Biar Disapu Ombak

Biar Disapu Ombak
Lupakan.. lalu semuanya akan selesai...

Selasa, 30 Agustus 2011

17 tahun Nana telah mengisi kehidupanku...







































































Dearest Nana.....
Semalam mami memandangi mu yang terlelap tidur.. potongan rambutmu yang sekarang dengan poni, membuatmu tambah cantik. Pasti Nana lelah setelah beberapa hari ini memotong kain, menjahit dan menjahit. Pasti Nana sedang jengkel dengan mami yang terlalu banyak komentar terhadap yang engkau lakukan. Tapi dalam hati kecil mami amat bangga dengan semangatmu yang besar seperti itu. Yang kadang tak lagi memperdulikan lelahnya tubuh seharian kau paksa untuk mengikuti kemauanmu.

Hari ini tepat usiamu 17 tahun. Sweet seventeen. Mami tahu betapa Nana ingin merayakannya dengan teman-temanmu. Mami tahu kalau mami telah mengecewakanmu dengan keterbatasan mami. Mami tahu Nana tak pernah menyusahkan mami dengan meminta yang tidak-tidak. Yang Nana minta selalu untuk peraihan impianmu. Mami tahu bagaimana Nana menabung untuk menggenapi keinginanmu tanpa menyusahkan mami. Mami tahu Nana lebih senang hunting ke pasar Senen membeli baju yang berharga miring daripada membeli baju di mall. Mami tahu Nana tak pernah sedikitpun memaksa mami. Keinginanmu adalah juga keinginan mami. Namun kita semua mempunyai keterbatasan. Kadang saat yang diminta bisa diikuti kadang harus ditunda untuk beberapa saat.

Hari ini Nana telah menjelma menjadi gadis yang cantik. Lihat wajah-wajah cilikmu dulu. Lihat bagaimana dulu begitu mudah mami mengikat rambutmu.. mengepang rambutmu.. bahkan memakaikan rok dan sepatu sesuai keinginan mami. Ya..kadang memang mami memaksakan keinginan mami. Memaksakan untuk bersekolah yang mami inginkan tanpa ingin tahu apakah Nana suka atau tidak. Sehingga Nana harus tersedu-sedu menolaknya. Lihat juga saat mami begitu antusias meminta Nana untuk berfoto dengan Monyet.. dan dicium oleh anjing laut. Tanpa menanyakan apakah Nana suka atau tidak jika didekati monyet atau dicium oleh anjing laut.

Saat ini mami tak lagi bisa memaksakan kehendak mami karena Nana sudah punya kehendak sendiri.. sudah punya impian sendiri. Tugas mami saat ini mengantarkan Nana untuk mencapai gerbang impian Nana..untuk meraih impian yang setinggi bintang di langit. Mami bangga Nana telah mempunyai impian..mempunyai passion...
Mami selalu berdoa..Nana diberikan kemampuan untuk meraih semua impiannya.. dengan segala keterbatasan Mami.

Selamat Ulang tahun ya sayang...
Seperti biasa Mami selalu menyampaikan doa ini.. di setiap ulang tahunmu mami selalu menuliskan doa ini..
Doa ini ditulis oleh Dauglas Mac Arthur.
Pada masa perang dunia kedua, tepatnya bulan Mei Tahun 1952, seorang jenderal kenamaan, Douglas Mac Arthur, menulis sebuah puisi untuk putra tercintanya yang saat itu baru berusia 14 tahun. Ia memberi sang anak puisi indah yang berjudul "Doa untuk Putraku" tapi mami menggantinya menjadi demikian...

Doa untuk Putriku


Tuhanku...

Bentuklah puteriku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya.
Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan.
Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan.
Tetap Jujur dan rendah hati dalam kemenangan.

Bentuklah puteriku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya
dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja.
Seorang Puteri yang sadar bahwa
mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.


Tuhanku...

Aku mohon, janganlah pimpin puteriku di jalan yang mudah dan lunak.
Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan.

Biarkan puteriku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar
untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.

Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi,
sanggup memimpin dirinya sendiri,
sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.


Berikanlah hamba seorang putri
yang mengerti makna tawa ceria
tanpa melupakan makna tangis duka.

Puteri yang berhasrat
Untuk menggapai masa depan yang cerah
namun tak pernah melupakan masa lampau.

Dan, setelah semua menjadi miliknya...
Berikan dia cukup Kejenakaan
sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh
namun tetap mampu menikmati hidupnya.


Tuhanku...

Berilah ia kerendahan hati...
Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki...
Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna...
Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud,
hamba, ayah dan ibu nya , dengan berani berkata "hidup kami tidaklah sia-sia"

Nana .. mami tak mampu berdoa sebagus dia.. tapi harapan mami sama dengan Jendral ini. Itulah semua harapan mami dan juga papi.

Terima kasih sayang untuk kasih sayangmu pada mami dan papi. Untuk obat yang selalu Nana sediakan untuk papi, untuk kesabaranmu menghadapi sikap papi, untuk kesabaranmu menantikan kesembuhan papi.

Terima kasih Bapa.. Kau telah berikan seorang bayi mungil yang sekarang telah menjelma menjadi gadis yang cantik, yang selalu menghiburku dan mengisi kehidupanku, menguatkan semua langkah kakiku... melupakan semua beban beratku.. dan menghapus air mataku...
Mampukan aku untuk selalu membuatnya berada dalam pelukan tangan kasihMu
Mampukan aku untuk mengantarnya sampai ke menuju ke tempat impiannya...
Mampukan aku untuk menjadi ibu dan sahabatnya yang baik.

Jakarta, 31 Agustus 2011
17 tahun Nana telah mengisi kehidupan Mami...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar