Biar Disapu Ombak

Biar Disapu Ombak
Lupakan.. lalu semuanya akan selesai...

Selasa, 23 Agustus 2011

Sense of History - Jangan melupakan sejarah




Sebenarnya tulisan ini adalah masih merupakan satu bagian dengan Bab "Belajar dari Kegagalan" dari buku Leadership in Action karya Subarto Zaini. Tapi saya tertarik mengupasnya secara tersendiri.

Pidato Soekarno pada acara HUT RI tanggal 17 Agustus 1966 yang bertajuk "Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah (Jas Merah)". Soekarno berujar demikian .. "Seorang pemimpin berkata we can not escape history. Sayapun berkata seperti itu tapi saya tambahkan. Never Leave history. Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah". Pidato ini jelas mengungkapkan kekesalan Soekarno terhadap Suharto yang menyalahgunakan Supersemar.

Apakah yang bisa kita lihat dan belajar dari sini ?

Pemimpin yang melupakan sejarah akan membawa kehancuran pada organisasinya. Mereka melupakan akar sejarahnya, mengambil dan menerapkan strategi yang menyimpang dari akar sejarahnya. Menyimpang dari misi utamanya dan nilai-nilai yang dibentuk dalam proses perjalanan sejarah organisasi atau perusahaan.

Namun bukan berarti organisasi yang lupa sejarahnya tak bisa bangkit. Mereka dapat bangkit kembali dengan kembali pada akar sejarahnya. Astra dan BRI dapat menjadi contoh bagi kita. Astra dapat dibangkitkan karena memiliki akar sejarah yang dibangun oleh pendirinya William Soerjadjaja. BRI pada saat menjelang krisis ada upaya dari pemimpin BRI untuk memperbesar porsi corporate banking segera sadar dan kembali pada akar sejarahnya yaitu tetap pada misinya melakukan kegiatan perbankan pada usaha mikro kecil dan menengah.

Hal ini pun sering kita alami di kehidupan kita dalam berorganisasi. Pada saat kita mendirikan sebuah organisasi kita merasakan kesamaan visi misi dan nilai-nilai. Dan disaat pemimpin organisasi kita lupa pada akar sejarahnya, lupa pada nilai-nilai yang sama-sama telah dibangun, lupa pada tujuan awal, lupa pada jejak langkah dan peluh dari orang-orang yang ada di dalam organisasi, terlalu memaksakan kehendaknya, maka organisasi ini akan pecah. Terjadi pro dan kontra. Terjadi mendukung dan tidak mendukung. Organisasi menjadi tidak solid.

Keputusan-keputusan dibuat sepihak berdasarkan kepentingan golongan-golongannya. Merasa dirinya menjadi pejuang menyelamatkan organisasi dari orang-orang yang dianggap tak sejalan. Peluh dan lelah serta masukan dari orang-orang yang selama ini terlibat dalam pendirian organisasi, jalannya organisasi tak pernah punya arti.

Pertemuan-pertemuan yang hanya dihadiri oleh orang-orang yang mendukung saja dan pengambilan-pengambilan keputusan tanpa melalui mekanisme organisasi yang ada. Seolah organisasi adalah milik pribadi. Anggaran Dasar hanya tinggal lembaran usang yang tak perlu dibaca, Anggaran rumah tangga hanya tinggal pasal-pasal tanpa makna.

Betapa rapuhnya organisasi seperti ini. Rentan serangan jika ada yang mempermasalahkan. Bersyukur jika pelaku sejarah lainnya tak mempersoalkan. Menunggu dengan doa agar kesadaran dan ingatan pemimpinnya kembali pada akar sejarah dan tujuan awal.

Jika saja mau mengingat pada sejarah, pemimpin terpilih karena ada yang memilih.. sebuah organisasi terwujud karena ada banyak orang yang mewujudkannya. Tak pernah ada dalam sejarah seorang pemimpin dapat melaksanakan semuanya sendiri, pasti ada tangan-tangan yang mau kotor untuk selalu mendukung dan mensuportnya, sekecil apapun perannya.

Sense of History atau kepekaan sejarah sangat penting bagi seorang pemimpin


--------------------------
Bukan rahasia bila segenggam kekuasaan
lebih berharga dari sekeranjang kebenaran
Bukan rahasia bila penguasa pun bisa
merubah sejarah dan memutar balikkan fakta

-Ahmad Dhani Dewa 19-
---------------------------

2 komentar: