Biar Disapu Ombak

Biar Disapu Ombak
Lupakan.. lalu semuanya akan selesai...

Minggu, 21 Agustus 2011

Kalau dia saja berani..kenapa kita tak berani..






















Buku ini memang benar-benar mengusik aku. Entah kenapa mulanya aku senang ketika mendapatkan buku ini di Gramedia. Namun setelah membaca siapa yang menulisnya dan tak terkait sama sekali dengan dunia BPR, kenapa ya aku menjadi sedih.

Di dunia BPR ini kan sebenarnya banyak sekali maestro-maestronya. Tapi kenapa ya belum ada yang mau menulis buku tentang BPR. Kalau saja aku senang menulis buku yang berat-berat tentang operasional BPR dan lain-lain yang terkait dengan dunia BPR..pasti aku sudah menulisnya. Tapi passion aku tidak disana. Aku lebih suka bermimpi.. menulis fiksi..menulis yang penuh angan..bukan dunia realita apalagi soal operasional.

Aku tiba-tiba ingat dengan seseorang. Aku kirimkan gambar buku ini..kuberitahu apa isi buku ini. Kuberikan komen..kuberikan masukan. Aku tahu dia orang yang tepat untuk menuliskan dunia BPR kalau saja dia mau. Mungkin dia bosan dengan BBM aku. Isinya hanya bercerita tentang mimpi-mimpiku saja. Isinya tentang keinginanku agar dia begini dan begitu. Pasti dalam hatinya dia bilang "kenapa tidak kamu saja sih yang buat..kok bisanya nyuruh-nyuruh orang saja..". Tapi entah ya aku yakin sekali..seandainya dia mau dia bisa menghasilkan yang lebih baik dari buku ini.

So... bagaimana sahabatku yang baik.. apakah tak berani engkau mewujudkan mimpiku.. ? Kalau dia saja yang tak pernah di BPR berani menulis seperti itu..kenapa kamu yang malang melintang dunia BPR tidak berani...

Kadang aku geli sendiri dengan diriku sendiri..kenapa juga aku ini selalu meributkan orang lain untuk begini dan begitu.. kenapa aku tidak mengurus diriku sendiri.. kenapa aku harus bermimpi dan orang lain yang aku paksa untuk merealisasikan. Aku teringat sosok lembut penuh kasih..ibuku.. aku rasa aku sudah secara tak sengaja mengikuti jejaknya.. Ibu selalu bermimpi.. ingin begini dan begitu.. bukan untuk dirinya tapi untuk orang lain.. dan ibu tak segan-segan membantu setiap orang yang akan merealisasikan mimpinya. Ibu tak pernah memaksa.. hanya mengajak kami mendengarkan mimpinya. Kadang tiba-tiba ibu menelpon dan mengatakan.. ibu ingin begini..menurut kamu bagaimana.. ibu kok merasa kita perlu begini.. apakah kita bisa merealisasikannya.

Aku juga tak keberatan membantu menjadi orang pertama yang membaca buku yang mencoba merealisasikan mimpiku.. walau hanya baru bisa sekedar membaca.. tapi aku yakin niat baik pasti dibukakan jalan.

Jadi..aku tunggu buku tentang mimpiku yaaaaa....

-------------
untuk sahabatku yang selalu ku BBM untuk menulis buku tentang mimpiku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar