Biar Disapu Ombak

Biar Disapu Ombak
Lupakan.. lalu semuanya akan selesai...

Minggu, 28 Agustus 2011

Women Leadership - Belajarlah untuk merasa nyaman dalam ketidaknyamanan




Ini masih juga berasal dari buku Leadership In Action, karena buku ini memang belum selesai aku baca. Kenapa aku menuliskan ini, karena aku merasa tulisan ini ada kaitannya dengan Feminisasi Kepemimpinan yang pernah aku tulis saat hari Kartini lalu.

Dari tulisan dibuku karya Subarto Zaini ini, aku makin mengetahui bahwa secara rata-rata perempuan memiliki keterampilan alamiah yang berbeda dengan laki-laki. Perempuan dikatakan disini mempunyai artikulasi yang sangat baik, dan juga mempunyai kepekaan perasaan yang tinggi. Empati dan kesabaran wanita jauh lebih besar dibandingkan dengan pria. Dan seperti yang kutulis dalam Feminisasi kepemimpinan.. wanita itu mempunyai kemampuan untuk melakukan multitasking. negosiasi dan membangun jejaring. Mudah bekerjasama dan mencapai konsensus serta memiliki kecenderungan untuk berpikir jangka panjang. Dan ternyata karakterisitik ini cocok untuk memimpin di era New Economy.

Dalam buku ini juga dituliskan bahwa ada tujuh langkah yang harus diambil oleh seorang perempuan untuk dapat mencapai posisi tinggi disebuah organisasi, yaitu :

Langkah Pertama
Mencari mentor yang dapat memberikan masukan, informasi, dukungan dan navigasi dalam organisasi. Mentor memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan karir seseorang.

Langkah Kedua
Mencari kesempatan untuk berinteraksi dengan manajemen senior. Usahakan untuk mengambil peran dalam proyek strategis.

Langkah Ketiga
Meluangkan waktu untuk membangun dan memelihara jaringan

Langkah Keempat
Belajar berkomunikasi efektif. Misalnya melatih intonasi, memahami bahasa tubuh, menyelaraskan gaya komunikasi dengan lawan bicara, dan yang paling penting menguasai materi yang didiskusikan.

Langkah Kelima
Menyeimbangkan urusan kantor dengan urusan rumah. Tetapkan prioritas. Delegasikan sebagian pekerjaan dan luangkan waktu untuk rekreasi.

Langkah Keenam
Belajar mengambil resiko secara cerdas. Kita harus terbiasa merasakan ketidaknyamanan agar bisa beranjak ke tingkat pencapaian yang lebih tinggi. Belajarlah untuk merasa nyaman dalam ketidaknyamanan.

Langkah ketujuh
Memahami dinamika politik dalam organisasi. Mengetahui siapa yang membuat keputusan, siapa yang memegang wewenang, dan siapa yang paling banyak tahu tentang dinamika organisasi merupakan hal yang luar biasa penting. Kombinasi antara visibilitas, jejaring yang efektif, dan mentor yang tepat, sering kali dapat membantu seorang pemimpin dalam mengarungi samudera politik organisasi.

Dan juga dalam buku ini sampaikan bahwa perempuan secara alamiah jauh lebih cocok untuk menerapkan love based leadership ketimbang laki-laki. Dan Gaya kepemimpinan wanita itu lebih condong pada memotivasi dan memberi inspirasi. Namun ada beberapa hambatan yang yang menghambat karir wanita yaitu keengganan mengambil resiko, kurang berorientasi pada tindakan, terlalu suka menolong, dan melihat masalah secara hitam putih.

Ternyata memang kita sebagai wanita harus mengetahui soal politik dalam organisasi. Dahulu aku selalu menghindari hal ini. Bagiku hitam ya hitam.. putih ya putih.. Aku merasa tidak nyaman jika sudah bicara soal politik. Aku merasa tidak nyaman jika ada yang melanggar mekanisme yang ada.. padahal lagi-lagi aku yakinkan diriku sendiri 3 x 3 tak harus 9. Namun tetap saja aku merasa tidak nyaman. Kalimat ini sangat cocok untuk aku..Belajar mengambil resiko secara cerdas. Kita harus terbiasa merasakan ketidaknyamanan agar bisa beranjak ke tingkat pencapaian yang lebih tinggi. Belajarlah untuk merasa nyaman dalam ketidaknyamanan.. Sayang mentorku sudah tak mau lagi menjadi mentor, dan sayang dia tak pernah mengenalkan aku untuk memahami dunia politik organisasi, sehingga aku selalu melihat dengan kacamataku..kacamata hitam dan putih.

Menurut penulis buku ini, jika kita mau menggunakan ketujuh langkah tersebut..maka kita dapat mengatasi semua hal yang menghambat itu. Termasuk belajar merasa nyaman walaupun tidak nyaman. Belajar nyaman dalam ketidaknyamanan. Dan semoga aku juga menemukan kembali mentorku yang telah hilang.. Semoga...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar