Biar Disapu Ombak

Biar Disapu Ombak
Lupakan.. lalu semuanya akan selesai...

Minggu, 14 Agustus 2011

Kutulis semua ini agar aku tak merasa berat..

Menjalani hari-hari dengan kondisi Yo seperti ini sebenarnya sudah menjadi hal biasa untuk aku. Lebih dari dua tahun sudah aku telah melewatinya. Dan yang kutahu sepertinya aku mampu melaluinya walau terasa berat. Tapi inilah kondisi yang ada yang harus aku terima. Tak bisa aku menawarnya.

Disaat tubuhku tak sehat..disaat hatiku tak nyaman.. aku baru merasakan betapa beratnya menjalani hari-hari ini. Sudah dua hari ini perut ku tak mau bersahabat denganku. Sakitnya amat luar biasa. Tapi aku tak ingin memanjakannya dengan tidur atau istirahat sedikitpun. Aku harus bisa melupakan sakit perut ini sehingga aku tidak menjadi cengeng. Meminta dikasihani. Meminta pengertian anak-anak.

Semalam aku tak bisa tidur dengan nyenyak seperti biasa..apalagi ditambah dengan sakit perut yang amat sangat. Yo sepertinya mengerti. Walaupun sulit berkata-kata, dia mencoba menanyakan apa yang aku rasakan dan memberikan minyak angin untuk dioles ke perutku. Perhatiannya membuatku ingin menangis. Malam tadi kulewati dengan meringkuk tak berdaya...

Hari ini kami lewati tanpa ke gereja. Sakitnya amat luar biasa tadi pagi. Membawa mobil sendiri dengan jarak yang tak pendek membuatku tak nyaman untuk pergi, sehingga kuminta pengertian pada anak-anak kalau hari ini tidak ke gereja.

Siang kulewati dengan membersihkan apa yang memang harus dibersihkan dengan harapan aku bisa melupakan sakit perut ini..tapi tetap saja rasanya tak nyaman. Akhirnya setelah selesai aku putuskan untuk tidur beberapa menit. Dan terbangun ketika Putri bungsu ku mengingatkan aku bahwa aku harus mengantarnya untuk les sore ini. Tak tega aku menolaknya. Berangkatlah kami ke tempat les ditemani Putri cantikku.

"Mi..makan bakso yuk.. aku kepengen..," kata putri cantikku.. olala.. bakso pun tak menarik lagi untukku. Tapi aku tak ingin dia kecewa. "Nanti sambil menjemput adek saja ya.., sptnya mami blm tentu makan.." kataku. Dia mengangguk paham.

Saat seperti inilah aku sering merasakan bahwa semua ini menjadi amat berat. Seorang diri mengurus semua keperluan putriku..semua keperluan Yo.. Seandainya saja Yo tak sakit, pasti kami bisa saling mensuport..

Tapi semua ini tetap aku syukuri karena masih banyak orang lain yang mengalami yang lebih parah dari yang aku alami. Disaat suami sakit..ada istri yang tak berpenghasilan, ada yang sakitnya parah sehingga semuanya harus dilayani.. ini Yo sudah mampu mengurus semuanya sendiri. Pantaskah aku bertanya ... kenapa bebanku berat.

Bebanku tak berat..karena Tuhan memberikan anak-anak yang penuh pengertian..yang mau belajar tanpa disuruh..yang mampu memilih mana yang baik dan yang tidak baik.. walaupun kadang membuat kesal karena kamar tak pernah rapi..tapi apa gunanya rapi jika diisi oleh anak-anak yang sakit, yang malas beraktifitas. Bukankah aku harus bersyukur mendengar suara mesin jahit yang berderit-derit..melihat laptop yang menyala 24 jam.. kertas bertebaran di lantai karena mereka sibuk mengerjakan tugas.

Bukankah juga harus bersyukur melihat Yo menonton TV.. walau kadang aku kesal dari pagi sampai malam hanya menonton TV saja.. tapi bukankah itu lebih baik..daripada dia diam saja..tidur saja tak berdaya. Dengan menonton TV banyak memory yang dibuka. Bisa tiba-tiba dia membangungkan aku begitu dia ingat seseorang. Ingat tentang film yang pernah kami tonton.

Bukankah aku juga harus bersyukur diberikan seorang ibu yang begitu penuh pengertian dan begitu besar kasihnya pada aku. Semua bisa aku lewati karena campur tangannya. Aku dikuatkan oleh semua nasihatnya. Bukankah aku dikuatkan dengan dering telponnya yang menanyakan kondisi aku. Kadang aku malu..bukan aku yang menanyakan kondisi ibuku..malah ibu yang selalu memonitor keadaanku. Pantaskah aku mengatakan bahwa bebanku berat?

Kakak dan adikku yang selalu mensuport aku.. dalam merawat Yo, dalam pekerjaan aku di kantor. Semua mensuport aku. Sampai adikku yang berada di Amerika sekalipun.. walau jauh dia sepertinya amat dekat dihati aku. Kadang aku sulit mengikuti kemauannya..tapi aku tahu..dia ingin yang terbaik untuk aku..untuk BPR aku.

Semua orang yang ada disekelilingku. Saudara-saudaraku, Rekan kerjaku yang selalu mengelilingi aku. Sahabat-sahabatku yang dekat maupun yang jauh. Lalu masih pantaskah aku berkata..kenapa bebanku berat..kenapa aku sendiri..kenapa ...kenapa...

Bukankah seharusnya aku tak henti-hentinya bersyukur. Jika aku yang seperti ini mampu bersyukur, bukankah sudah seharusnya yang tak mengalami yang aku alami, yang masih didampingi oleh pasangannya dalam kondisi sehat..harusnya tak henti-hentinya bersyukur.
Ya..memang sudah sepatutnya kita selalu bersyukur..dalam kondisi seperti apapun kita tetap harus bersyukur..karena pasti Tuhan mempunyai rencana yang indah..yang tak pernah kita mengetahuinya.. tapi pasti semua itu baik untuk kita anak-anakNya.

#semua kutulis karena beratnya aku menjalani hari ini.. dengan menuliskan ini semua ..aku semakin tahu tak ada alasan aku berkata hariku ini berat.. dan sakit perut ini belum seberapa dibanding sakit yang Yo derita..ayo semangat..anak-anak memerlukanku..#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar