yang saya baca, yang saya amati, yang saya alami, yang saya rasakan, yang saya pelajari, yang saya khayalkan, yang saya renungkan, yang saya perdebatkan, yang saya imajinasikan..... yang saya ceritakan untuk menginspirasi...
Sabtu, 27 Agustus 2011
DEFENSIF - AGRESIF
Seringkali sebagai pemimpin kita menyerang kembali orang yang memberikan kritik kepada kita, atau kita sering kali mengambil sikap defensif dan agresif. Padahal kita semua mengetahui bahwa sikap defensif dan agresif ini bukan merupakan sifat yang arif bagi seorang pemimpin. Tapi apa daya, saat emosi, logika acapkali sering tertinggal entah dimana.
Masih dari buku yang sama yang belum selesai aku baca, yaitu Leadership in Action karya Subarto Zaini, Subarto Zaini menuliskan bahwa ia terinspirasi oleh Deepak Chopra dalam bukunya The Seven Spiritual Law of Success, merumuskan lima cara untuk menghindari sifat defensif dan agresif dalam menghadapi kritik.
1. NONJUDMENTAL
Kita sebagai pemimpin harus bisa bersikap netral dan tidak menilai negatif atas kritik yang dilontarkan pada kita. Kita tak boleh punya prasangka buruk terhadap pengeritik. Kita harus dapat mengendalikan diri untuk mencoba melihat dari sisi positifnya. Sepedas apapun kritik yang disampaikan pada kita, pasti ada setitik kebenaran dibaliknya.
2. FULL ACCEPTANCE
Kita harus bisa menerima dengan lapang dada bahwa siapapun berhak melontarkan kritik. Bahkan orang terdekat kita sekalipun. Tidak semua orang melihat permasalahan dari kacamata yang sama. Perbedaan cara pandang adalah sesuatu yang wajar. Karena itu kita harus bisa menerima semua kritik yang dilontarkan pada kita dengan lapang dada.
3. FULL RESPOSIBILITY
Kita harus bertanggung jawab terhadap kinerja dari lembaga yang dipercayakan pada kita untuk kita pimpin. Entah itu perusahaan ataupun sebuah perkumpulan. Kita jangan melemparkan tanggung jawab kita kepada pihak lain jika ada yang mengkritik kita.
4. BE HUMBLE
Kita harus rendah hati, menghormati orang lain dengan tulus. Lawan dari rendah hati adalah sombong, arogan dan merendahkan orang lain. Betapun pahit dan pedasnya kritik yang kita terima kita harus tetap menghormati si pengeritik dengan tulus.
5. FORGIVING
Marah dan dendam tidak akan membantu menyelesaikan masalah. Marah dan dendam bahakan membuat pikiran kita menjadi ruwet dan tidak dapat melihat permasalahan dengan jernih.
Kalau kita mampu melaksanakan kelima hal tersebut maka dapat dipastikan kita akan dihindarkan dari sikap defensif, agresif dan arogan yang merupakan musuh utama dari seoang pemimpin. Banyak pemimpin yang arogan, defensif dan agresif terjungkal dari singasananya. Kita harus mampu menjadi pemimpin yang arif dan bijaksana, jauh dari kesombongan, sikap defensif dan agresif.
Sanggupkah kita melaksanakan kelima hal tersebut????? Sebenarnya kita sanggup, namun kadang kala emosi lebih cepat dari logika, dan kadang kita juga mudah dipengaruhi oleh orang-orang disekeliling kita yang tidak terima jika kita pemimpinnya di kritik. Mengkritik pemimpinnya sama dengan mengkritik pendukungnya. Jangan mudah mendengarkan kompor yang ada disekeliling kita, nanti kita mudah meledak.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar