Biar Disapu Ombak

Biar Disapu Ombak
Lupakan.. lalu semuanya akan selesai...

Jumat, 30 September 2011

Kenapa....

hasil survey malam ini...
kenapa wanita mudah dibohongi dan laki-laki senang membohongi..

Kamis, 29 September 2011

Jadi selama ini kau telah bohongi aku...

Jadi selama ini kau telah bohongi aku..

Karena kini ku tahu..
Karena kini ku mendengar..
Karena kini ku percaya..

Salahku sendiri kenapa tak percaya pada kata hatiku..
Salahku sendiri kenapa aku selalu percaya pada apa yang keluar dari mulutmu..
Salahku sendiri kenapa aku tak pernah percaya pada suara yang aku dengar..

Kadang ku bertanya..
apa salah ku sehingga kau tega membohongi aku seperti ini...

Senin, 26 September 2011

Minggu, 25 September 2011

Afasia menurut seorang Terapis Wicara


Seorang Terapis Wicara bernama Mus dalam sebuah blognya menuliskan demikian mengenai afasia...


Pengertian afasia. Kemampuan berbahasa merupakan salah satu fungsi hemisfer dominan yang mana menurut Epsir and Roses 1970 seperti dikutip Kusomoputro, bahwa diarea tersebut terdapat speech area (area wicara) yang memantau fungsi berbicara dan barbahasa yang mencakup bagian paling bawah girus presentral (daerah Broca) dan girus posentral, girus supra marginal dan angular, girus parietal inferior dan bagian atas lobus temporal (area Wernicke), Benson seperti dikutip Kusumoputro lebih menekankan sebagai language area (area bahasa) karena memang area tersebut berfungsi untuk memantau kemampuan berbahasa. (Kusumoputro, 1992)
Komponen anatomik berbahasa terutama terletak pada daerah vaskularisasi arteria serebri media disekitar fisura silvii dan fisura rolandik. Suatu proses bahasa melibatkan empat regio pada hemisfer kiri, bergerak dari anterior keposterior. Jadi proses bahasa melibatkan hubungan antara area Wernicke atau posterior atau girus pertama lobus temporalis dikenal sebagai girus angularis, fasikulus arkuatus, dan area Broca atau girus frontalis bagian posterior. (Levit & Weiner, 1994)
Area Wernicke terletak dekat dengan korteks auditorik primer dan mencakup pengertian terhadap rangsang auditorik sebagai bahasa dan monitor keluaran bicara. Area ini dihubungkan dengan girus angularis yang merupakan pusat integrasi sensorik dan informasi lain yang berkaitan. Asikulus arkuatus merupakan jaras massa putih menuju area Broca, dengan demikian berperan sebagai motorik dalam proses produksi bahasa. Area Broca menterjemahkan informasi yang dibawa ke pusat bahasa. (Levit & Weiner, 1994).
Afasia adalah gangguan berbahasa dan pengetahuan tentang afasia disebut sebagai afasiologi. Afasiologi sudah lama dikenal. Istilah afasia sebagai istilah medik sudah dipakai sejak diusulkan oleh Trousseau pada tahun 1864. Afasia selalu dikaitkan dengan kelainan di pusat berbahasa yang berada di hemisfer otak sebelah kiri (Kusumoputro, 1992)
Afasia merupakan gangguan bahasa perolehan yang disebabkan oleh cedera otak dan ditandai oleh gangguan pemahaman serta gangguan pengutaraan bahasa lisan maupun tertulis. Afasia merupakan gangguan bahasa, hal ini mengimplikasikan bahwa daya ingat non verbal dan pemikiran pada dasarnya masih tetap utuh. Seseorang dapat berpikir, tetapi pengungkapan pemikirannya melalui bahasa terganggu. (Dharmaperwira, 1993).
Afasia adalah gangguan kemampuan bahasa seseorang yang disebabkan oleh kerusakan otak akibat suatu stroke (gangguan peredaran darah di otak) atau cedera kepala yang menyebabkan cedera otak yang ditandai dengan kehilangan kemampuan membuat formulasi, menyatakan dan membuat kata-kata ujaran, gangguan dalam membaca dan menulis (Kusumoputro, 1992)
Afasia adalah suatu gangguan kemampuan berbahasa, penderita afasia menggunakan bahasa secara tidak tepat atau mengalami gangguan pemahaman suatu kata atau kalimat. Afasia harus dikenal secara klinis, karena hal ini menunjukan lokasi lesi pada korteks serebri. (Levit & Wainer, 1994)
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa afasia adalah masalah yang berkaitan dengan kehilangan dan ganguan bahasa yang disebabkan oleh kerusakan otak. Dari definisi tersebut menyebutkan mengenai adanya masalah (luka dan cedera) pada otak yang nantinya letak, jenis dan besarnya luka pada otak inilah yang menentukan jenis afasia yang dialami serta derajat keparahannya.

Penyebab Afasia. Penyebab afasia adalah Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO) ada beberapa penyebab terjadinya GPDO diantaranya, perdarahan karena hipertensi, tumor otak, trauma atau benturan dikepala,meningitis, emboli dan thrombosis.
Pada kesempatan akan dibahas salah satu penyebab dari GPDO adalah akibat trombosois.
Trombosis adalah penyumbatan pembuluh darah yang diakibatkan oleh perubahan dinding pembuluh darah dan merupakan penyebab GPDO yang paling sering terjadi, kejadian ini sering disebabkan oleh arteriosklerosis, tetapi juga oleh gangguan lain misalnya peradangan. (Dharmaperwira,1993). Thrombus dapat terbentuk beberapa menit, tetapi juga beberapa minggu. Gejala klinis bisa muncul mendadak atau bertambah berat secara perlahan. Terkadang keadaan tadi dapat didahului oleh suatu serangan penghentian aliran darah sementara, terkadang pula timbul gangguan sementara pada penglihatan, perasaan tidak seimbang, ataupun gangguan bicara dan gangguan motorik atau sensorik satu sisi.
Salah satu penyebab terjadinya thrombosis adalah peningkatan kolesterol. Kolesterol dibutuhkan oleh tubuh manusia yang berfungsi untuk membungkus serabut saraf dan memelihara dinding sel. Kolesterol adalah salah satu bahan untuk menghasilkan vitamin D, hormon, dan enzim pencernaan. Jika kadar kolesterol berlebihan akan menumpuk di dinding pembuluh darah yang bila berlangsung lama akan muncul plak yang tebal pada pembuluh darah dan akan berakibat terjadinya penyumbatan. Penyumbatan bisa terjadi pada semua pembuluh darah tidak terkecuali pembuluh darah jantung dan otak. (Sutrisno 2008)
Karakteristik. Secara umum karakteristik pasien afasia dapat dibedakan menjadi tiga yaitu afasia motorik dan sensoris serta gabungan antara sensoris motoris. Karakteristik afasia motorik terberat adalah penderita sama sekali tidak dapat mengeluarkan kata-kata, adakalanya hanya dapat mengucapkan ‘ya atau heeng’ saja sambil mengangguk-anggukan kepala. Penderita mengalami ketidakmampuan untuk menyatakan pikiran dengan kata-kata. Penderita sadar apa yang akan diucapkan, tetapi penderita tidak mampu untuk mengucapkan kata-kata yang terkandung dalam pikiranya. Bahasa internal penderita afasia masih utuh. Umumnya kemampuan menulis kata-kata masih tidak terganggu. Pada afasia sensorik kemampuan untuk mengerti bahasa verbal dan visual terganggu tetapi kemampuan untuk secara aktif mengucapkan kata-kata dan menulis kata-kata masih ada kendatipun apa yang diucapkan tidak memiliki arti sama sekali. (Sidharta & Mardjono, 2006). Sedangkan karakterisrik yang ketiga adalah gabungan antara afasia motorik dan afasia sensoris, yaitu pasien, tidak mampu mengeluarkan kata-kata serta pasien tidak mapu untuk memahami apa yang dilihat maupun didengar.


Karekteristik berdasarkan jenis Afasia menurut Dharmaperwira, (1996) antara lain:
Afasia global. Memiliki karakteristik sebagai berikut: Bicara tidak lancar, pasien tidak dapat berbicara kecuali terkadang satu kalimat otomatis, tidak dapat meniru ucapan, sulit sekali mengerti bahasa orang lain, dan sama sekali tidak dapat membaca dan menulis.
Afasia Broca. Memiliki ciri sulit menemukan kata dan bicara tersendat-sendat dengan kalimat yang tidak lengkap. Pada umumnya gangguan menulis setara dengan gangguan berbicara, pemahaman bahasa dan pemahaman bahasa tulis baik.
Afasia transkortikal campuran. Memiliki ciri pemahaman maupun pengungkapan bahasa lisan dan tulis terganggu, pasien dapat meniru ucapan dan dapat menyelesaikan kalimat walaupun tidak mengerti artinya.
Afasia wernick. Mempunyai ciri pengertian bahasa lisan dan bahasa tulis terganggu, pasien dapat berbicara dengan lancar tetapi kata-kata yang digunakan salah atau tidak mengandung arti.
Afasia transkortikal sensoris. Pengertian bahasa lisan dan tulisan sangat terganggu, pasien dapat berbicara lancar tetapi menggunakan kata-kata yang salah, kalimat-kalimat maupun kata-kata dapat diulang dengan baik walaupun tidak dapat memahaminya, gangguan menulisnya setara dengan gangguan berbicara.
Afasia konduksi. Memiliki ciri yang bervariasi dari ringan sampai berat, pasien dapat berbicara dengan lancar tetapi ragu-ragu karena adanya kesulitan menemukan kata, meniru ucapan sangat terganggu, sedangkan pemahaman bahasa lebih baik.
Afasia anomis. Adalah afasia yang ringan, kesulitan utama adalah menemukan kata-kata dan kesulitan memahamim kata-kata tertentu.
Goodglass dan Kaplan (1972) yang dikutip Dharmaperwira (Dharmaperwira,1993) membuat klasifikasi atas dasar ciri-ciri penamaan kata, kefasihan, meniru ucapan dan pemahaman auditif. Penamaan kata pada afasia terganggu dan merupakan ciri khas untuk dapat mengidentifikasi afasia. Karakterristik dari setiap sindrom afasia dapat disimpulkan sebagai berikut:

Sindrom Kelancaran perkataan Meniru Pemahaman
Afasia global Tidak lancar - -
Afasia broca Tidak lancar - +
Afasia transkortikal motoris Tidak lancar + +
Afasia transkortikal campuran Tidak lancar + -
Afasia wernick Lancar - -
Afasia transkortikal sensoris Lancar + -
Afasia konduksi Lancar - +
Afasia anomis Lancar + +
Keterangan : (-) berarti aspek itu terganggu
: (+) berarti aspek itu normal atau relativ tidak terganggu

Dalam penulisan ini lebih menitikberatkan pada sindroma Afasia transkortikal motoris. Menurut Dharmaperwira (1993) Afasia transkortikal motoris adalah gangguan bahasa yang ditandai oleh pengurangan bahasa yang mencolok baik banyaknya maupun kompleksitasnya. Afasia transkortikal motoris terkadang dianggap juga sebagai gangguan dalam hubungan antara proses pikir dan bahasa (ketidakmampuan untuk mengalihkan pikiran kedalam kalimat)
Pada kerusakan dibagian superior tidak ada perseverasi. Apabila kerusakannya akut, mula-mula dapat terjadi mutisme total atau disfoni yang berat. Sesudah beberapa hari, pasien mulai berbisik dan dapat mengulang kalimat-kalimat yang panjang dan kompleks. Minggu-minggu berikutnya bicaranya akan sangat membaik. Tidak ada agramatisme Tidak ada parafasia dan artikulasinya normal. Membaca bersuara dan penamaan baik. Akan tetapi kemungkinan kekurangan impuls untuk bicara tetap ada. Apabila kerusakan mencapai premotoris yang lebih rendah atau sebagian daerah Broca, muncul disartria, pertukaran fonemis dan agramatisme. Bicaranya bisa sulit dan seperti gagap. Perbedaan antara bicara spontan dan meniru ucapan tidak begitu menonjol. Pasien dapat mengulang satu kata atau kalimat pendek, tetapi untuk kalimat yang lebih kompleks timbul perseverasi. Membaca bersuara dan menulis sepadan dengan bicara spontan. Penemuan kata terganggu. Pemahaman bahasa lisan dan tertulis biasanya baik atau cukup baik.

Prevalensi. Di Indonesia, penyebab kematian utama pada semua umur adalah stroke (15,4%), yang disusul oleh TB (7,5%), dan cedera (6,5%). Hasil Riskesdas 2007. Prevalensi stroke tertinggi Indonesia dijumpai di Nanggroe Aceh Darussalam (16,6 per 1.000 penduduk) dan terendah di Papua (3,8 per 1.000 penduduk) (Depkes, 2009). Dan sebanyak 30% penderita stroke menunjukkan gangguan bicara dan bahasa. (http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id)

Prognosis Teoritik. Prognosis tergantung pada lokasi dan luasnya lesi. Prognosis afasia global mempunyai prognosis yang buruk dan hampir tidak pernah pulih sempurna, penderita dengan afasia anomik, konduksi, afasia transkortikal mempunyai prognosis baik dan sering pulih sempurna. Prognosis penderita dengan afasia Wernick dan Broca berada diantara afasia Global dan afasia anomik, konduksi, afasia transkortikal dan menunjukan rentang keluaran yang luas. (Hartono, 1995)

Metode.
Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah Intervensi Semantik Divergen, dikembangakan oleh Chapey, (1981) yang dikutip oleh Dharmaperwira dalam buku Afasia Deskripsi, pemerikasaan dan Penanganan tahun 1993.

Dasar Pemikiran. Metode Intervensi Semantik Divergen baik digunakan untuk penanganan afasia ringan yang mana dalam penerapan metode lebih menekankan pada penguasaan bahasa ekspresi secara verbal dari seorang penderita afasia. Oleh sebab itu dalam penerapan metode intervensi semantik divergen tugas-tugas yang diberikan adalah memancing respon pasien untuk memberikan satu respon dari jawaban yang diberikan.
Tujuan Metode. Tujuan metode intervensi semantik divergen adalah membantu pasien dalam menemukan kata secara verbal
Langkah-Langkah. Dalam penanganan afasia biasanya digunakan tugas bahasa konvergen : kepada pasien diajukan suatu stimulus yang memungkinkan hanya satu jawaban, seperti menyebutkan nama suatu gambar. Akan tetapi, dalam kehidupan sehari-hari, pasien afasia harus menggali sendiri bermacam ide dan kata. Dalam penanganan pasien afasia, terutama untuk melatih penemuan kata. Tugas-tugas seperti memilih kata-kata yang dimulai dengan suatu huruf tertentu, menyebutkan kemungkinan pemakaian suatu benda, menggunakan suatu kata dalam berbagai kalimat, menyebut nama benda-benda dalam satu kategori tertentu.

Seperti inilah Afasia Global akibat Stroke...


Sudah 2,5 tahun Yo menderita Afasia. Jika dahulu dikatakan Afasia Global karena Yo benar-benar tidak mampu untuk memahami bahasa dan juga mengkomunikasikan apa yang ada di kepalanya, saat ini Yo sudah bisa membaca kembali, mengerti apa yang kami bicarakan, namun dia belum bisa menuangkan apa yang ada dalam pikirannya kepada kami, belum mampu menulis dengan baik karena tak mengerti apa yang harus ditulisnya. Jika kami mendiktekan sebuah kata pun belum tentu dia dapat menuliskannya. Berhitungpun juga menjadi hal yang sulit untuk Yo, tapi Yo malas mengerjakan PR dari terapisnya..kadang putri bungsu kami diminta untuk mengerjakannya. Awalnya putri bungsu kami ingin membantu mengajarkan Yo berhitung..tapi Yo kadang memaksa putri kami memberitahu jawabannya dan Yo tinggal menuliskannya..itupun sering salah.

Jika Yo menginginkan sesuatu misalnya surat kabar, dia tak mampu menyebutnya sebagai surat kabar..kadang menyebut nama benda lain, akhirnya sekarang dia akan menunjuk benda yang dimaksud jika dia meminta. Yang paling repot adalah jika dia meminta sesuatu yang tak ada contohnya di rumah. Misalnya dia ingin martabak manis, dia tak akan bisa mengatakan martabak manis..sehingga kami harus menebaknya terlebih dahulu dengan menyebutkan berbagai macam makanan yang digemarinya.

Dan hal yang paling parah adalah dia lupa siapa namanya apalagi nama kami orang-orang terdekatnya. Semuanya diingatkan kembali satu persatu. Kadang jika sudah satu kata menempel dikepalanya, misalnya nama anak kami yang pertama dia akan menjawab terus dengan nama anak kami yang pertama apapun pertanyaannya. Seiisi rumah dipanggil "Ming" olehnya. Entah itu aku, anakku, mbak yang membantu di rumah, kakaknya, adiknya ..semuanya..bahkan sampai tukang somay pun akan dipanggil "Ming". Jika kami tidak menengok maka Yo akan makin keras memanggilnya..walaupun kami sudah mengadakan kesepakatan tidak akan dilayani jika tidak memanggil nama, tapi itu hanya menjadi kesepakatan tanpa komitmen .. dia selalu melanggarnya.

Afasia ternyata lebih membuat Yo menderita daripada kelumpuhan yang dideritanya. Kelumpuhannya sudah hampir pulih, sayang saja Yo tak mau bersemangat dalam berlatih, sehingga perkembangannya kadang menjadi lambat. Afasia menyebabkan Yo tak mampu bekerja, tak mampu berkomunikasi dengan orang lain. Hanya kenekatanku saja yang membuat Yo berani berinteraksi dengan orang lain, walaupun kadang aku harus menanggung malu. Kadang ada yang begitu sabar mendengar jawabannya, bahkan kadang ada yang menjawab "maaf saya tidak mengerti bapak bicara apa " dan kemudia meninggalkan Yo, tanpa peduli bagaimana perasaan Yo mendengar jawaban itu.

Walaupun tak dapat berkomunikasi dengan baik, Yo dengan keterbatasannya mampu menunjukkan jalan, bahkan masih lebih baik dari GPS yang sering aku pakai. Yo hidup dengan rutinitas yang sama setiap hari dan tak pernah terlewat satupun. Bangun, menyobek kalender, membaca kalender rohani harian, membuka gorden dan jendela, kemudian memeriksa lampu apakah semua lampu sudah dipadamkan atau belum. Selalu begitu dari hari ke hari. Setiap malam sebelum tidur Yo selalu mematikan lampu, memastikan lampu padam di ruang tamu dan kemudian membaca renungan harian.

Afasia membuat Yo tak mampu bekerja, tak mampu mengungkapkan perasaannya, membuat Yo memukul-mukul kepalanya karena tak mampu menyampaikan apa yang ingin disampaikan. Afasia membuat Yo seperti memiliki dunianya sendiri dan kami tak bisa menyelami apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya.

Saat aku tak mampu menerima kenyataan ini ibuku berkata.. bangunan yang telah dibangun bertahun-tahun itu telah runtuh.. tapi bukan berarti tak bisa dibangun lagi.. bangun perlahan-lahan pasti nanti akan berdiri kembali bangunan itu. Itu adalah tugasmu saat ini, kenyataan yang harus kamu hadapi. Hadapilah dengan sabar dan ikhlas.

Seorang terapis meyakinkan aku.. jika ibu dulu mampu membesarkan putri-putri ibu dari seorang bayi yang tidak tahu apa-apa, tak bisa berbahasa dan tidak bisa apa-apa menjadi putri-putri yang hebat dan mampu berkomunikasi dengan semua orang, pasti ibu mampu membuat bapak yang saat ini belum mengerti apa-apa, lupa segalanya.. untuk mengingat kembali satu persatu masa lalunya.. dan berkomunikasi dengan keluarga.

Inilah derita yang paling dalam, saat kita tak bisa berkomunikasi dengan orang yang kita kasihi. Dibutuhkan kesabaran dan keikhlasan untuk bisa menerima semua keadaan ini. Amat menyakitkan memang..tapi inilah yang ada didepanku..dan aku harus berani menghadapinya.. Bahkan disaat aku menyadari bahwa 2,5 tahun telah terlewati.. dan saat ku selama 2 minggu menangisi hasil MRI .. karena aku merasa tak punya lagi harapan...aku harus berusaha untuk menerimanya. Bahkan harapan yang ditawarkan untuk pemulihan pun ternyata mengandung resiko yang luar biasa. Nelangsa...itulah yang aku rasakan.

Tapi akankah aku hanya diam menangisi keadaan ini.. dan tak mau melakukan apapun... diam di rumah.. bukankah selama 2,5 tahun aku bisa menerimanya kenapa disaat aku melihat hasil MRI seakan aku tak percaya dan mempertanyakan..apakah sia-sia penantianku selama 2,5 tahun ini.. apakah semua memang berhenti sampai disini saja... Apalagi aku mengingat betapa sulitnya Yo diatur dalam segala hal. Amat sulit... terutama dalam hal makanan. Apalagi saat tingkat stress ku begitu tinggi maka pelarianku adalah makanan..dan aku menikmatinya berdua Yo.. dia melupakan afasianya..aku melupakan kekecewaanku..

Besok aku memutuskan untuk kembali ke dunia aku..tak sepantasnya aku bersembunyi di rumah menangisi sebuah kenyataan yang sebenarnya sudah bisa aku jalani selama 2,5 tahun. Aku yakin tangan Tuhan tak akan pernah berhenti bekerja... Ya Bapa sekiranya inilah yang harus ada dalam hidupku..aku akan menerimanya tapi ijinkan aku meminta berilah aku kekuatan ya Tuhan, kesabaran dan keikhlasan untuk bisa menerima semuanya ini. Amin

Dari sebuah blog aku menemukan sedikit pengetahuan tentang afasia..dan aku ingin membaginya dengan siapa saja yang memerlukan informasi ini.

--------------------------------------------

HASIL pemeriksaan kesehatan mantan Presiden Soeharto yang diumumkan awal pekan ini menyebutkan bahwa penguasa Orde Baru itu mengalami gangguan berbahasa yang disebut afasia. Gangguan itu berasal dari gejala sisa stroke yang dialaminya tiga tahun lalu.

Tak banyak yang paham kalau akibat stroke bukan hanya lumpuh. Soalnya, hasil penelitian ASEAN Neurological Association (Asna) di tujuh negara ASEAN menunjukkan, hanya 15 persen yang mengalami gangguan neuropsikologi ini. Sebagian besar (95 persen) mengalami gangguan motorik, termasuk kelumpuhan.

Dampak stroke memang amat bervariasi, tergantung bagian mana dari otak yang terkena. Namun, karena lesi atau kerusakan itu bisa terjadi di mana saja maka gangguan tidak selalu tunggal. Stroke adalah serangan otak mendadak akibat tersumbatnya dinding pembuluh darah di otak. Aliran darah jadi terhambat atau pembuluhnya pecah sehingga terjadi perdarahan. Sel-sel otak yang kekurangan atau kelebihan darah tentu bisa rusak. Kerusakan yang menetap menimbulkan berbagai gangguan motorik maupun perilaku.

Menurut dr Silvia Francina Lumempouw SpS dari Subbagian Fungsi Luhur Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, afasia muncul karena gangguan di bagian-bagian otak yang bertugas memahami bahasa lisan dan tulisan, mengeluarkan isi pikiran,mengintegrasikan fungsi pemahaman bahasa dan mengeluarkannya, serta mengintegrasikan pusat fungsi berbahasa ini dengan lainnya.

Di pusat bahasa, manusia memahami dan mengenal huruf, suku kata, arti kata,kalimat sederhana, kalimat bertingkat sampai yang kompleks dan abstrak,serta berbagai macam bahasa. Sedang di bagian lain ada yang bertugas mengeluarkan isi pikiran secara lisan dan tulisan, yang berarti harus berkoordinasi dengan pergerakan otot-otot jari.

Umumnya afasia muncul bila otak kiri terganggu. Soalnya, otak kiri bagian depan berperan untuk kelancaran menuturkan isi pikiran dalam bahasa yang baik, dan otak kiri bagian belakang untuk mengerti bahasa yang didengar dari lawan bicara. “Namun, ada beberapa laporan penelitian yang menyatakan gangguan ini dapat terjadi di belahan otak kanan, meski kasusnya sangat jarang,” papar Lumempouw.
***
GANGGUAN afasia terdiri dari afasia Broca, Wernicke, global, konduksi,transkortikal motorik, transkortikal sensorik, dan transkortikal campuran.

Seseorang disebut afasia global bila semua modalitas bahasa-meliputi kelancaran berbicara, pengertian bahasa lisan, penamaan, pengulangan,membaca, menulis-terganggu berat. Penderita tidak ada suara sama sekali dan tidak mengerti apa yang dikatakan lawan bicara, serta tidak bisa membaca dan menulis. Ini terjadi karena kerusakan otak yang luas disertai kelumpuhan otot-otot tubuh sisi kanan.

Afasia Broca atau afasia motorik merupakan ketidakmampuan bertutur kata. Namun, ia mengerti bila diperintah dan menjawab dengan gerakan tubuh sesuai perintah itu. Karena kerusakan terjadi berdampingan dengan pusat otak untuk pergerakan otot-otot tubuh, penderita juga lumpuh di otot-otot tubuh sebelah kanan.

Afasia Wernicke atau afasia sensorik merupakan ketidakmampuan memahami lawan bicara. Ia hanya lancar mengeluarkan isi pikiran, tetapi tidak mengerti pembicaraan orang lain. Itu sebabnya mengapa orang sering menganggap penderita sakit jiwa. Pada tingkat sangat berat, perintah satu kata, seperti “duduk!” atau “makan!”, juga tidak dipahaminya. Ia hanya mengerti bila dilakukan dengan gerakan, karena pengertian ini diterima otak melalui penglihatan.

Afasia konduksi merupakan ketidakmampuan mengulangi kata atau kalimat lawan bicara. Namun, penderita masih mampu mengeluarkan isi pikiran dan menjawab kalimat lawan bicaranya.

Afasia anomik membuat penderita ini tidak mampu menyebut nama benda yang dilihat, angka, huruf, bentuk benda, dan kata kerja dari gambar yang dilihat. Ia juga tak bisa menyebut nama binatang yang didengar suaranya atau benda yang diraba. Gangguan anomik terdapat pada semua penderita afasia dengan variasi kemampuan.

Pada afasia transkortikal sensorik, gangguan mirip dengan Wernicke, tetapi mampu menirukan kata/kalimat lawan bicara. Gangguan pada afasia transkortikal campuran mirip afasia global, namun mampu meniru ucapan lawan bicara.
***
BERBAGAI tes wawancara, membaca, menulis, menggambar, ataupun melakukan tugas-tugas tertentu bisa digunakan untuk mengetahui terjadinya kerusakan otak. “Kalau ada gangguan komunikasi, misalnya mengemukakan pikiran tidak lancar, tetapi paham diajak bicara, bisa ditebak pasti ada kerusakan dibagian depan. Ini tinggal dicocokkan dengan pemeriksaan pendukung, seperti CT-Scan pada otak,” jelas Lumempouw.

Pemeriksaan ini amat penting untuk terapi dan rehabilitasi pasien. Umumnya sel-sel otak yang tertekan atau membengkak bisa membaik kembali. Sedang sel-sel otak yang kerusakannya menetap, tugas-tugasnya akan diambil alih oleh sel-sel di sekitarnya.

Dengan adanya beban tambahan pada sel-sel baru-tentunya sudah punya tugas lain sebelumnya-maka mutu setelah rehabilitasi tidak bisa sebagus keadaan sebelum infark. Karena itu, hal terbaik adalah menghindari faktor-faktor risiko yang bisa memicu stroke, seperti merokok, makan makanan yang berkolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi. (nes)

Hangtuah Digital Library

Sabtu, 24 September 2011

Bukankah aku memang seperti ini...

Di muka bumi ini ada jiwa-jiwa yang sejatinya baik, tapi yang sedang tersiksa hatinya karena belum dapat menerima yang telah terjadi.

Entah siapa yang mengajarinya, tapi mereka menggunakan waktu dan kekuatan hati untuk memprotes yang sudah terjadi, dan menuntut entah siapa - untuk mengembalikan keadaan seperti sedia kala.

Marilah kita hidup sepenuhnya dalam keadaan yang ada dan menerima yang sudah terjadi, sebagai tempat pemberangkatan menuju kehidupan yang lebih baik.



Bukan keadaan yang membaikkan kehidupan, tapi pribadi yang sesuai bagi kehidupan yang baru.

Maka, bersegeralah menerima yang sudah berubah, dan menanglah dalam keadaan yang baru ini melalui pembaruan diri Anda.
Mario Teguh
------------------------------
Bukankah aku seperti yang dikatakan oleh Mario Teguh, aku tak tahu apakah jiwaku baik, yang aku tahu, aku adalah orang yang tersiksa hatinya karena belum bisa menerima apa yang telah terjadi. Aku kadang memprotes, kadang menuntut dan bertanya.. kenapa harus aku.. kenapa harus terjadi.. tak bisakah semuanya dipulihkan. Dan aku tak tahu harus memprotes pada siapa, karena tak pantas jika protes ini kulayangkan pada Bapa di surga. Bukankah semua harusnya di syukuri bukan diprotes, cobalah lihat dosa-dosaku..dengan apa yang diperoleh ini tak seimbang dengan dosa yang telah ku lakukan. Bukankah semua masih bisa kujalani dengan segala kekuatan yang diberikan oleh Bapa.

Ya Bapa.. aku tak pantas jika aku meminta keadaan yang berubah..
Seharusnya aku mensyukuri semua perubahan ini.. semua keadaan ini..
Ya Bapa.. kuatkan aku untuk bisa menerima semua perubahan ini semua keadaan ini..
Ya Bapa..aku mau diubah untuk mengikuti semua rencana Mu
Biarlah aku mempersiapkan diri untuk bangkit dan menyambut semua perubahan ini..
Pantaskan aku ya Bapa.. untuk memperbarui diri.. untuk memperbaiki semua salahku..
Pantaskan aku ya Bapa.. untuk bisa menang dalam keadaan yang baru ini..
Tanpa rasa kecewa, sakit hati dan juga dendam...
Tambahkan selalu rasa cintaku..untuk orang-orang yang ada disekitarku..
Biarlah keberadaanku boleh berarti dalam kehidupan orang lain.
Biarlah kehendakMu saja yang terjadi..bukan kehendakKu..
Amin...

Kau Perlu Mengerti...

Kau perlu mengerti..
Dulu saat kau meminta aku telah bertanya
Akankah semua akan berakhir sama..

Kau perlu mengerti..
Dulu ku pernah bertanya..
Apakah ini semua bukan hasrat sesaat..

Kau perlu mengerti..
Apa yang kau minta telah kuberi
Apa yang kau mau kutelah ikuti

Kau perlu mengerti..
bahwa aku juga sebuah pribadi
yang mempunyai akal dan pikirannya sendiri

Kau perlu mengerti..
Walau kau memutar balikkan semua fakta yang ada
aku tak pernah menaruh dendam padamu

Kau perlu mengerti..
Berulang kali kumeminta maaf kepadamu
walau kadang ku tak mengerti apa salahku

Kau perlu mengerti
Walau hatiku amat sakit
tapi aku selalu memaafkanmu..

Kau perlu mengerti
Kadang sikapku seperti menyerangmu
tapi semua itu adalah demi kebaikanmu..

Kau perlu mengerti..
Aku selalu ingin memberi yang terbaik
walau tak berharga sedikitpun dimatamu

Kau perlu mengerti
bahwa aku selalu mencoba mengerti
walau kau tak pernah mengerti atau mungkin tak pernah mau mengerti..

Jumat, 23 September 2011

Mengulur Golden Time Mencegah Kecacatan


Teknologi kedokteran terkini mampu mengulur golden time penanganan stroke hingga 8 jam.

Senyum, Gerak Bicara
Salah satu langkah penting dalam penanganan stroke adalah mengenali gejala.
Ada langkah mudah untuk mengenali seseorang terkena gejala stroke. Istilahnya, senyum, gerak, bicara.
Perinciannya :
● Mintalah ia tersenyum, apakah wajahnya menjadi perot?
● Mintalah untuk mengangkat kedua lengannya, apakah tidak sama tinggi?
● Bertanyalah, apakah ia menjawab dengan suara pelo?
Jika iya, mungkin orang tersebut terkena stroke. Segera periksakan ke rumah sakit yang tepat




TIGA jam. Itulah batas waktu penanganan stroke. Dunia medis mengenalnya sebagai golden time penanganan stroke. Golden time dihitung sejak gejala mulai menyerang. Saat itulah penanganan harus segera dilakukan. Jika tidak tertangani hingga golden time terlewati, sel-sel otak yang terserang akan mati. Dampaknya, persarafan yang terhubung dengan sel-sel tersebut juga ikut mati. Jika kebetulan yang terkena adalah saraf pengatur gerak kaki, kaki penderita akan lumpuh. Jika yang kena saraf pengatur organ bicara, penderita akan kesulitan mengucap kata-kata. Dengan kondisi yang demikian, tidak mengherankan bila saat ini stroke masih menduduki peringkat satu dalam daftar penyakit penyebab kecacatan. Rupanya, golden time terlalu singkat. Tentu saja para pakar kedokteran tidak tinggal diam. Sejumlah metode dikembangkan agar penanganan stroke jadi lebih mudah dan cepat, serta mengupayakan agar golden time bisa diperpanjang sehingga stroke masih bisa ditangani meski sudah lewat dari 3 jam. Salah satu hasil upaya itu adalah metode penanganan stroke dengan intervensi neuroradiologi. Menurut interventional radiologist dr Terawan Agus Putranto SpRad(K)RI, metode yang relatif baru itu memberi harapan lebih pada penderita stroke. ‘’Metode ini dapat mengulur golden time dari 3 jam menjadi 6 hingga 8 jam,’’ ujar Terawan pada seminar bertajuk Recent Advance on Stroke, Sabtu (2/10) di Mayapada Hospital, Tangerang.
Lebih lanjut Terawan menjelaskan, stroke bisa disebabkan terjadinya perdarahan di otak
(hemoragik) atau karena adanya sumbatan pada pembuluh darah otak (iskemik).
Metode intervensi neuroradiologi yang dimaksud Terawan fokus pada penanganan stroke iskemik. ‘’Prinsipnya, mirip kateterisasi dalam penanganan serangan jantung,’’ ujar Terawan yang menjadi Kepala Sub Radiologi Instalasi Radionuklir RSPAD Gatot Subroto, Jakarta ini.
Teknisnya, lanjut Terawan, sebuah kateter dimasukkan melalui pembuluh darah di lipat
paha pasien. Kateter adalah alat berbentuk pipa kecil panjang yang fleksibel. Menyusuri pembuluh darah, kateter itu diarahkan menuju pembuluh darah otak yang tersumbat.
Dokter memantau dan mengarahkan kateter itu dengan bantuan layar fl uoroskopi yang
mencitrakan perjalanan kateter menyusuri pembuluh darah secara live.
Selanjutnya, melalui kateter itu dimasukkan peralatan tambahan untuk berbagai tindakan
lanjutan, seperti memasukkan obat penghancur sumbatan, menyedot sumbatan, melakukan
pembalonan, bahkan memasang stent (ring/cincin). Targetnya, sumbatan hilang,
aliran darah di otak kembali lancar, kematian sel otak bisa dicegah, kecacatan pun bisa
dihindari. Seluruh tindakan dikendalikan dari luar tubuh pasien dengan bantuan gambar live di
layar fluoroskopi. ‘’Mirip kateterisasi jantung, tapi alat-alatnya berbeda, tindakannya
juga menuntut kehatihatian lebih karena pembuluh darah otak lebih bervariasi jika dibandingkan dengan pembuluh darah jantung,’’ terang Terawan.

Metode konvensional penanganan stroke iskemik dilakukan dengan pemberian obat yang berfungsi menghancurkan sumbatan (trombolisis). Trombolisis harus dilakukan dalam waktu 3 jam setelah gejala muncul. Lewat dari itu, trombolisis tidak bermanfaat dan justru memperbesar risiko perdarahan otak. Dengan intervensi neuroradiologi, sumbatan yang sudah berusia 6-8 jam masih mungkin untuk dihilangkan. Sayangnya, ketersediaan layanan intervensi neuroradiologis ini masih terbatas di kota-kota besar.
‘’Metode ini relatif baru. Pendidikan kepada dokter dokter di seluruh daerah terus dilakukan agar layanan ini bisa diakses oleh lebih banyak orang yang membutuhkan,’’ jelas Terawan.
Time is brain Pada kesempatan sama, Senior Director Mayapada Health Care Prof dr Satyanegara SpBS kembali mengingatkan masyarakat akan pentingnya mengenali gejala dan menangani stroke secara cepat dan tepat.
‘’Time is brain. Itulah prinsip penanganan stroke. Semakin banyak waktu terbuang, semakin
banyak sel-sel otak yang mati, semakin fatal pula akibatnya,’’ jelas Prof Satya.
Saat ini, lanjut Prof Satya, belum ada metode yang bisa memulihkan sel-sel otak yang
telah mati. Teknologi sel punca (stem cell) yang diyakini bisa membentuk sel-sel baru, saat
ini masih dalam tahap penelitian.
‘’Jadi, langkah terbaik adalah kenali gejalanya. Jika mendapati gejala, segera ke rumah
sakit yang memiliki fasilitas penanganan stroke. Jangan ditunda-tunda,’’ pesan Prof
Satya. (S-2)
eni@mediaindonesia.com

Aku berada dalam labirin....


Kemarin aku menulis tentang dokter Terawan, ternyata sampai hari ini masih banyak yang membaca. Tapi aku sendiri ternyata tidak bisa untuk melanjutkan pelaksanaan tindakan DSA Tromblolis untuk Yo. Karena setelah mencari di google, bertanya kesana kemari dan bertanya pada adikku, ternyata lebih banyak yang memberikan masukan bahwa resikonya akan amat besar untuk Yo. Pantaskah melakukan coba-coba untuk kondisi seperti ini karena mengharapkan penyembuhan secara instans.. pantaskah memaksakan diri.. hanya karena keinginan-keinginanku semata tanpa mempertimbangkan masukan-masukan dari orang-orang disekitarku. Mungkin juga jika nanti setelah masuk ke RS, Yo menjalani pemeriksaan lebih rinci lagi dengan dokter Syaraf dan dokter penyakit dalam, mungkin juga jawabannya akan sama dan akhirnya hanya akan dilakukan DSA tanpa trombolisis. Karena memang aku belum membawa Yo menemui dokter syaraf dan dokter penyakit dalam yg direferensikan oleh dr. Terawan, karena dijadwalkan bertemu dengan mereka saat Yo telah masuk rumah sakit. Kenyataan inipun juga rasanya masih sulit aku terima jika ternyata Yo hanya bisa di DSA saja.

"Mami.. jika mami perasaannya tidak enak..sebaiknya jangan lakukan dulu.."begitu permintaan putri-putriku. "Aku sendiri juga belum mantap mami.." kata putri sulungku. Apakah aku masih mau memaksakan niatku karena melihat banyak orang yang berhasil tanpa mempertimbangkan perasaan anak-anakku.

Kadang kita mencari second opinion agar mantap.. tapi ternyata second opinion kadang membuat kita menjadi ragu dalam mengambil keputusan. Kemarin aku begitu mantap melakukan pilihan dan penuh harap. Aku membagi kebahagiaanku dengan banyak orang.. tapi ternyata aku sendiri tak bisa melakukan tindakan itu untuk Yo.

Inilah kenyataan yang harus aku hadapi..
Kecewa..ya.. pasti kecewa...
Kadang kulihat jalan orang lain begitu mudah..
kenapa jalanku penuh liku...
Aku seperti berada dalam labirin dan tak tahu bagaimana jalan keluarnya...

Jawaban dari adikku..


Sebenernya.... DSA trombolisis belum masuk dalam guideline stroke yang diakui internasional. Jd hasilnya masih tanda tanya. Apa pasien2 yg selama ini perbaikan itu memang karena tehnik ini baik atau hanya faktor "kebetulan" saja. Itu belum dibuktikan benar. Apalagi untuk pasien yang riwayatnya perdarahan otak.

Yang paling penting sekarang adalah pencegahan sekunder.. supaya ga kena stroke lagi sama rehabilitasi. Kalaupun misalnya... ada sumbatan di pembuluh darah otak.. trus ditrombolisis... otak yang sudah sempat tersumbat itu.. sudah terlalu lama.. jadi selnya sudah sangat rapuh. Kalo dialirin darah lagi.. malah bisa jd perdarahan. Fungsi bagian itu juga sudah terlanjur terganggu. Untuk membaik kembali.. ga mungkin dlm waktu dekat.

Sori banget... aku kurang percaya untuk yang satu ini.
Kalo aku ditanya... jawabanku.. ga usah.

Kondisi yang sekarang sudah sangat sangat luar biasa untuk ukuran perdarahan seperti Kak Is.

Lagi-lagi memang harus rehabilitasi untuk bisa sembuh. Lagi pula.. misalkan dari DSA ketahuan ada penyempitan pembuluh darah... truuus... mau diapain? tetep aja jawabannya jaga supaya faktor resiko stroke spt darah tinggi dll terkontrol.
Sori lagi... aku baru bilang sekarang. Soalnya kalo mbak Nung belum ketemu langsung dr. Terawannya pasti ga puas.

So... untuk kondisi yang sudah sangat luar biasa ini... kenapa musti ambil resiko?

malam ini aku takut.. Bapa



Bapa..
Kenapa malam ini aku begitu takut
Kenapa malam ini seperti ada yg hilang
Kenapa malam ini semua terasa hampa..

Bapa..
Aku begitu takut..
Ampuni semua salahku ya Bapa
Bawa aku ke dekat salib Mu
Bapa..jangan tinggalkan aku..

Kamis, 22 September 2011

Bapa... aku lelah


Bapa...
Aku lelah..
Hari ini seperti langitku runtuh..
Hari ini aku sedih dan kecewa luar biasa
Hari ini aku tak siap menerima sebuah kenyataan..

Bapa..
Hari demi hari kuberharap melihat sinar itu makin terang
Tapi nyatanya sinar itu seperti makin redup...
Dengan apalagi kunyalakan sinar itu...

Bapa..
Aku tahu dosa ku amat banyak..
Aku tahu betapa bodohnya aku di masa lalu
Aku tahu Bapa kecewa padaku..
Tapi tak bisakah Bapa. Kau beri aku kesempatan..
Untuk memperbaiki semua salahku...

Hari demi hari kubangun harapku..
Hari demi hari kubangun asaku..
Benarkah semua hanya berhenti disini..
Benarkah aku tak bisa lagi berharap...

Ya Bapa.. Ampunilah aku..
Tapi aku benar-benar merasa lelah..
Asaku telah putus..
Harapku telah pupus...

Rabu, 21 September 2011

dr. Terawan , The Rising Star Radiologi Intervensi di Indonesia.


Pernahkah membaca BBM seperti ini....

Ada info dr teman....Jika ada keluarga yg kena stroke, segera berobat ke Dr. Terawan. Dia praktek di RSPAD pagi hari dan sorenya di RS Gading Pluit. Ada beritanya di majalah Tempo, dimana penyanyi Benny. Panjaitan berhasil sembuh dr strokenya. Barusan tadi jam 8 malam, om teman sy yg kena stroke juga berhasil sembuh dr strokenya. Pengobatannya dikenal dgn nama BRAIN WASH. Nama pengobatannya adalah cuci otak yg berbasis radiologi intervensi. Pengerjaannya menggunakan mesin canggih namanya digital traction angiogram. Penyumbatan yg terjadi dipembuluh darah bisa di hilangkan shg pembuluh darah menjadi baik. Om teman sy tadi diambil tindakan hanya 20 menit, dia skrg bisa bicara dgn baik, tangannya sdh tdk kaku dan bsk sdh keluar RS dgn berjalan spt biasa. Nama dktrnya adalah Dr. Terawan Agus Putranto di RSPAD Gatot Subroto. Ybs adalah dktr subspesialis radiologi intervensi. Info di Majalah Tempo edisi No. 4017, tgl 27 Juni - 3 Juli 2011, halaman 86. - mudah2n bermanfaat.

Ini bukanlah Hoax.. tetapi memang benar adanya. Karena Yo, suamiku sudah terjadwal untuk DSA Trombolisis pada akhir bulan nanti. Apakah aku tidak mau membagi informasi, tentu saja bukan..karena aku sendiri masih mencari dan mencari apa yang dimaksud dengan DSA trombolisis yang akan dijalani oleh YO diakhir bulan nanti.

Saat kemarin mondar-mandir di RSPAD untuk menemui dokter Terawan, menjalani MRI, mengecek jadwal dimana Yo bisa melakukan DSA yang seharusnya tanggal 22 besok, mundur seminggu karena kamar penuh. Saat aku menunggu surat untuk asuransi disiapakan oleh pak Wawan, dokter Terawan dan dr. Daniel masuk ke ruangan staff intervensi dan kami terlibat dalam obrolan yang menarik. Ada yang unik dari dokter ini. Selalu memotivasi dan selalu mengatakan tidak pernah ada kata terlambat. Berusaha dan berdoa, itu intinya. Dan dia mempercayai betul jika ada sesuatu yang terjadi tidak sesuai yang kita inginkan pasti ada sesuatu yang sedang disiapkan untuk kita. Jadi kita tak perlu marah atau menyesali.

Dokter Terawan juga dokter yang aneh. Dia mudah ditemui, tidak sombong dan penuh guyon. Untuk konsultasi saja kita tak pernah dikenakan biaya. Langsung saja ke ruangannya. Aku dulu bingung dengan kondisi seperti ini, kenapa pula dokter ini tidak mewajibkan kami daftar dulu dibawah sehingga kami tertib. Tapi kami dibebaskan masuk ke ruangannya. Kami memang harus sabar menungggu jika beliau sedang melakukan tindakan DSA ataupun taci.

Saat disana aku menyaksikan proses DSA (tace) seorang pasien yang menderita tumor dipipi. Ini adalah DSA yang ke enam. Dulu saat suaminya menjalani kemoterapi, badannya kurus dan tak bisa bekerja. Tapi setelah mengikuti DSA tumor tertangani, badan sudah tak kurus lagi dan sudah mampu bekerja bahkan menyetir mobil. Ada seorang ibu yang hampir lewat namun tertolong oleh proses DSA ini. Yang berhasil membawa temannya untuk mencoba intervensi radiologi. Ada yang berasal dari luar daerah, bahkan yang sudah berobat bolak balik di singapura malah mendapatkan kesembuhan dengan melakukan DSA. Pasien yang ada disini rata-rata adalah penderita stroke, jantung, kanker, tumor dan vertigo yang sudah parah. Aku juga mengetahuinya dari sahabatku dari Jogja yang ibunya telah melakukan DSA disini, dan sekarang kondisinya sudah banyak kemanjuannya.

Antar pasien yang satu dan yang lain juga terjalin ke akraban. Saling menceritakan pengalamannya sehingga saling menguatkan. Saling memberikan informasi. Tak ada yang kelihatan sombong, tak lagi melihat orang kaya dan bukan kaya. Sebuah pemandangan yang jarang dijumpai. Ada beberapa orang yang membawa kue, dan dinikmati oleh pasien lain yang sedang menunggu dokter Terawan selesai melakukan tindakan. Kita harus menjadi berkat untuk orang lain, begitu selalu dokter ini berkata.

Kami tertawa-tawa di ruang staff intervensi, mendengarkan cerita dan banyolannya. Saat aku kecewa mendengar penjelasan mengenai hasil MRI dia menguatkan, bahwa tak pernah ada kata terlambat. Ketika kutanya mengenai efek samping dengan santai dokter Daniel asistennya mengatakan..ada barang bapak yang ibu kasih ke orang lain tidak, kalau ada nanti jika ingat kembali bisa ditanya oleh bapak.. itulah efek sampingnya.. ahhhh.. jadi bingung aku jadinya... Disini isinya orang gemblung mbak.. pasti sebentar lagi ketularan.. begitu mereka berkata.

Dari sebuah bloga aku mendapatkan tulisan mengenai dokter Terawan..inilah pendapat orang mengenai dokter Terawan,

Minggu, 22 November 2009
Letkol CKM dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (K) RI

“Semakin tinggi kedudukan seseorang, dia semakin dituntut untuk melayani orang lain” ujar Letkol CKM dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (K) RI. Sebelum menjadi dokter, ia seorang tentara. Ia mendapat bea siswa untuk mengikuti pendidikan kedokteran di FK Universitas Gajah Mada, Jogjakarta. Kelahiran Citi Sewu (utara Stasiun Tugu) Yogyakarta 5 Agustus 1964 ini, sejak kecil memang ingin sekali menjadi dokter. Lusus dokter tahun 1990 ia ditugaskan Bali, kemudian Lombok dan terakhir Jakarta. Iia kemudian mengambil spesialis radiologi di Surabaya. “Waktu itu, saya melihat radiologi kurang berkembang. Saya terketuk untuk mengembangkan radiologi intervensi,” ujarnya.

Radiologi intervensi adalah bidang kedokteran yang menggunakan alat imaging untuk membantu memasukkan alat ke tubuh pasien, melalui lubang alamiah atau buatan dalam penanganan kasus pembuluh darah, syaraf dan tumor. Itu sebabnya, Minggu, 22 November 2009
Letkol CKM dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (K) RI

“Semakin tinggi kedudukan seseorang, dia semakin dituntut untuk melayani orang lain” ujar Letkol CKM dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (K) RI. Sebelum menjadi dokter, ia seorang tentara. Ia mendapat bea siswa untuk mengikuti pendidikan kedokteran di FK Universitas Gajah Mada, Jogjakarta. Kelahiran Citi Sewu (utara Stasiun Tugu) Yogyakarta 5 Agustus 1964 ini, sejak kecil memang ingin sekali menjadi dokter. Lusus dokter tahun 1990 ia ditugaskan Bali, kemudian Lombok dan terakhir Jakarta. Iia kemudian mengambil spesialis radiologi di Surabaya. “Waktu itu, saya melihat radiologi kurang berkembang. Saya terketuk untuk mengembangkan radiologi intervensi,” ujarnya.

Radiologi intervensi adalah bidang kedokteran yang menggunakan alat imaging untuk membantu memasukkan alat ke tubuh pasien, melalui lubang alamiah atau buatan dalam penanganan kasus pembuluh darah, syaraf dan tumor. Itu sebabnya, dr. Terawan dijuluki The Rising Star Radiologi Intervensi di Indonesia.

Dalam setahun, ia menangani 500 pasien berbagai kasus. Ia yakin, ilku yang dimilikinya bisa menjadi alteratif untuk kasus-kasus emergency. “Kita tidak kalah hebat dengan negara di Eropa dalam bidang ini. Bahkan kita lebih unggul dibanding Singapura,” ujarnya.

Ia terkesan ketika menagani pasien wanita dengan kasus kanker di leher dan kepala. Setelah diterapi, pasien tersebut satu bulan kemudian hamil. “Berarti, radiologi intervensi aman digunakan,” ujarnya.

Karena kesibukan, terkadang sang istri (Ester Dahlia) yang menemuinya di rumah sakit. Du saat lain, ia mengajak istri dan anaknya (Abraham Apriliawan) mengikuti undangan simphosium atau untuk melakukan tindakan intervensi, di dalam atau di luar negeri. “Kalau tidak bisa melayani keluarga, jangan berpikir untuk melayani orang lain,” ujarnya tentang arti penting keluarga.

Dokter yang hobi makan lontong balap dan tahu campur ini, meski dilarang oleh anak, tetap bersikeras untuk menyanyi karena sudah menjadi hobi. “Nggak masalah saya tidak sampai selesai melantunkan syair lagu. Saya menyanyi untuk menghilangkan stress,” dr. Terawan tertawa.
Diposkan oleh anto tehe di 18:55


Dalam setahun, ia menangani 500 pasien berbagai kasus. Ia yakin, ilmu yang dimilikinya bisa menjadi alteratif untuk kasus-kasus emergency. “Kita tidak kalah hebat dengan negara di Eropa dalam bidang ini. Bahkan kita lebih unggul dibanding Singapura,” ujarnya.

Ia terkesan ketika menagani pasien wanita dengan kasus kanker di leher dan kepala. Setelah diterapi, pasien tersebut satu bulan kemudian hamil. “Berarti, radiologi intervensi aman digunakan,” ujarnya.

Karena kesibukan, terkadang sang istri (Ester Dahlia) yang menemuinya di rumah sakit. Du saat lain, ia mengajak istri dan anaknya (Abraham Apriliawan) mengikuti undangan simphosium atau untuk melakukan tindakan intervensi, di dalam atau di luar negeri. “Kalau tidak bisa melayani keluarga, jangan berpikir untuk melayani orang lain,” ujarnya tentang arti penting keluarga.

Dokter yang hobi makan lontong balap dan tahu campur ini, meski dilarang oleh anak, tetap bersikeras untuk menyanyi karena sudah menjadi hobi. “Nggak masalah saya tidak sampai selesai melantunkan syair lagu. Saya menyanyi untuk menghilangkan stress,” dr. Terawan tertawa.
Diposkan oleh anto tehe di 18:55


Semoga nanti diberikan yang terbaik, dan Yo tidak berubah pikiran dan tetap memegang janjinya untuk melakukan DSA.
--------------------------------------
Artikel tentang DSA dari http://www.bataviase.co.id/node/587191

Menyiasati Pukulan Tangan Tuhan
02 Mar 2011

* Kesehatan
* Media Indonesia

Seperti pada jantung, kateterisasi pada otakjuga bisa menyedot sumbatan pada pembuluh darah otakyang jadi penyebab stroke.

Eni Kartinah

SUDAH sejak lama stroke jadi momok bagi masyarakat dunia akibat kefatalan yang ditimbulkannya. Bahkan dikisahkan, istilah stroke berasal dari ungkapan masyarakat Barat, stroke of Gods hand. Jadi, stroke dianggap sebagai malapetaka yang timbul akibat pukulan tangan Tuhan. Itu lantaran sebagian kasus stroke berakhir dengan kematian atau kecacatan permanen.

Di dunia, diperkirakan ada 13 juta korban stroke baru per tahun. Sekitar 4,4 juta di antaranya meninggal dalam 12 bulan setelah serangan. Di Indonesia, stroke yang prevalensinya 8,3% menjadi penyebab kematian tertinggi (Riset Keselwtan Dasar 2007).

Karena sifatnya yang sangat merugikan, stroke terus menjadi perhatian dunia medis. Berbagai teknik dikembangkan untuk meminimalkan kefatalan yang ditimbulkannya. Salah satu teknik penanganan stroke terkini yang dinilai cukup menjanjikan adalah intervensi neuroradiologi atau kateterisasi otak.

Teknik ini mirip kateterisasi jantung. Bedanya sasarannya pembuluh darah otak, bukan pembuluh darah jantung," ujar pakar bedah saraf. Prof dr Satyanegara SpBS pada simposium tentang penanganan stroke di Sahid Sahirman Memorial Hospital Jakarta, beberapa waktu lalu.

Intervensi neuroradiologidikerjakan dengan memasukkan kateter (alat serupa selang kecil fleksibel) dari pembuluh darah di lipat paha. Dengan panduan gambar pencitraan live di layar fluoroskopi, dokter mengarahkan kateter menyusun pembuluh darah hingga sampai di pembuluh darah otak yang mengalami sumbatan atau perdarahan.

Jika kasusnya stroke sumbatan, melalui kateter itu dimasukkan alat untuk menyedot sumbatan. Dengan demikian, pembuluh darah terbuka kembali.

Tak hanya itu, pembuluh darah yang menyempit juga bisa dilebarkan dengan pemasangan ring/stent yang dilakukan melalui kateter juga. Jadi, tidak perlu pembedahan.

Jika kasusnya stroke perdarahan, penanganannya disesuaikan dengan penyebab perdarahan. Prof Satya menjelaskan stroke perdarahan kerap kali disebabkan pecahnya pembuluh darah yang mengalami aneurisma maupun AVM (arte-riovenous malformation).

Aneurisma adalah kelainan bentuk pembuluh darah. Ada bagian pembuluh darah yang menggelembung seperti ba- lon dengan dinding tipis dan rentan pecah. AVM terjadi ketika pembuluh arteri besar menyambung langsung dengan pembuluh vena besar. Dinding pembuluh darah yang mengalami AVM juga tipis mudah pecah.

Jika aneurisma dan AVM yang pecah berlokasi di permukaan otak, langkah penan-ganan terbaik adalah pembe-dahan untuk menutup sumber perdarahan dan membersihkan area perdarahan. Saat ini, dengan bantuan mikroskop khusus, pembedahan itu hanya memerlukan bukaan kecil dan pengerjaannya lebih akurat.

Namun jika lokasi pecahnya aneurisma atau AVM berada di dalam otak, pembedahan tidak bisa dilakukan karena akan merusak jaringan-jaringan di permukaan. Pada kasus demikian, lagi-lagi, intervensi neuroradiologi berperan.

Melalui kateter, alat-alat untuk menutup aneurisma atau AVM yang pecah, seperti klip maupun koil, dapat dimasukkan dan dipasang. Prosedur pembersihan area perdarahan juga bisa dilakukan.

Minim ahli

Penanganan stroke dengan intervensi neuroradiologi yang menyasar langsung pada pembuluh darah yang bermasalah memiliki tingkat keberhasilan tinggi. Bahkan, menurut salah satu pakar neuroradiologi dr Terawan Terawan Agus Putranto SpRad, teknik itu bisa mengatasi sempitnya golden time penanganan stroke.

Memang, idealnya stroke ditangani pada rentang waktu 3-4,5 jam setelah timbulnya gejala. Namun, dalam sejumlah kasus ada penderita yang pulih meski ditangani setelan jauh melewati golden Hine.

"(Kesembuhan) bergantung pada posisi sumbatannya. Ada sumbatan yang menyebabkan sel rusak permanen dalamwaktu singkat. Ada yang hanya menyebabkan sel kekurangan oksigen sehingga bisa pulih setelah sumbatan dibuka," ujar Terawan.

Meski memberi harapan tinggi, sayangnya baru segelintir dokter yang menguasai teknik yang relatif baru ini. "Saat ini di Indonesia baru ada 30 dokter yang bisa mengerjakan teknik ini," ujarnya.

Selain itu, besarnya biaya yang dibutuhkan kerap jadikendala. Sebagai ilustrasi, Satya menjelaskan biaya pemeriksaan MRI atau CT scan untuk menegakkan diagnosis kira-kira Rpl juta, tindakan intervensi Rp8 juta, dan harga koil untuk menutup aneurisma Rpl3 juta/buah. Kadang orang butuh sampai enam koil. Tarif dokter sekitar RplO juta dan masih harus ditambah sewa ruang operasi, beli obat bius, dan lain-lain," ujar Satya. Agaknya, kendala-kendalaitulah yang menyebabkan banyak penderita stroke tidak tertolong. Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Saraf Indonesia dr Setyo Widhi SpBS mengungkapkan berdasarkan data prevalensi yang ada, saat ini diperkirakan ada 25 ribu penderita stroke di Indonesia. Namun, yang tercatat menjalani pengobatan medis hanya 500 orang. (S-2)

Dengan panduan gambar pencitraan live di layar fluoroskopi, dokter mengarahkan kateter menyusun pembuluh darah hingga sampai di pembuluh darah otak yang mengalami sumbatan atau perdarahan. Tak hanya itu, pembuluh darah yang menyempit juga bisa dilebarkan dengan pemasangan ring/stent yang dilakukan melalui kateter juga. Prof Satya menjelaskan stroke perdarahan kerap kali disebabkan pecahnya pembuluh darah yang mengalami aneurisma maupun AVM (arte-riovenous malformation). Ada bagian pembuluh darah yang menggelembung seperti ba- lon dengan dinding tipis dan rentan pecah. Minim ahli Penanganan stroke dengan intervensi neuroradiologi yang menyasar langsung pada pembuluh darah yang bermasalah memiliki tingkat keberhasilan tinggi. Meski memberi harapan tinggi, sayangnya baru segelintir dokter yang menguasai teknik yang relatif baru ini. Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Saraf Indonesia dr Setyo Widhi SpBS mengungkapkan berdasarkan data prevalensi yang ada, saat ini diperkirakan ada 25 ribu penderita stroke di Indonesia.

Aku ingin tahu apa itu DSA Trombolisis


Kepada Yth.Bp. Fritz

Sebelumnya saya mohon maaf karena email ini telah mengganggu waktu bapak.
Email ini saya kirimkan karena saya mencari di google mengenai DSA Trombolisis, dan saya membaca tulisan Bapak mengenai DSA. Namun karena saya orang awam saya kurang memahami arti DSA Tombolisis.

Suami saya menderita stroke sejak 6 Februari 2009, pembuluh darahnya pecah dan terpaksa dilakukan pembukaan batok kepala untuk dikeluarkan darahnya dan 3 bulan kemudian batok aslinya telah dipasang kembali. Suami saya di vonis Avasia Global oleh dokter yang merawat. Kehilangan kemampuan berbahasa begitu yang saya tangkap di google. Saat ini suami saya sudah mengerti bahasa kami, namun belum bisa mengkomunikasikan apa yang ada diisi kepalanya. Nama kami pun kadang masih tertukar-tukar.

Kemarin seorang teman memberitahu saya bahwa saya dapat melakukan DSA di dokter Terawan di RSPAD. Saya sudah konsultasi kesana, dan mendapat penjelasan. Namun sebagai orang awam saya ingin mengetahuinya lagi dari pihak lain, tidak hanya dari dokter. Sudah banyak yang berhasil yang ditangani disini. Ada rasa ingin tahu saya apakah benar DSA trombolisis ini hanya perlu dilakukan sekali saja? apakah nanti perlu dilakukan lagi? mengingat biaya-biaya juga harus kami pertimbangkan dan persiapkan. Apakah benar tidak ada efek samping. Secara awam dr. Terawan sudah menjelaskan kepada saya bahwa berdasarkan hasil MRI ada spt genangan pulau bewarna hitam itu artinya sudah mati tidak bisa diapa2kan lagi, dan dipinggir-pinggirnya masih bisa untuk diaktifkan kembali dengan proses DSA, dan diharapkan akan ada kemajuan. Suami saya yang terkena adalah otak kiri sehingga lumpuh sebelah kanan.

Besar harapan saya, bapak berkenan membantu saya untuk menjelaskan DSA dalam bahasa yang dimengerti oleh kami orang awam, karena saya yakin bapak adalah orang yang paling tepat untuk menjawab kegelisahan saya tentang DSA. Saya kuatir nanti saya tidak bisa melanjutkan DSA karena keterbatasan biaya, dan saya juga kuatir jika ada efek samping yang tidak pernah saya duga. Saya ingin suami saya menjalani proses DSA trombolisis, tapi saya ingin tahu lebih banyak dahulu agar saya tidak menyesal dikemudian hari karena tidak mampu melanjutkan atau karena tak paham mengenai efek samping.

Terima kasih atas waktu bapak untuk membaca email saya. Hanya Tuhan yang bisa membalas budi baik bapak.
Kiranya Tuhan memberkati kita semua.

Salam hormat,
Riwandari J.

Begitulah surat yang aku kirimkan pada seseorang yang menulis di blognya tentang intervensi Radiologi. Bukan aku tidak mempercayai penjelasan dari dokter Terawan dan dr Daniel, tapi mencari penjelasan kepada orang yang berbeda menurutku bukan merupakan hal yang salah. Semakin kita banyak mendapatkan informasi maka semakin kita dapat menerima jika nanti terjadi sesuatu yang tak diharapkan..karena kita sudah mempertimbangkan semuanya dengan matang. DSA Trombolisis adalah sesuatu yang baru untuk aku, searching di google pun tak bisa mendapatkan informasi yang banyak, hanya blog miliknya lah yang menuliskan mengenai intervensi radiologi.

Aku bersyukur karena malam ini telah mendapat balasan dari beliau yang isinya..
Dengan senang hati saya akan menerangkan kepada anda, mungkin via telp lebih baik, silahkan telp saya besok pagi jam 8-9 di no xxxx, akan saya terangkan semua yang ingin anda ketahui, trims.

Fz

Rasanya lega sekali telah mendapat balasan. Tentu saja kesempatan itu tak akan aku sia-siakan. Terima kasih Bapa.

Kerasnya Kepalaku......



Hari ini entah ada apa 3 orang karyawan dari RS datang ke rumahku. Tanpa membuat janji tiba-tiba muncul di rumah. Tentu saja aku tak ada di rumah. Bukankah mereka mempunyai nomor telepon seluler aku.. kenapa harus membuang waktu dengan tiba-tiba datang ke rumah dan akhirnya berakhir dengan kekecewaan dan praduga-praduga karena aku tak ada di rumah.

Apakah karena surat klarifikasi yang aku kirimkan sehubungan dengan klaim asuransi yang dipermasalahkan. Putriku mengatakan "Kenapa sih Mi, kita ini nyusahin orang, udah aja lah ngalah walaupun mereka yang salah". Aku menjelaskan berulang-ulang bahwa mereka harus tahu apa konsekwensi dari sebuah tanggung jawab dan mejaga nama baik perusahaan. Mereka tidak sopan, sudah salah tidak mau minta maaf, demikian aku selalu membela diri dihadapan putri-putriku. "Kata mami..kita tidak perlu menunggu orang minta maaf..mengharapkan orang minta maaf..kenapa sekarang mami malah menunggu orang minta maaf baru mami mau memaafkan", protes putri sulungku lagi. Kadang saat kesadaranku datang..apa yang disampaikan putriku ini benar adanya. Kenapa juga aku harus ikut campur tangan untuk memberi pelajaran pada karyawan RS itu, seharusnya itukan urusan manajemen RS itu.. kenapa aku harus repot-repot. kenapa pula aku sangat mengharapkan petugas RS yang salah itu minta maaf padaku..apa pula untungnya untukku. Tinggal datang selesaikan apa yang mereka mau.. selesailah urusanku. Tapi entah kenapa sifat keras kepalaku tak mau juga pergi dari diriku.

Aku juga tahu jumlah rupiah itu tidak sedikit untuk seorang kasir. Aku saja menilai jumlah itu cukup besar jika aku kehilangan uang sebesar itu. Tapi kata-kata yang meluncur dari mulut petugas itu menyurutkan langkahku untuk menyelesaikan masalah ini. Bukankah ini keteledoran mereka? Kenapa harus aku yang dipersalahkan. Sakit rasanya dipersalahkan untuk sebuah perbuatan yang tidak pernah kita lakukan. Sakit rasanya dicap sebagai seorang yang telah merugikan. Sakit rasanya bertahun-tahun telah menjadi pelanggan setia di RS tersebut, harus menerima perkataan-perkataan yang tak mengenakkan, bukan permintaan maaf karena telah melakukan kesalahan tapi malah memutarbalikkan fakta seolah aku tidak melakukan pembayaran.

"Sudahlah Mi... kenapa sih kita harus ribut sama orang.. namanya orang kerja kan bisa saja berbuat satu kesalahan.. lagian selama mami berobat kan baru sekali ini ada masalah seperti ini.. Kata Mami minta maaf itu tidak usah ditungguin.. kata maaf itu tak usah diharapkan..kenapa Mami malah menunggu-nunggu orangnya minta maaf.. maafkan saja, kita selesaikan semuanya selesai..." terngiang-ngiang di telingaku perkataan putri sulungku..

Kadang aku malu pada putriku.... sepertinya ia lebih dewasa daripadaku.. Tuhan telah memberikan seorang putri kepadaku untuk mengingatkan jika jalanku salah.. sebagai pengganti peran Yo yang tak mampu berkomunikasi seperti dulu.

----------------------------------------------

1. Pada saat saya masuk ke UGD saya sudah menunjukkan kartu asuransi saya, kemudian pada saat pemeriksaan kepada saya telah selesai dilakukan saya menyelesaikan administrasi di kasir sesuai mekanisme yang berlaku. Saat itu saya sempat menanyakan apakah bisa menggunakan kartu tersebut, dan petugas tersebut mengatakan sebentar, kemudian dia melakukan pekerjaan adminstratif setelah terprint dia meminta saya tanda tangan dan selesai transaksi.
2. Beberapa minggu kemudian petugas dari pihak RS menghubungi saya, saat itu yang menghubungi masih sopan dan mengatakan bahwa terjadi kesalahan , karena kartu Gold tidak diterima di RS tersebut, dan meminta saya datang ke RS untuk menyelesaikan pembayaran. Saya menanyakan seandainya saya telah meninggalkan kasir dan uang kembalian yang saya terima kurang, apakah saya boleh meminta uang itu kembali, apalagi seandainya tertulis, tidak dapat melakukan protes/klaim meminta uang kembalian yang kurang karena telah meninggalkan kasir. Saya meminta surat resmi dari pihak rumah sakit untuk dikirimkan kepada saya, karena pihak RS tahu persis dimana saya tinggal karena saya sudah menjadi pasien di RS sudah lama bahkan sempat dirawat disana beberapa tahun yang silam. Bagaimana saya membedakan apakah ini akal-akalan dari petugas RS atau benar-benar tidak dapat di klaim, jika saya tidak mendapat surat resmi dari pihak RS.
3. Surat tidak kunjung tiba, namun Petugas RS, menghubungi saya kembali. Bahkan sempat berteriak kepada temannya “Orangnya gak mau bayar”. Saya katakan, siapa yang tidak mau bayar. Tolong anda jangan bicara sembarangan. Saya sudah melakukan pembayaran. Jangan anda yang salah, anda menjelek-jelekkan orang lain. Saya katakan, tolong kirimkan surat resmi kepada saya, agar atasan anda tahu seperti apa kerja anda. Saya sungguh menyayangkan sikap Petugas tersebut yang tidak bisa membawa nama baik RS, yang tagline yang intinya memberikan pelayan terbaik. Seperti inikah pelayan terbaik itu? Tak ada kata maaf, bahkan mengatakan “orangnya gak mau bayar”, bahkan disurat yang dikirimpun dikatakan “belum dibayar oleh yang bersangkutan”, apakah tidak ada kata lain yang lebih baik, apakah benar saya belum membayar, apakah saya yang salah. Kira-kira seandainya saya kurang mendapatkan kembalian uang yang saya bayarkan dari RS, apakah yang dilakukan oleh RS? Menyalahkan Pelanggannya ataukah menyalahkan Petugasnya.
4. Sebenarnya seandainya Pihak Manajemen, bisa mengarahkan Petugasnya baik dalam menyampaikan masalahnya dan bersikap, tentu saya akan lebih lunak sikapnya dan akan kooperatif membantu agar bisa di klaim ke asuransi, misalnya dengan Rembes ke asuransi, namun karena sikapnya yang arogan, saya terus terang menjadi malas, apalagi setelah membaca surat yang dikirimkan oleh manajemen yang kesannya seperti melaporkan tindakan saya yang” belum melakukan pembayaran”.

Seharusnya Pihak RS bisa lebih bijak menyikapi persoalan ini apalagi diawal surat juga sudah mengakui bahwa itu terjadi karena ke khilafan karyawan nya. Seharusnya RS lebih bisa menilai siapakah pasiennya, dari tahun berapa dia menjadi pasien disana, di rawat dikelas apa pada saat sakit, dan apakah benar pasien seperti ini akan melakukan penipuan dan tindakan tidak melakukan pembayaran. Bahkan saat itu saya juga katakan tolong buat surat, nanti saya akan membantu mengklaimkan secara rembes kepada asuransi. Tentu karyawan seperti ini perlu diberikan sedikit pelajaran agar dia mengerti kartu asuransi apa saja yang diterima di RS tempatnya bekerja, dan tidak mengulangi kesalahannya pada pasien lainnya. Saya mengerti uang itu bukanlah jumlah yang kecil untuk karyawan tersebut, namun seharusnya karyawan tersebut dapat menjaga sikapnya. Bisa dibayangkan jika dia berbuat salah saja tak bisa menjaga sikapnya, bagaimana jika dia benar? Apakah tidak semakin arogan kepada pasiennya. Lalu bagaimana dengan janji RS mengenai memberikan pelayanan terbaik, apakah ini hanya menjadi tanggung jawab dokter dan suster perawat saja? Tidak menjadi tanggung jawab kasir dan manajemen di RS.

Demikian surat klarifikasi saya, saya sangat mengharapkan sikap yang bijak dari setiap perusahaan yang terlibat didalamnya dan tidak melihat permasalahan dari satu sisi saja. Memperbaiki SDM adalah tanggung jawab kita bersama, klarifikasi ini juga sebagai masukan kepada RS untuk memperbaiki SDM nya terutama dalam pengetahuannya dan attitudenya.

Saya mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, itu semata-mata untuk perbaikan ke depan.

Hormat saya,




Riwandari Juniasti

Selasa, 20 September 2011

Kenapa harus kecewa...


