Biar Disapu Ombak

Biar Disapu Ombak
Lupakan.. lalu semuanya akan selesai...

Selasa, 09 Agustus 2011

Fenomena "MBAK"

Ini juga sebuah catatan yang lama.. tapi sayang juga kalo tak aku inventaris dalam blog ku.. karena peran "mbak" memang amat berarti dalam hidupku.

Fenomena "MBAK"
oleh Riwandari Juniasti Ismaja Purnama pada 06 Mei 2011 jam 7:24

"Kalau mbak yang dulu selalu siapkan aku semuanya dan tahu apa yang aku mau," begitu kata anakku saat mbak yang baru belum bisa apa-apa dan belum mengerti apa-apa, bahkan kadang-kadang seperti tidak mau tahu apa-apa. Aku hanya bisa mengingatkan bahwa semuanya itu perlu proses, perlu waktu..tidak bisa tiba-tiba dia tahu sendiri. Kita harus sabar mengajarnya, memberi tahunya, membimbingnya dan mencoba mengerti seperti apa orangnya. Disitulah kita mengambil peran. Kadang tidak dimarahi saja tidak kerasan apalagi dimarah-marahin, kadang sudah diperhatikan saja masih tidak betah apalagi tidak diperhatikan.Kadang sudah dibimbing dengan baik dan menjadi pintar saja belum jaminan dia akan mengikuti kita selamanya.



Mbak sekarang tidak seperti mbak jaman dahulu kala yang bisa setia bekerja sampai bertahun-tahun. Bahkan ada yang ikut dari kecil sampai menikah masih dengan setia menyertai kita. Mbak sekarang adalah mbak yang mau bebas dalam bekerja..tak suka terlalu diatur-atur.. minta diberi ruang untuk berinteraksi dengan orang lain..menggunakan HP, sesekali diijinkan jalan-jalan dengan tetangga sebelah bahkan harus bisa diijinkan untuk pacaran. Mbak sekarang datang kadang tanpa keterampilan apa-apa.. kadang tanpa tata krama.. kita perlu kesabaran yang tinggi untuk mengajarinya. Dan saat ini banyak mbak yang merasa lebih baik bekerja di pabrik atau di restoran-restoran dibanding bekerja di rumah tangga. Karena bekerja di pabrik atau di restoran lebih memberikan kebebasan dalam berinteraksi dan lebih mempunyai ruang gerak. Dan itulah yang menyebabkan para ibu-ibu kesulitan mencari mbak.



Apapun kondisinya ... sejelek apapun kerjanya.. kadang kita tetap merasa kehilangan disaat mbak kita meminta ijin pulang. Amat terasa perbedaannya. Kadang kita kesal dengan sikapnya.. kadang kita kesal dengan hasil kerjanya.. namun disaat dia pergi kita amat merasakannya. Sekecil apapun kontribusinya.. ternyata mempunyai efek dalam kehidupan kita. "Mbak yang dulu sabar..yang ini kok begini sih mii..", "mbak yang dulu semua mau dikerjain mi... yang sekarang kerjanya pilih-pilih", "mbak yang dulu kalo udah selesai kerjanya..mau bantu aku.. kalo yang sekarang kok tidur melulu sih mi...", "mbak yang dulu biar malas kerjanya tapi hatinya baik ya mi...", "mbak yang dulu biar kalo kerja disuruh-suruh tapi bawaannya happy terus ya orangnya...", "mbak yang dulu itu biar lebay..ngomongnya suka di lebih-lebihin ditambah-tambahin tapi semangatnya tinggi ya mi..". Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing dan kita baru menyadarinya saat dia pergi. Sulit kita mencari seorang mbak yang sempurna seperti yang kita harapkan.



Mbak ternyata membuat saya banyak belajar padanya.. mbak telah membuat saya menjadi orang yang lebih sabar dan mencoba mengerem kemarahan... mbak telah membuat saya menjadi orang yang mau sabar membimbing walaupun kadang-kadang kekesalan sudah diubun-ubun..Mbak mengajari saya untuk menghargai kontribusi setiap orang.. entah kecil entah besar... Sudah bagus ada mbak yang mau kerja... karena mencarinya luar biasa susah dan luar biasa mahal. Tanpa mbak saya tak bisa bekerja untuk menghidupi keluarga ini.. ada anak-anak yang harus dijaga.. ada suami yang sakit yang harus dibantu mengambil makanan dan harus dijaga kondisi kamar mandi agar selalu kering...



Walau acapkali saya sering lupa di saat tertekan.. tapi paling tidak dengan ketidakhadiran mbak di rumah bebeapa hari kita makin menyadari peran mbak dalam kehidupan kita. Seperti pagi ini.. ketika teko air putih masih kosong.. padahal biasanya mbak yang dulu selalu setia menyediakan air putih yang telah diolah seteko penuh... ahhhh dari hal yang sederhana saja sudah amat terasa....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar