Rasa sakit perut ini memang agak keterlaluan. Seperti menunggu pembukaan saat melahirkan. Keringat dingin mulas ug luar biasa..kadang spt melilit..entah lah sebenarnya melilit itu spt apa, yang jelas rasanya seperti akan melahirkan.
Sakit perut ini membuat aku teringat saat melahirkan putri pertamaku. Setiap melihatnya aku seperti tak percaya kalau dia bisa keluar dari perutku. Bayi yang dulu dengan susah payak aku keluarkan itu sekarang sudah tumbuh menjadi putri remaja yang cantik dan energik. Sayang saja dia amat perasa..sehingga jika aku menegurnya terlihat sekali ekspresi kalau dirinya kurang suka dengan semua teguranku. Dia tak pernah mampu menyembunyikan perasaannya. Mudah menebaknya jika dia sedang tak nyaman.
Sebagai seseorang yang belum pernah menjadi ibu dan akan menjadi ibu..melahirkan adalah situasi yang amat menyakitkan. Keluhan tangisan tak henti_hentinya keluar dari mulutku.. Tanganku tak henti-hentinya menarik rambut suamiku..menarik tangannya menarik bajunya..menarik semua yang bisa aku tarik.
Rasa manjaku membuat aku tak kuat menanggung penderitaan ini. Sudah tiga hari masuk rumah sakit..pembukaannya hanya satu terus. Dokter Benny sedang keluar kota pula. Aku ingin dioperasi saja biar semuanya segera berakhir. Tapi dokter Benny punya kebijakan sendiri. Teganya dia membiarkan aku menunggu pembukaan sampai pembukaan yang terakhir...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar