatnya yang baik.
Jakarta, 31 Agustus 2011
17 tahun Nana telah mengisi kehidupan Mami...
Talita : "please mami..diam dulu ya..."
Lebaran kali ini yang tidak ingin kemana-mana adalah Talita. Sudah dua hari ini malah sudah 2 malam tiga hari, dia sibuk mengerjakan baju yang akan dikirimnya untuk lomba. Sebenarnya juga tidak ada yang memaksanya untuk ikut lomba, agar liburan ini bisa dinikmati dengan tenang dengan happy. Mau tidur-tiduran saja silahkan, mau menjahit silahkan, mau belajar silahkan tapi tak ada yang disebut dengan target.
Dengan niat ikut lomba akhirnya dia jadi bicara target lagi. Buku agendanya penuh jadwal yang ketat, yang dicentang jika sudah terlaksana. Salut juga aku dengan anak ini, aku saja punya agenda tak serapi itu. Semuanya mengandalkan ingatanku saja..malas aku mencatat di agenda. Bisa stress melihat ini belum..ini juga belum..ahhh ini juga belum.. yah dicatat diawang-awang saja biar tak terlalu stress jika melihat target yang tidak kesampaian terus.
Tenggang waktu yang singkat untuk membuat baju yang dilombakan membuat anak ini lebih banyak diam, dan kadang merengut karena jengkel mendengar komentar-komentar aku. Sepertinya saat ini dia sedang tak mau diberikan komentar. Mungkin yang diinginkan adalah aku diam saja tak usah banyak komentar. Lihat hasilnya dulu baru komentar. Akhirnya aku hanya mengamati saja dari jauh.. tapi ya kadang suka lupa.. kalau melihat dia menjahit dan sedikit kurang rapi aku memberikan komentar.. kok sepertinya patingplekitut kataku. Dia hanya diam dan menatapku sebentar dan kemudian melanjutkan lagi. Ahhhh aku ini juga ya tidak bisa diam mulutnya sudah tahu dia tak suka dikomentari kok ya masih saja mengomentari...
Sepertinya anak ini sedang sensitif sekali. Mungkin pesannya.."please mami diam dulu ya". Lebaran kali ini menyadarkan aku bahwa anak-anakku sudah mempunyai agenda nya masing-masing..sudah punya program liburan.. aku sebagai mamanya..hanya perlu mendampingi dan berkomentar jika memang benar-benar diperlukan.
Mikirnya kejauhan...
"coba puasa dan lebarannya sepanjang tahun..kita bisa makan enak terus deh.." kata seorang anak pada sebuah iklan mi instant di TV. Padahal dia hanya mendapat kiriman mie instant saja di bulan puasa.
Entah aku harus sedih atau gembira melihat iklan itu. Sedih karena betapa susahnya kenyataan anak itu..karena untuk makan mie instant saja harus menunggu bulan puasa dan lebaran.. atau gembira karena akhirnya anak itu juga bisa makan mie instant."De..lihat mereka mau makan mie instant saja susah.. bahkan lebaran pun makan mie instant." kataku pada si bungsu. "Nasibnya sama dengan aku.. susah makan mie instant." kata putri bungsuku. Lahh aku sudah salah bicara rupanya. "Mami..Aku malah suka kalo bisa makan mie instant setiap hari.. apalagi saat lebaran.. makan mie instant saja dijatah sama mami.."
"Tapi kenapa ya iklannya kayak begitu ya de.. kok kayaknya susah banget ya dek mereka.." Ketika aku menyampaikannya pada putriku yang bungsu.. putri bungsuku tertawa-tawa.. "ih mami itu kan iklan.. masak iklan mie instant ngirimnya ketupat.. mami mah aneh.. kenapa juga dipikirin.." ucapnya santai...
Ahh kenapa sih aku selalu begini.. mikirnya kejauhan... padahal yang lain mikirin juga tidak...
Putriku mempersoalkan lebaran...
"Mi... masak temenku bilang..di twitter ada berita bahwa pemerintah Indonesia minta maaf..kemarin gak ketemu Hilalnya..karena sebenarnya lebarannya hari ini.. bukan besok.. Mi..kok bisa begitu sihhhhhh..." suara putri kedua saat melihat aku baru terbangun dari tidurku yang lelap. Antara sadar dan tak sadar aku mendengarnya.. "masak sih..".
"Iya mi .. bener.. tapi gak tau juga si bener apa gak.. tapi kan gimana coba kalo sampe salah kayak begini.." kata putriku lagi.. Putriku itu tidak ikut lebaran menyalahkan pemerintahnya seperti dia ikut lebaran saja.
"Kemarin mami juga baca di BBM katanya yang lebarannya besok cuman 4 negara saja Indonesia, Oman, Selandia Baru dan Afrika..itu katanya memakai pengamatan hilal di level lokal..gak mau ikutin Saudi Arabia yang sudah menggunakan teknologi canggih mencari hilalnya.." kataku seolah mendukung kekesalannya..
"Kenapa si mi pemerintah kita suka ngaco..???" tanya putriku..
Ah... pertanyaan yang sulit dijawab... Kenapa ya....
Nanti dululah jawabnya.. bangun tidur begini ditanya seperti itu mau jawabnya ya emosi saja.. nanti deh tenang dulu di renungkan dulu jawabannya biar putriku juga tak selalu dengan mudah bertanya seperti itu.
Supaya tenang pikiran.. sebaiknya kuteruskan dulu tidurku tadi....
Senin, 29 Agustus 2011
Bebas karena memaafkan... (Mario Teguh)
Pada saat kita marah kita sering mengatakan macam-macam.
Meminta Tuhan untuk membalas.
Banyak orang menjadi tidak bebas hidupnya karena sedang marah.
Padahal Orang belum tentu 100% benar dan 100% salah.
Bagaimana jika kita memaafkan saja..
Logika memaafkan adalah
Lupakan sakitnya dan ingat pelajarannya.
Bagaimana caranya kita dapat memaafkan yaitu Pengertian.
Orang yang mengerti mudah memaafkan.
Orang masih marah menolak untuk mengerti.
Hati itu bisa dilihat sebagai sebuah pelabuhan.
Jika kita marah...
Pelabuhan diisi oleh kapal-kapal yang marah.
Pelabuhan yang diisi oleh kapal-kapal yang terbakar tak akan bisa damai
Jangan gunakan hati kita sebagai pelabuhan kemarahan
Paling indah adalah hati kita diisi dengan cinta dengan kasih dengan sayang
Cobalah bertanya...
Siapa yang kita untungkan dengan kemarahan kita ?
Berapa banyak orang yang kita untungkan dari pribadi kita yang penuh kasih?
Kemampuan memaafkan ditentukan oleh kualitas kasih sayang kita
Bila kita sulit memaafkan berarti kualitas kasih sayang kita tak terlalu tinggi
Bagaimana meningkatkan kualitas kasih sayang kita pada orang lain ?
Ambil keputusan.. untuk mengasihi..untuk menyayangi.. untuk mencintai..
Siapakah yang lebih mudah kita cintai..
Kita ini selalu mensyaratkan jika orang yang baik adalah orang yang kita cintai..
Kemampuan cinta teruji jika orang yang kita cintai sulit untuk dicintai..
Karena cinta yang indah adalah cinta tanpa syarat...
Kemampuan memaafkan ditentukan oleh tingginya kualitas cinta kita..
Bolehkah kita marah ?
Hidup ini di dunia ini hanya sebentar...
Marahlah sebentar... dan bergembiralah yang lama..dan mencintai sebanyak-banyaknya.
Marah itu rahmat..yang rasanya tidak kita sukai
Marah jika digunakan dengan baik akan bisa menghebatkan kita.
Marah itu tidak harus kasar
Tidak harus bicara dengan kebencian
Tidak harus bertindak didasari oleh kedengkian
Marah bisa kita lakukan dengan santun
Orang yang mengagumkan adalah orang yang marah tetapi mengendalikan marahnya..
Semua kesalahan bisa dimaafkan..
Tetapi tidak semua kesalahan bebas dari tanggung jawab
Kalau orang yang hatinya besar dia sudah memaafkan sebelum orang lain meminta maaf.
Jadilah pribadi yang cintanya pada sesama besar sekali.
Cinta membuat kita tegas..
Ketegasan adalah kasih sayang yang kuat.
Memaafkan adalah pintu gerbang ..
Yang jika kita masuki mendapatkan kekuatan
Orang yang memaafkan itu terbebaskan dari hal-hal yang tak berguna
Memaafkan itu lebih cepat lebih baik..
Orang-orang yang cerdas tak akan marah dalam waktu yang lama..
Itu sebabnya memaafkan pintu menuju kekuatan..
Janganlah menjadi Orang yang melampui batas
Orang yang melampui batas adalah orang yang sudah tahu tidak berguna tapi dilakukan.
Kita sering mengatakan...Sabar itu ada batasnya..
Kapankah batasnya..bukankah batasnya saat kita mengatakan kalimat itu..
Tetapi orang yang tetap bersabar tidak ada batasnya..
Memaafkan itu kemampuan yang tumbuh..
Memaafkan itu kualitas dinamis..
Kenapa...
Karena...
Didepan orang kecil..Masalah itu nampak besar..
Didepan orang besar..Masalah itu nampak kecil..
Kemampuan yang tumbuh membuat masalah yang kita hadapi mengecil..
Jika kita marah tentang sesuatu..
mintalah diri kita dikuatkan agar masalah ini tidak mengganggu kita lagi..
Memaafkan tidak ada batasnya.. karena pertumbuhan kita tak ada batasnya..
Hati itu bisa dipermainkan jika kita menyerahkan semuanya..
Jika kita memberikan hati .. kaitkan pada tuntunan kebaikan Tuhan, kepada orang tua, berikan pada rasa hormat kita..
Kehidupan ini semua perilaku Tuhan.. semua yang terjadi entah itu kebaikan atau keburukan tujuannya adalah untuk kebaikan kita.
Orang yang menyesal..
Harus kita maafkan..
Tuhan mengganti keburukannya dengan kebaikan..
Jika kita patuh setiap hari pada Tuhan kita akan naik kelas..
Memaafkan itu hebat sekali...
Kesalahan itu baik jika kita menyikapi sebagai pembaru diri..
Memaafkan itu kapasitas yang tumbuh,
yang pertumbuhannya sesuai dengan pertumbuhan kapasitas kita untuk mencintai..
Dan kemampuan mencintai itu tumbuh bersama dengan ketegasan kita untuk memutuskan menjadi pribadi yang baru..yang memilih berhati besar yang tidak terlukai oleh urusan-urusan kecil dan yang tidak merusak kehidupan karena pertimbangan-pertimbangan yang tidak penting yang sementara itu..
Memaafkan adalah pintu menuju kekuatan yang besar
Memaafkan adalah kemampuan Tuhan yang paling kita minta
Maka penuhilah harapan orang-orang yang sudah menyesal atas kesalahannya
untuk kita maafkan..
Jangan nikmati penderitaan dari orang lain yang meminta maaf kepada kita..
Marahi kesalahannya..cintai orangnya..
Semoga kita menjadi pribadi yang menjadi pembebas satu sama lain dari siksaan batin
Semoga kita menjadi pribadi yang bebas karena memaafkan..
Hari ini Hari Lebaran yang tertunda..
Hari ini tanggal 30 Agustus 2011
Hari yang kemarin kami canangkan bersama sebagai hari Lebaran
Selasa ya ke rumah.. begitu kami memberitahu keluarga kami
Nyatanya...
Hari ini Hari Lebaran yang tertunda
Hari ini hari Selasa
Hari yang telah kubayangkan berkumpul dengan semua yang aku kasihi
Hari yang pasti penuh maaf, penuh cerita dan gelak tawa di rumah ibuku
Nyatanya
Hari ini Hari Lebaran yang tertunda
Hari ini aku terbangun di pagi hari
Setelah tertidur pulas karena kantuk semalam
Setelah mengelilingi Jakarta yang lenggang di malam hari
Menunggu pengantar ketupat yang belum juga tiba
Hari ini aku tak punya rencana
Karena rencanaku memang tak ada
Lebaran artinya kerumah ibu
Tak pernah kubayangkan..
Akan ada Lebaran yang tertunda...
Hari yang kemarin kami canangkan bersama sebagai hari Lebaran
Selasa ya ke rumah.. begitu kami memberitahu keluarga kami
Nyatanya...
Hari ini Hari Lebaran yang tertunda
Hari ini hari Selasa
Hari yang telah kubayangkan berkumpul dengan semua yang aku kasihi
Hari yang pasti penuh maaf, penuh cerita dan gelak tawa di rumah ibuku
Nyatanya
Hari ini Hari Lebaran yang tertunda
Hari ini aku terbangun di pagi hari
Setelah tertidur pulas karena kantuk semalam
Setelah mengelilingi Jakarta yang lenggang di malam hari
Menunggu pengantar ketupat yang belum juga tiba
Hari ini aku tak punya rencana
Karena rencanaku memang tak ada
Lebaran artinya kerumah ibu
Tak pernah kubayangkan..
Akan ada Lebaran yang tertunda...
Hilal yang dicari tak terlihat...
Pemerintah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1432 H jatuh pada Rabu 31 Agustus 2011. Keputusan in diambil melalui sidang itsbat penetapan 1 Syawal 1432 H yang dipimpin oleh Menteri Agama Suryadharma Ali di kantor Kementrian Agama Jakarta, Senin (29/8) sore. Sidang dihadiri antrara lain oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Am’ruf Amin dan berbagai perwakilan ormas Islam Tanah Air.
Berdasarkan hasil laporan dari 33 titik pantauan hilal di seluruh Indonesia yang dibacakan dalam sidang tersebut, tak satu pun melihat hilal atau anak bulan di ufuk. Dengan demikian, 1 Syawal 1432 H jatuh pada hari Rabu 31 Agustus 2011.
-----------------------
Inilah keputusan yang harus diterima. Seumur hidupku sepertinya baru kali ini lebaran tak sesuai dengan yang telah tercantum di kalender yang terpajang di rumahku. Hanya karena Hilal yang dicari tak terlihat..
Ketupat sudah dipesan tak bisa ditunda karena sudah terlanjur terebus kata yang membuat. Opor, rendang, sambal goreng sudah dimasak, kerupuk sudah di goreng, baso jangkung sudah dipesan. Entah bisa bertahan atau tidak sampai hari rabu. Dan itu semua hanya karena Hilal yang dicari tak terlihat...
Kalau tak mau pusing bisa saja ibu memilih ber "lebaran" besok. Karena toh pada kenyataannya juga semua sudah libur dan sebagian umat muslim juga berlebaran besok. Tapi ibu memilih taat pada keputusan..keputusan pemerintah. Ibu lebih baik mengikhlaskan ketupat, opor, rendang atau sambal goreng sekalipun. Itu semua karena Hilal yang dicari tak terlihat...
Belajar taat pada keputusan dan dengan ikhlas melanjutkan puasa yang disangka telah berakhir di garis finish.. itulah pelajaran yang aku dapat dari ibuku. Itu semua karena Hilal yang dicari tak terlihat...
Tak ada yang buruk dengan tak terlihatnya Hilal.. kita belajar sabar..belajar ikhlas..belajar memahami dan menerima keragaman... ya kita banyak belajar dari Hilal yang dicari tak terlihat...
Cirebon itu memang indah..
Karena mbak Rien bercerita tentang kenangannya di Cirebon.. aku jadi ingat bagaimana masa kecil ku di Cirebon. Kota ini memang banyak kenangan.
Di Cirebon ini pertama kali dalam hidupku mempunyai anjing yang lucu..bukan anjing kampung dan kami menamakannya Johny Ringgo..kerenkan namanya...
Cirebon juga mengingatkan aku tentang tukang gorengan langganan ayahku. Aku suka sekali membeli singkong goreng yang dimakan dengan petis udang dan cabe rawit. Yummy banget deh. Juga tahu gejrot yang pedas luar biasa.
Masa Sekolah Dasar ku ku lalui disini dari kelas 1 sampai kelas 3, tepatnya di SD Santa Maria Cirebon. Banyak kenangan di sekolah ini. Dari ke sekolah naik becak langganan kena razia becak sehingga jok becaknya di ambil oleh perazia yang tak baik hati itu. Sehingga aku ke sekolah terpaksa berdiri di dalam becak. Bersyukur saat itu aku masih SD bisa dibayangkan jika aku sebesar ini kemudian jok becak di razia..bagaimana jadinya.
Juga kenangan saat aku harus rajin belajar membaca. Saat aku pindah kesini aku belum bisa membaca. Di SD Regina Pacis Jakarta aku baru belajar mengenal huruf..dan merangkai huruf menjadi kata. Sedangkan di Santa Maria semua murid kelas satu sudah pandai membaca. Tak ada satupun murid yang mau berteman dengan aku, karena mereka menganggap aku bodoh..membaca saja tak bisa. Setiap pulang sekolah aku lalu belajar membaca.. ini budi ini kakak budi.. ini ibu..ini ayah.. keras sekali.. sampai aku lancar membaca. Tak ada hari tanpa ibu mendengar aku membaca keras-keras.
Kemudian aku sebagai penggemar kerupuk melarat yang dijual didepan sekolah. Walaupun harus ngantri atau dorong-dorongan saat membeli, aku adalah pembeli yang paling setia. Tak ada hari tanpa kerupuk melarat di picuk daun pisang dengan sambal yang luar biasa pedas. Pernah satu saat aku lupa membayar kerupuk melarat yang aku beli. Saat menyadari uang jajanku masih ada di kantong aku ketakutan. Dan keesokan harinya aku membeli kerupuk melarat dan membayar dua kali lipat dari harga biasanya. Aku tak berani berterus terang kepada ibu penjual kerupuk itu.. aku hanya membayar dua kali lipat dan kemudian buru-buru pergi.
Ingatan ku juga berpindah kepada kakakku dan adikku. Dua pria itu ternyata takut sekolah jika tidak bersama aku. Jika aku tidak sekolah mereka juga tidak sekolah. Hahahaha.. lucu sekali. Bahkan saat aku libur aku harus duduk di kelas adikku tersayang agar dia mau sekolah. Kakakku lebih parah lagi.. kepala Mbak ku harus kelihatan baru dia mau belajar di kelas.. begitu kepalanya hilang..kakakku langsung kabur keluar.. Ahhhhh.... kenapa ya para pria itu ternyata suka takut di awal-awal sekolah.
Aku juga ingat saat di Cirebon ibu memanggil guru piano yang sudah tua. Kami saat itu malas sekali les piano. Terutama aku. Kakakku dan adik laki-lakiku masih lebih rajin daripada aku. Kalau sedang malas les kami sering pura-pura tidur. Jadi wajarlah kalau aku tak bisa main piano.
Ada cerita tentang sandal yang hilang. Karena kesal adik laki-lakiku menyembunyikan sandalku.. setelah kami baik kembali, adikku tidak ingat dimana dia menyembunyikan sandal aku. Kami mencari kemana-mana tak ketemu juga.. baru setelah kami pindahan kami tahu dimana sandal itu berada..ternyata di laci tempat tidur..dan sudah tak muat lagi di kakiku. Terlalu sekali ya adikku itu...
Di kota Cirebon ini juga aku dibelikan boneka panda oleh ayahku..bonekanya besar sekali. Lihat saja di foto itu..hampir samakan besarnya dengan aku. Di kota Cirebon ini juga aku mengenal yang namanya "soang yang berleher panjang" yang sering mengejar-ngejar aku.. sehingga aku lari terbirit-birit masuk ke dalam rumah...
Cirebon..Kota ini adalah kota yang penuh kemanjaan bagi kami saat itu. Dimanja ayah dan bunda...dan masa kecil yang penuh keceriaan...
Aku ini Good Boss atau Bad Boss ya...
Masih juga dari buku Leadership in Action.. buku ini memang menyenangkan sekali untuk dibaca.. kemarin saat pergi dengan aku, ibu melihat buku ini dan ibuku bertanya "dapat apa dari buku ini?" tanya ibuku sambil membaca judulnya dan melihat beberapa artikel di dalamnya.. "seharusnya bisa mendapatkan banyak pelajaran dari sini.." lanjut ibuku..
Ya.. memang banyak bu..kadang kalau kita mendengar orang lain berkomentar terhadap perilaku kita, sering membuat kita tak senang.. tapi kalau buku yang sudah berbicara..rasanya kita bisa menerima dengan baik.
Good Boss, Bad Boss pasti terkait dengan hubungan antara atasan dan bawahan. Seperti yang tertulis dari narasumber yang dipakai oleh penulis ini yaitu buku Good Boss, Bad Boss karya Professor Robert I. Sutton dari Stanford University. Intinya seorang pemimpin yang baik adalah atasan yang melindungi anak buahnya dari berbagai hambatan dan rongrongan yang mengganggu kinerja maupun karir anak buahnya.
Hambatan dan rongrongan ini ternyata bisa karena kita sebagai pemimpinnya. Karena kita ingin menonjolkan ego kita. Sebagai boss yang egois kita sering datang terlambat pada setiap rapat yang kita pimpin. Kita sering menyelenggarakan rapat yang sebenarnya tidak perlu, dan memaksa bawahan kita untuk hadir. Jalannya rapat sering berkepanjangan. Seharusnya kalau kita menjadi Good Boss kita menyelenggarakan rapat kalau memang perlu, kita memimpin rapat dan mengakhirinya tepat waktu. Kita mengijinkan bawahan kita untuk tidak menghadiri rapat jika ada prioritas lain yang harus dikerjakan.
Kadang sebagai Boss kita tak menyadari kalau kita ini sering mematikan kreativitas, argumentasi dan perbedaan pendapat dari bawahan atau anggota tim. Selalu ingin menang sendiri dan kurang menghargai pendapat dan argumentasi dari bawahan atau anggota tim. Padahal kita sebagai atasan seharusnya mampu menciptakan iklim saling menghormati dan saling percaya antar anggota organisasi. Hal ini akan menimbulkan rasa aman dan nyaman bagi bawahan atau anggota tim untuk menyampaikan gagasan, argumentasi dan pendapat yang berbeda.
Kadang kita juga suka mencari-cari kesalahan bawahan kita atau anggota tim kita, atau kita menjadikan anak buah kita sebagai kambing hitam. Padahal seharusnya jika kita ingin menjadi Good Boss kita menghindari hal-hal tersebut.
Sebagai atasan yang baik kita harus membela bawahan kita. Namun kita tetap harus bijak dan waspada. Karena pada dasarnya ada 3 kelompok bawahan yang sulit dan menghambat. Kelompok pertama adalah kelompok yang bawahan yang pasif dan tidak mau berupaya memperbaiki diri, Kelompok kedua adalah kelompok bawahan yang menyuarakan pesimisisme, kecemasan dan perasaan tidak aman, Kelompok ketiga adalah bawahan yang tidak memiliki rasa hormat terhadap organisasi, atasan dan rekan kerja. Nah kelompok ini kalau kita biarkan dapat merusak iklim kerja tim dan atau organisasi.
Sebagai atasan kita harus membantu mereka untuk memperbaiki diri, apabila mereka menolak untuk memperbaiki diri maka kita dapat mempersilahkan mereka untuk meninggalkan organisasi ini.
Proffesor Sutton menuliskan demikian di akhir bukunya ...
"Secure your oxygen mask before helping others. After all if you are chocking for air, you can not save someone else. Similarly, if you are boss who are not breathing freely, you can't clear the air for others.."
Mampukah aku menjadi Good Boss.. seperti yang tertulis di atas dan mampu mengatasi ketiga kelompok yang menghambat ini.. Semoga.. aku dimampukan dalam ketidakmampuanku..
Menjadi Good Boss pasti keinginan semua orang bukan hanya aku saja..
UNTUK SIAPA....
Ada hati yang patah dan itu hatiku
Rasanya nyawa ini tak ada karenamu
Keinginan hatiku direpak mataku
Sayangnya kau belum juga merasa
Reff:
Kau pikir aku ada di sini untuk apa
Kau kira sejauh ini ku datang untuk siapa
Sangat ingin ku katakan ini untukmu
Kau pengaruh terpenting di dalam hidupku
Entah apa ku juga terpenting bagimu
Oh keinginan hatiku, oh di depan mataku
Sayangnya kau belum juga merasa
Repeat reff
Untukmu, untukmu
Ini untukmu, untukmu, ooo ooo ooo
Repeat reff
Kau pikir aku ada di sini untuk apa
Kau kira sejauh ini ku datang untuk siapa
Kau rasa kulakukan apapun untuk siapa
Sangat ingin ku katakan ini untukmu
Untukmu, untukmu, ini untukmu
Shanty
Rasanya nyawa ini tak ada karenamu
Keinginan hatiku direpak mataku
Sayangnya kau belum juga merasa
Reff:
Kau pikir aku ada di sini untuk apa
Kau kira sejauh ini ku datang untuk siapa
Sangat ingin ku katakan ini untukmu
Kau pengaruh terpenting di dalam hidupku
Entah apa ku juga terpenting bagimu
Oh keinginan hatiku, oh di depan mataku
Sayangnya kau belum juga merasa
Repeat reff
Untukmu, untukmu
Ini untukmu, untukmu, ooo ooo ooo
Repeat reff
Kau pikir aku ada di sini untuk apa
Kau kira sejauh ini ku datang untuk siapa
Kau rasa kulakukan apapun untuk siapa
Sangat ingin ku katakan ini untukmu
Untukmu, untukmu, ini untukmu
Shanty
Minggu, 28 Agustus 2011
Women Leadership - Belajarlah untuk merasa nyaman dalam ketidaknyamanan
Ini masih juga berasal dari buku Leadership In Action, karena buku ini memang belum selesai aku baca. Kenapa aku menuliskan ini, karena aku merasa tulisan ini ada kaitannya dengan Feminisasi Kepemimpinan yang pernah aku tulis saat hari Kartini lalu.
Dari tulisan dibuku karya Subarto Zaini ini, aku makin mengetahui bahwa secara rata-rata perempuan memiliki keterampilan alamiah yang berbeda dengan laki-laki. Perempuan dikatakan disini mempunyai artikulasi yang sangat baik, dan juga mempunyai kepekaan perasaan yang tinggi. Empati dan kesabaran wanita jauh lebih besar dibandingkan dengan pria. Dan seperti yang kutulis dalam Feminisasi kepemimpinan.. wanita itu mempunyai kemampuan untuk melakukan multitasking. negosiasi dan membangun jejaring. Mudah bekerjasama dan mencapai konsensus serta memiliki kecenderungan untuk berpikir jangka panjang. Dan ternyata karakterisitik ini cocok untuk memimpin di era New Economy.
Dalam buku ini juga dituliskan bahwa ada tujuh langkah yang harus diambil oleh seorang perempuan untuk dapat mencapai posisi tinggi disebuah organisasi, yaitu :
Langkah Pertama
Mencari mentor yang dapat memberikan masukan, informasi, dukungan dan navigasi dalam organisasi. Mentor memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan karir seseorang.
Langkah Kedua
Mencari kesempatan untuk berinteraksi dengan manajemen senior. Usahakan untuk mengambil peran dalam proyek strategis.
Langkah Ketiga
Meluangkan waktu untuk membangun dan memelihara jaringan
Langkah Keempat
Belajar berkomunikasi efektif. Misalnya melatih intonasi, memahami bahasa tubuh, menyelaraskan gaya komunikasi dengan lawan bicara, dan yang paling penting menguasai materi yang didiskusikan.
Langkah Kelima
Menyeimbangkan urusan kantor dengan urusan rumah. Tetapkan prioritas. Delegasikan sebagian pekerjaan dan luangkan waktu untuk rekreasi.
Langkah Keenam
Belajar mengambil resiko secara cerdas. Kita harus terbiasa merasakan ketidaknyamanan agar bisa beranjak ke tingkat pencapaian yang lebih tinggi. Belajarlah untuk merasa nyaman dalam ketidaknyamanan.
Langkah ketujuh
Memahami dinamika politik dalam organisasi. Mengetahui siapa yang membuat keputusan, siapa yang memegang wewenang, dan siapa yang paling banyak tahu tentang dinamika organisasi merupakan hal yang luar biasa penting. Kombinasi antara visibilitas, jejaring yang efektif, dan mentor yang tepat, sering kali dapat membantu seorang pemimpin dalam mengarungi samudera politik organisasi.
Dan juga dalam buku ini sampaikan bahwa perempuan secara alamiah jauh lebih cocok untuk menerapkan love based leadership ketimbang laki-laki. Dan Gaya kepemimpinan wanita itu lebih condong pada memotivasi dan memberi inspirasi. Namun ada beberapa hambatan yang yang menghambat karir wanita yaitu keengganan mengambil resiko, kurang berorientasi pada tindakan, terlalu suka menolong, dan melihat masalah secara hitam putih.
Ternyata memang kita sebagai wanita harus mengetahui soal politik dalam organisasi. Dahulu aku selalu menghindari hal ini. Bagiku hitam ya hitam.. putih ya putih.. Aku merasa tidak nyaman jika sudah bicara soal politik. Aku merasa tidak nyaman jika ada yang melanggar mekanisme yang ada.. padahal lagi-lagi aku yakinkan diriku sendiri 3 x 3 tak harus 9. Namun tetap saja aku merasa tidak nyaman. Kalimat ini sangat cocok untuk aku..Belajar mengambil resiko secara cerdas. Kita harus terbiasa merasakan ketidaknyamanan agar bisa beranjak ke tingkat pencapaian yang lebih tinggi. Belajarlah untuk merasa nyaman dalam ketidaknyamanan.. Sayang mentorku sudah tak mau lagi menjadi mentor, dan sayang dia tak pernah mengenalkan aku untuk memahami dunia politik organisasi, sehingga aku selalu melihat dengan kacamataku..kacamata hitam dan putih.
Menurut penulis buku ini, jika kita mau menggunakan ketujuh langkah tersebut..maka kita dapat mengatasi semua hal yang menghambat itu. Termasuk belajar merasa nyaman walaupun tidak nyaman. Belajar nyaman dalam ketidaknyamanan. Dan semoga aku juga menemukan kembali mentorku yang telah hilang.. Semoga...
Saat-saat itu memang manis...
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya. Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah
Ya Kenanglah yang manis dari sebuah perjalanan persahabatan kita..walau saat ini telah hancur.. tapi ini bukanlah akhir..karena perjalanan masih kita lalui.. dan kita masih punya pengharapan bahwa semuanya akan kembali seperti dulu lagi..
Ruang meeting yang penuh gelak tawa.. kadang berdebat.. pulang dengan muka ditekuk.. muka kesal.. atau dengan muka penuh tawa..bahkan air mata.
Mimpi-mimpi yang tiada henti.. membuat ini.. membuat itu.. segala hal ingin dibuat..
Kadang meributkan mimpi yang tak terealisasi karena tak satupun mau bergerak...
Kadang mendebatkan mimpi karena semua memakai kacamatanya masing-masing...
Walau setelah lelah tak pernah karaoke... walau setelah letih tak pernah melancong ke Bali.. tapi semuanya baik..dan baik...
Tapi entah kenapa.. tak ada lagi mimpi.. tak ada lagi gelak tawa.. tak ada lagi debat yang berakhir baik..
Aku tak pernah tahu..semua itu pergi kemana...
Seharusnya kita berbahagia memiliki sahabat sejati.. dengan keanekaragaman..
karena seperti ada tertulis.......
Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri.
Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.
Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya…
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.
Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur - disakiti, diperhatikan - dikecewakan, didengar - diabaikan, dibantu - ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.
Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis. Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.
Ingatlah kapan terakhir kali kamu berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping kamu ?? Siapa yang mengasihi kamu saat kamu merasa tidak dicintai ?? Siapa yang ingin bersama kamu saat kamu tak bisa memberikan apa-apa ??
MEREKALAH SAHABATMU
Hargai dan peliharalah selalu persahabatanmu
Bukankah kita semua mengalami hal semua itu.. tapi kenapa kita tak mampu menghargai dan memelihara persahabatan kita... Di hari yang fitri..bisakah kita berkata.. mari kita mulai dari nol..???????????
Dengarkanlah lagu ini... bagus sekali....
Sahabat Sejatiku
Hilangkah Dari Ingatanmu
Di Hari Kita Saling Berbagi
Dengan Kotak Sejuta Mimpi
Aku Datang Menghampirimu
Kuperlihat Semua Hartaku
Kita S'lalu Berpendapat
Kita Ini Yang Terhebat
Kesombongan Di Masa Muda Yang Indah
Aku Raja Kaupun Raja
Aku Hitam Kaupun Hitam
Arti Teman Lebih Dari Sekedar Materi
Pegang Pundakku, Jangan Pernah Lepaskan
Bila Ku Mulai Lelah?
Lelah Dan Tak Bersinar
Remas Sayapku, Jangan Pernah Lepaskan
Bila Ku Ingin Terbang?
Terbang Meninggalkanmu
Ku S'lalu Membanggakanmu
Kaupun S'lalu Menyanjungku
Aku Dan Kamu Darah Abadi
Demi Bermain Bersama
Kita Duakan Segalanya
Merdeka Kita, Kita Merdeka
Pegang Pundakku, Jangan Pernah Lepaskan
Bila Ku Mulai Lelah?
Lelah Dan Tak Bersinar
Remas Sayapku, Jangan Pernah Lepaskan
Bila Ku Ingin Terbang?
Terbang Meninggalkanmu
Tak Pernah Kita Pikirkan
Ujung Perjalanan Ini
Tak Usah Kita Pikirkan
Ujung perjalanan ini
Dan tak usah kita pikirkan
Ujung perjalanan ini
Sheila On 7
Sebenarnya aku tak pernah memusuhinya...
Orang yang memusuhi kita... tidak akan menjadi musuh... kita jika kita tidak memusuhinya... (Mario Teguh)
Kalimat ini awalnya membuatku pusing.. aku tak mampu menangkap maksudnya. Mendengarkan setiap kalimat yang meluncur dari bibir Mario Teguh membutuhkan percermatan luar biasa. Kita tak bisa sambil makan, sambil bekerja. Harus menyimak baik-baik. Bahkan sudah buru-buru dicatat saja masih susah dimengerti. Terlalu dalam.. kadang sulit aku mencernanya. Ya.. mungkin memang aku sangat terbatas penangkapannya.
Kalimat ini aku baca berulang-ulang. Aku pahami berulang-ulang. Bagaimana bisa .. apa artinya.. apa maksudnya. Kalau dia memusuhi bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan dia. Bagaimana kita dapat menyelesaikan masalah. Bahkan disaat diacara tersebut ditanyakan apakah yang akan kita lakukan jika ada sahabat kita yang menfitnah kita, apakah kita menghampirinya untuk mengakhiri fitnahannya atau kita abaikan. Ternyata yang baik bukan kita menghampirinya..karena ini akan menambah masalah, tapi lebih baik kita abaikan. Dalam hatiku enak sekali ya.. lalu bagaimana dengan nama baik kita. Ya memang nasihat Mario Teguh itu sebenarnya sangat sederhana.. berbuatlah kebaikan.. apapun perlakuan orang pada kita. Sederhana..tapi bagiku sulit dilakukan.
Ya seandainya saja aku tak memusuhinya. Tetap berbicara walau dia diam seribu bahasa. Tetap mengabaikan setiap kalimat yang keluar dari mulutnya tentang yang tak baik. Dan selalu menganggapnya sebagai yang baik. Tetap memperlakukannya dengan baik. Tetap mau menyapanya walau tak dibalas. Tetap memberikan salam walau diabaikan. Tapi itu semua dapat kulakukan jika kita punya ketulusan dan kerendahan hati.. entah kemana perginya ketulusan dan kerendahan hatiku. Sehingga sampai sekarang aku masih bertahan.. dalam diam..dan diam...
Seandainya saja aku mengabaikan semua sikap yang memusuhiku.. dan aku tak memusuhinya.. aku rasa semuanya tak akan seperti ini.. tapi aku ingin meralat aku tak pernah memusuhinya.. apalagi membencinya..sebenarnya aku hanya belajar untuk diam... entah sampai kapan....
Sabtu, 27 Agustus 2011
DEFENSIF - AGRESIF
Seringkali sebagai pemimpin kita menyerang kembali orang yang memberikan kritik kepada kita, atau kita sering kali mengambil sikap defensif dan agresif. Padahal kita semua mengetahui bahwa sikap defensif dan agresif ini bukan merupakan sifat yang arif bagi seorang pemimpin. Tapi apa daya, saat emosi, logika acapkali sering tertinggal entah dimana.
Masih dari buku yang sama yang belum selesai aku baca, yaitu Leadership in Action karya Subarto Zaini, Subarto Zaini menuliskan bahwa ia terinspirasi oleh Deepak Chopra dalam bukunya The Seven Spiritual Law of Success, merumuskan lima cara untuk menghindari sifat defensif dan agresif dalam menghadapi kritik.
1. NONJUDMENTAL
Kita sebagai pemimpin harus bisa bersikap netral dan tidak menilai negatif atas kritik yang dilontarkan pada kita. Kita tak boleh punya prasangka buruk terhadap pengeritik. Kita harus dapat mengendalikan diri untuk mencoba melihat dari sisi positifnya. Sepedas apapun kritik yang disampaikan pada kita, pasti ada setitik kebenaran dibaliknya.
2. FULL ACCEPTANCE
Kita harus bisa menerima dengan lapang dada bahwa siapapun berhak melontarkan kritik. Bahkan orang terdekat kita sekalipun. Tidak semua orang melihat permasalahan dari kacamata yang sama. Perbedaan cara pandang adalah sesuatu yang wajar. Karena itu kita harus bisa menerima semua kritik yang dilontarkan pada kita dengan lapang dada.
3. FULL RESPOSIBILITY
Kita harus bertanggung jawab terhadap kinerja dari lembaga yang dipercayakan pada kita untuk kita pimpin. Entah itu perusahaan ataupun sebuah perkumpulan. Kita jangan melemparkan tanggung jawab kita kepada pihak lain jika ada yang mengkritik kita.
4. BE HUMBLE
Kita harus rendah hati, menghormati orang lain dengan tulus. Lawan dari rendah hati adalah sombong, arogan dan merendahkan orang lain. Betapun pahit dan pedasnya kritik yang kita terima kita harus tetap menghormati si pengeritik dengan tulus.
5. FORGIVING
Marah dan dendam tidak akan membantu menyelesaikan masalah. Marah dan dendam bahakan membuat pikiran kita menjadi ruwet dan tidak dapat melihat permasalahan dengan jernih.
Kalau kita mampu melaksanakan kelima hal tersebut maka dapat dipastikan kita akan dihindarkan dari sikap defensif, agresif dan arogan yang merupakan musuh utama dari seoang pemimpin. Banyak pemimpin yang arogan, defensif dan agresif terjungkal dari singasananya. Kita harus mampu menjadi pemimpin yang arif dan bijaksana, jauh dari kesombongan, sikap defensif dan agresif.
Sanggupkah kita melaksanakan kelima hal tersebut????? Sebenarnya kita sanggup, namun kadang kala emosi lebih cepat dari logika, dan kadang kita juga mudah dipengaruhi oleh orang-orang disekeliling kita yang tidak terima jika kita pemimpinnya di kritik. Mengkritik pemimpinnya sama dengan mengkritik pendukungnya. Jangan mudah mendengarkan kompor yang ada disekeliling kita, nanti kita mudah meledak.
Pemimpi VS Pengigau
Semua orang yang bercerita tentang impiannya kadang membuat aku menjadi amat kagum. Aku menganggap semuanya itu adalah mimpi. Mimpi adalah sesuatu yang indah untuk dicapai. Namun kadang kala aku juga menemukan sebuah mimpi yang menurut aku tak baik. Dahulu aku masih menyebutnya juga sebagai mimpi. Setelah aku membaca buku Leadership in Action ternyata jika mimpi itu tidak baik itu bukanlah mimpi tetapi ngigau. Ngigau itu biasanya terjadi disaat kita sedang sakit misalnya demam tinggi.
Pengigau... Pemimpi.. merupakan dua hal yang berbeda. Jika mimpinya indah bagi kepentingan orang banyak tentunya ini boleh disebut sebagai mimpi. Namun jika mimpinya untuk merusak satu tatanan yang sudah ada, merugikan orang banyak, atau bahkan mendapatkan reaksi yang negatif, tentunya ini tak dapat disebut sebagai mimpi. Tapi lebih tepat disebut mengigau.. karena ini tidak baik, mimpi yang tidak baik biasanya terjadi pada orang yang tidak sehat.
Apakah kita pemimpi atau pengigau.. ?
Selasa, 23 Agustus 2011
Menepati Janji pada diri sendiri....
Orang bilang janji adalah hutang. Kita merasa menjadi hutang tak kala kita merasa tak mampu menepati janji kita pada sahabat ataupun siapa saja yang menjadi bagian hidup kita. Tapi sering kali kita lupa pada janji pada diri kita sendiri. Janji kita pada Tuhan. Janji pada Tuhan dan janji pada diri kita sendiri sering kita tawar-tawar penepatan janjinya karena kita merasa hanya diri kita sendiri yang tahu dan Tuhan yang tahu. Orang lain tak tahu. Dengan mudahnya kadang kita berkata.."sekali ini saja ya Tuhan.. besok tidak lagi.." atau kita berkata pada diri kita sendiri.. "sekarang makan bakso deh.. aku janji kita sebulan ke depan tidak makan bakso ya.." Namun baru seminggu kita sudah ingin makan bakso dan kita tinggal berkata.."maaf ya sekali ini deh.. abis ini tidak lagi deh.. habis kepengen sekali sih..".. Demikian setiap hari.
Di saat saya berjanji pada diri saya sendiri untuk fokus pada keluarga, kantor saya, dan hobby saya, saya pun sering lalai. Saya kadang asyik dengan keinginan-keinginan saya sendiri tanpa melihat apakah ini telah mengganggu janji saya sendiri untuk fokus pada keluarga, kantor dan hobby saya.
Ajakan yang tiba-tiba kadang membuat saya ragu pada diri saya sendiri. Rasa tidak enak, rasa takut salah, rasa takut menyinggung perasaan orang lain kadang membuat saya akhirnya meninggalkan sementara janji-janji saya. Kadang skala prioritas menjadi tak jelas. Siapa sebenarnya yang harus saya prioritaskan.
Ini menyangkut masalah eksternal. Belum lagi yang internal. Sulit tidur yang berkepanjangan membuat waktu di atas jam enam adalah menjadi waktu tidur yang melelapkan..akhirnya fokus pada pekerjaan menjadi hilang.. rasa kantuk saat kerja.. bangun kesiangan.. menjadi problem sehari-hari.
Betapa sulitnya mengatur diri kita sendiri. Masih lebih mudah jika kita mengatur diri kita untuk menepati janji kita pada orang lain dibanding diri kita sendiri. Ya karena tak ada yang mendengar janji kita..hanya kita seorang yang tahu isi janji kita. Sehingga tak ada seorang yang tahu jika terjadi pelanggaran.
Janji pada diri sendiri sepertinya tak bisa disimpan sendiri. Harus dibagikan kepada orang-orang yang dekat pada kita sehingga jika kita menyimpang orang-orang terdekat kita akan memberitahu kita. Mungkin awalnya mereka akan menilai janji tinggal janji dan tersenyum kecut dengan janji yang kita buat sendiri dan meminta mereka menjadi saksinya. Tapi jika kita mempunyai tekad yang kuat untuk menjalankan janji kita dan senang mendengar teguran orang-orang yang memperhatikan kita .. pasti kita akan bisa menepati janji kita...
Seberapa besar keberanian kita untuk mengungkap janji kita pada orang-orang terdekat kita... saya belum mempunyai keberanian....
Managing Your Boss
Ada ketertarikan tersendiri saat saya membaca bagian ini. Di bagian ini penulis, bapak Subarto Zaini menceritakan pengalamannya saat bekerja sebagai Asisten Direktur Keuangan. Dimana pada awalnya semuanya berjalan dengan baik. Atasannya sangat menghargai kompetensi dan kinerjanya. Kemudian terjadi hubungan yang tidak harmonis dan kemudian timbullah konflik yang makin lama semakin tajam dan akhirnya membuat penulis memutuskan untuk meninggalkan jabatannya.
"Hal itu disebabkan oleh kebodohan saya dalam mengelola atasan. Mungkin juga karena saya masih sangat muda, penuh arogansi dan rasa percaya diri yang berlebihan. Seharusnya saya dapat mengelola atasan saya dengan lebih baik, sehingga konflik dapat dihindari" tulisnya dalam bagian ini.
Dalam perenungannya ia memperoleh beberapa kiat yang harus diperhatikan dalam mengelola atasan agar tidak terjadi konflik.
Pertama
Kenalilah atasan kita dengan baik. Bagaimana pola kerjanya, kepribadiannya, preferensinya, nilai-nilai yang dianutnya, dan kebiasaan-kebiasaannya. Dengan mengenal itu semua kita akan memahami hal-hal yang sensitif dan bahkan tabu untuk disampaikan padanya.
Kedua
Pahami benar apa yang menjadi obsesi pribadinya, apa yang ingin dicapai dan diwujudkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Pahami juga apa visi dan misinya untuk membawa organisasi ke masa depan.
Ketiga
Pikirkan apa yang dapat kita lakukan untuk membantu atasan dalam mewujudkan prioritas-prioritas, obsesi pribadinya, serta visi dan misinya. Dengan demikian ia merasa sangat terbantu dengan keberadaan kita. Kita akan dilihat sebagai PART OF The SOLUTION dan bukan sebagai PART OF the PROBLEM. Kita akan menjadi lebih mudah untuk mempengaruhi atasan kita. Hubungan kerja akan menjadi lebih harmonis dan produktif.
Ketiga hal itu menjadi perenungan yang panjang dalam kepala saya. Saya merasa telah mampu menjalankan ketiga hal tersebut dengan baik, namun kenapa saya semula yang dapat menjadi part of solution sekarang masuk dalam part of the problem. Dimanakah letak kesalahan yang telah saya buat. Saya mencoba mengingat dan mengingat lagi.
Mungkin pada bagian pertama inilah yang harus saya garis bawahi..
Pertama
Kenalilah atasan kita dengan baik. Bagaimana pola kerjanya, kepribadiannya, preferensinya, nilai-nilai yang dianutnya, dan kebiasaan-kebiasaannya. Dengan mengenal itu semua kita akan memahami hal-hal yang sensitif dan bahkan tabu untuk disampaikan padanya
Ya saya ternyata tidak mengenali atasan saya dengan baik, terutama kepribadiannya. Saya tidak dapat menahan hal-hal yang seharusnya saya sampaikan untuk saya simpan sendiri dan mengeluhkannya dibelakang. Saya menyampaikan pendapat-pendapat saya, kritikan-kritikan saya, dan mulai berani menentukan sikap jika saya memandang sikapnya tak sesuai dengan visi misi dan nilai-nilai organisasi. Saya merasa hal itu adalah hal yang perlu saya sampaikan sebagai orang yang membantunya selama ini, bukan untuk menjatuhkannya tapi untuk kebaikan banyak pihak dan juga kebaikan atasan saya.
Dalam sebuah perkumpulan seperti ini sebenarnya istilah "boss" tidak ada. Kita semua satu tim, kita semua adalah anggota yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Hanya saat ini "boss" mendapat amanah untuk menjadi ketua. Sebagai orang-orang yang masuk dalam kabinetnya sudah layak dan sepantasnya untuk selalu mendukung dan memberikan suport dan menghargai hirarki organisasi.
Tapi bukan berarti segala keputusan adalah mengikuti keputusan pribadinya. Keputusan dalam organisasi bersifat kolegial. Salahkah jika kita menyuarakan pendapat kita untuk kebaikan banyak pihak. Salahkah jika kita memilih berdasarkan suara hati kita. Salahkah jika mendukung calon lain yang tak didukung olehnya. Apakah atasan dan bawahan masih ada dalam forum seperti ini. Apakah kita harus selalu memberikan dukungan jika hati kita tak sejalan. Tak ada lagikah hak kita sebagai anggota.
Sebenarnya dalam hati kecil saya tetap "ngotot" mengatakan bahwa saya mengenal dengan baik, namun saya merasakan idealismenya telah luntur.
Dan saya juga menyesali kenapa diri saya yang semula adalah part of solution saat ini menjadi part of problem...hanya karena saya terlalu "ngotot" dengan pendapat-pendapat saya..padahal 3x3 tak selalu 9, padahal untuk menuju satu tempat bukan hanya ada satu jalan..tapi banyak jalan.. untuk menyampaikan pendapat tak perlu sekeras karang.. tapi bisa seperti ombak.. bergulung pelan menyentuh bibir pantai..lagi dan lagi.. sampaikan lagi dan lagi dengan halus.. walau ada saat deburannya kencang.. namun dia tak selamanya berdebur kencang.. dia kembali lagi halus..halus.. sehingga suara deburan ombak menjadi amat indah..dan menjadi lagu alam yang amat indah bagi siapa saja yang mendengarnya.. Seandainya saja... saya mampu...saya ingin setiap saat melantunkan lagu alam yang indah ini....
Namun sayang deburan ombak yang kencang..telah memporakporandakannya....
Sense of History - Jangan melupakan sejarah
Sebenarnya tulisan ini adalah masih merupakan satu bagian dengan Bab "Belajar dari Kegagalan" dari buku Leadership in Action karya Subarto Zaini. Tapi saya tertarik mengupasnya secara tersendiri.
Pidato Soekarno pada acara HUT RI tanggal 17 Agustus 1966 yang bertajuk "Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah (Jas Merah)". Soekarno berujar demikian .. "Seorang pemimpin berkata we can not escape history. Sayapun berkata seperti itu tapi saya tambahkan. Never Leave history. Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah". Pidato ini jelas mengungkapkan kekesalan Soekarno terhadap Suharto yang menyalahgunakan Supersemar.
Apakah yang bisa kita lihat dan belajar dari sini ?
Pemimpin yang melupakan sejarah akan membawa kehancuran pada organisasinya. Mereka melupakan akar sejarahnya, mengambil dan menerapkan strategi yang menyimpang dari akar sejarahnya. Menyimpang dari misi utamanya dan nilai-nilai yang dibentuk dalam proses perjalanan sejarah organisasi atau perusahaan.
Namun bukan berarti organisasi yang lupa sejarahnya tak bisa bangkit. Mereka dapat bangkit kembali dengan kembali pada akar sejarahnya. Astra dan BRI dapat menjadi contoh bagi kita. Astra dapat dibangkitkan karena memiliki akar sejarah yang dibangun oleh pendirinya William Soerjadjaja. BRI pada saat menjelang krisis ada upaya dari pemimpin BRI untuk memperbesar porsi corporate banking segera sadar dan kembali pada akar sejarahnya yaitu tetap pada misinya melakukan kegiatan perbankan pada usaha mikro kecil dan menengah.
Hal ini pun sering kita alami di kehidupan kita dalam berorganisasi. Pada saat kita mendirikan sebuah organisasi kita merasakan kesamaan visi misi dan nilai-nilai. Dan disaat pemimpin organisasi kita lupa pada akar sejarahnya, lupa pada nilai-nilai yang sama-sama telah dibangun, lupa pada tujuan awal, lupa pada jejak langkah dan peluh dari orang-orang yang ada di dalam organisasi, terlalu memaksakan kehendaknya, maka organisasi ini akan pecah. Terjadi pro dan kontra. Terjadi mendukung dan tidak mendukung. Organisasi menjadi tidak solid.
Keputusan-keputusan dibuat sepihak berdasarkan kepentingan golongan-golongannya. Merasa dirinya menjadi pejuang menyelamatkan organisasi dari orang-orang yang dianggap tak sejalan. Peluh dan lelah serta masukan dari orang-orang yang selama ini terlibat dalam pendirian organisasi, jalannya organisasi tak pernah punya arti.
Pertemuan-pertemuan yang hanya dihadiri oleh orang-orang yang mendukung saja dan pengambilan-pengambilan keputusan tanpa melalui mekanisme organisasi yang ada. Seolah organisasi adalah milik pribadi. Anggaran Dasar hanya tinggal lembaran usang yang tak perlu dibaca, Anggaran rumah tangga hanya tinggal pasal-pasal tanpa makna.
Betapa rapuhnya organisasi seperti ini. Rentan serangan jika ada yang mempermasalahkan. Bersyukur jika pelaku sejarah lainnya tak mempersoalkan. Menunggu dengan doa agar kesadaran dan ingatan pemimpinnya kembali pada akar sejarah dan tujuan awal.
Jika saja mau mengingat pada sejarah, pemimpin terpilih karena ada yang memilih.. sebuah organisasi terwujud karena ada banyak orang yang mewujudkannya. Tak pernah ada dalam sejarah seorang pemimpin dapat melaksanakan semuanya sendiri, pasti ada tangan-tangan yang mau kotor untuk selalu mendukung dan mensuportnya, sekecil apapun perannya.
Sense of History atau kepekaan sejarah sangat penting bagi seorang pemimpin
--------------------------
Bukan rahasia bila segenggam kekuasaan
lebih berharga dari sekeranjang kebenaran
Bukan rahasia bila penguasa pun bisa
merubah sejarah dan memutar balikkan fakta
-Ahmad Dhani Dewa 19-
---------------------------
Langganan:
Postingan (Atom)