Kecewa.. jujur aku katakan aku kecewa.
Berhari-hari monndar-mandir di Rumah sakit untuk mengurus asuransi Yo, agar dapat dilakukan DSA. Menunggu jawaban dari asuransi, dari urusan perbedaan bahasa, menunggu jadwal sampai menunggu kamar yang tersedia.
Saat jadwal ada..asuransi belum menyetujui...saat asuransi menyetujui kamar tidak ada. Kamar tidak ada mencari jadwal lagi.. naik lagi keatas. Bolak balik bolak balik. Mondar mandir mondar mandir. Sampai semua yang ditemui menjadi hafal.. sampai semua merasa tidak enak, sampai aku pun tidak enak sendiri melihat mereka berusaha menjawab dengan hati-hati.
Akhirnya memang harus mundur.

Aku ingat pembicaraan dengan Dr. Terawan, kenapa sih harus diambil pusing.. belum ada obat ya artinya memang belum boleh, pasiennya juga dalam kondisi tidak darurat..tiba-tiba ada panggilan ada pasien darurat, bukankah sepertinya itu sudah diatur oleh Yang Kuasa.. sehingga saya tidak melakukan tindakan karena obat tidak ada dan bisa segera mengurus pasien yang darurat. Saat dia bercerita soal obat untuk pasien yang tak kunjung tiba. Tak perlu marah.. pasti ada sesuatu dibalik itu semua.

Seharusnya aku bisa perpikir seperti itu.. kenapa harus kecewa.. kalau mundur artinya biar adikku yang dokter sudah kembali dari Australia, pembantu di rumah lebih bisa aku latih dulu sehingga bisa ditinggal, pekerjaan kantor bisa aku selesaikan dulu sebelum aku menunggu Yo, karena sudah seminggu lebih aku mondar-mandir untuk mengurus Yo dan Asuransi, aku bisa menghadiri seminar, aku bisa menghadiri sebuah acara Yayasan sosial, aku bisa mengambil kacamata anakku dulu, aku bisa mengurus KTP anakku dulu... bukankah banyak yang bisa dilakukan.. lalu kenapa kecewa.

Ya aku hanya takut Yo berubah pikiran...
Aku hanya takut aku makin ragu.. karena semakin sering aku mengacak-acak google untuk mencari informasi tentang tindakan itu.

Minggu, 18 September 2011

Sesaat Kau Hadir





















Just Alvin hari ini amat menguatkan aku..
Terima kasih Alvin...
Saat rasanya semuanya berat..
Saat rasanya resah menanti hasil MRI esok..
Saat rasanya semua hampa tanpa harapan...
Lagu ini menjadi amat menguatkan aku lagi....
Bukankah kondisinya semuanya sudah jauh lebih baik dibanding 6 Feb 2009..
Kenapa harus selalu mengeluh...

Saat ini dia telah mampu berjalan sendiri, mengerjakan semuanya sendiri..
Saat kemarin ditanya oleh dokter Daniel "apa pekerjaan bapak.." dan dokter Daniel memberi kode kepada ku untuk diam tak membantu menjawab, Yo menjawab.. "Pengangguran..", walau terbata, namun dokter Daniel menangkap maksudnya. "Besok lagi kalau ditanya pekerjaan jangan bilang pengangguran ya.. bilang pengacara.." canda dokter Daniel. Suamiku mengernyitkan alisnya.. "Pengacara itu pengangguran banyak acara.." jelas dokter Daniel.. suamiku tertawa sambil terbata dikatakannya "pengganguran bukan pengacara,,". Ahhh kebiasaan ngototnya tetap ada.. Yo belum bisa membedakan mana bercanda mana yang serius.

Ya..banyak kemajuan yang kurasakan..
Banyak mujijat Tuhan yang hadir hari demi hari..
Saat ini dia telah mampu mengajakku makan..
Menyebut namaku walaupun cadel
Mengingat mempunyai 3 putri walaupun sering tertukar namanya..
Ingat alamat rumahnya..
Setiap pagi menyobek kalender..membuka jendela..mengecek lampu..
Setiap sore menutup jendela dan menyalakan lampu..
Mengingatkan untuk mengunci pintu..
Disaat bingung di jalan.. dia mampu menunjukkan jalan, malah menurutku ingatannya masih lebih baik daripada GPS yang aku pakai.
Menemaniku jika harus mengantar atau menjemput anak-anak di pagi hari atau di malam kelam...
Jika ada lampu yang mati, keran yang bocor..dia berusaha membetulkannya..walau kadang membuat pusing seisi rumah, karena memaksa untuk menyambung kabel.
Mengubah tatanan meubel di rumah.. yang kadang-kadang membuatku terkejut-kejut dan anak-anak menjerit-jerit protes..

Tapi bukankah semua itu lebih baik...

Walau....

Kadang sabarku habis..
Kadang penatku menghalangi baktiku..
Kadang hampaku melupakan cintanya..

-------------------
Engkau datang
Ketika aku jatuh bangun dan jatuh
Dalam langkah menyusuri kehidupanku yang kelam
Dan hampir-hampirku tak dapat melangkah lagi

Dirimu hadir
Bagaikan sinar menerangi jalanku
Kau tunjukkan arah mana yang kini harus kutempuh
Agar kutak sesat lagi seperti dulu

Bersama bayanganmu kasih
Seakan-akan kuterjaga dari mimpi-mimpi
Dari kehidupan yang semu dan melenakanku
Membuat kuterlupa akan segala-galanya

Hari ini hari ini
Aku mencoba berdiri dan melangkah lagi
Bila esok sinar mentari pagi kan bersinar lagi
Aku kan menuju cita-cita yang pasti

Lyrics www.allthelyrics.com/lyrics/utha_likumahua/

Esok Kan Masih Ada


Apa yang dalami Utha Likumahua tak terlalu berbeda dengan yang dialami oleh Yo, yang membedakan Yo tidak terkena diabetes dan Jantung. Sama dengan Utha yang mengalami pecah pembuluh darah sehingga tempurung kepalanya harus dibuka, begitu juga dengan Yo. Dan kemudian sama menjalani operasi yang kedua untuk memasang tempurung kepala yang dilepas. Bedanya adalah Yo tetap memakai tempurung yang asli dan Utha memakai Titanium. Dan yang cukup membedakan adalah Yo terkena avasia global dan mampu pertahan sampai saat ini, utha tidak.. namun dia masih mampu diajak berkomunikasi bahkan mampu menguatkan istrinya disaat-saat kritisnya.

Melihat Just Alvin hari ini mengingatkan perjuangan 6 Februari 2009.. menunggu Yo di rumah sakit menantinya untuk sadar untuk mengenal kami. Menunggunya sadar untuk bisa berkelana kembali bersama kami kemanapun kami pergi..

Dan sampai hari ini dia masih terbata-bata menyebut nama kami, bahkan kadang lupa.. dan sampai saat ini dia belum bisa berkelana dengan bebas bersama kami..karena keterbatasan kondisinya yang lumpuh sebelah kanan.

Namun seperti kata Mario Teguh.. untung dibalik sial, bahagia dibalik derita.. kami tahu seberat apapun derita ini..sesial apapun pendapat orang akan keadaan kami, bahkan kadang kami sendiri pun merasakan hal itu.. Tuhan pasti punya maksud yang baik untuk kami..

Just Alvin saat menengok Utha di Pekan Baru menyanyikan lagu ini.. Lagu ini sepertinya amat sederhana..tapi ternyata penuh dengan makna yang dalam..


Wajahmu kupandang dengan gemas
Mengapa air mata slalu ada di pipiku
Hai nona manis biarkanlah bumi berputar
Menurut kehendak yang kuasa

Apalah artinya sebuah derita
Bila kau yakin itu pasti akan berlalu
Hai nona manis biarkanlah bumi berputar
Menurut kehendak yang kuasa

Tuhan pun tau hidup ini sangat berat
Tapi takdir pun tak mungkin slalu sama
Coba-coba lah tinggalkan sejenak anganmu
Esok kan masih ada .. esok kan masih ada

(Lyrics www.allthelyrics.com/lyrics/utha_likumahua/)

Ya..angan memang tak selalu menjadi kenyataan...
Tapi kita masih bisa menciptakan angan yang baru..
Apalah artinya sebuah derita...
Jika kebahagiaan adalah hasilnya....

Bersyukur apa yang ada saat ini.. dan tetap berusaha dan berusaha..namun tetap berserah pada Tuhan... Biarlah apa yang menjadi kehendakMu yang jadi..

Sabtu, 17 September 2011

Hari ini tertampar di gereja...


Kotbah hari ini benar-benar menampar-nampar hatiku...

Thema kotbah hari ini adalah "Demi Kasih Berani Menghadapi Bahaya Besar"

Yohanes 15:12-13
Inilah perintahKu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

1 Yohanes 3:14-16
Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut. Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya. Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.

Yohanes 4:20-21
Jikalau seseorang berkata "Aku mengasihi Allah" dan ia membenci saudaranya, maka ia pendusta, karena barang siapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia, Barang siapa mengasihi Allah, ia juga harus mengasihi saudaranya.


Apa yang harus kulakukan...untuk menyelesaikan semua masalahku...
Agar aku dimampukan untuk pantas menerima kasih Tuhan...
dan aku layak mengatakan "Tuhan aku mengasihi Engkau.."dan aku tak disebut Pendusta.


---------------


Don't ever lost contact with someone you love, you'll never know what's gonna happen the next day, or the day after that. Even a single "Hi" or "Goodnight" Before you know that someone is no longer to live..

Jangan cintai seseorang setinggi langit karena langit bisa runtuh
Jangan cintai seseorang sedalam lautan karena lautan bisa surut
Jangan cintai seseirang sebesar dunia, karena dunia bisa hancur..
cintai seseorang seujung kuku
Walau kecil
walau sering dipotong
ia akan selalu tumbuh dan tumbuh..

SEDANG APA DAN DIMANA - Sammy Simorangkir

dulu selalu ada waktu untuk kita
kini ku sendiri
dulu kata cinta tak habis tercipta
kini tiada lagi (lagi)
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
sedang apa dan dimana dirimu yang dulu ku cinta
ku tak tahu tak lagi tahu seperti waktu dulu
apakah mungkin bila kini ku ingin kembali
menjalani janji hati kita

sedang apa dan dimana wooo

sedang apa dan dimana dirimu yang dulu ku cinta
ku tak tahu tak lagi tahu seperti waktu dulu
apakah mungkin bila kini ku ingin kembali
menjalani menjalani menjalani janji hati kita


Source: http://liriklaguindonesia.net/s/sammy-simorangkir/sammy-simorangkir-sedang-apa-dan-dimana/#ixzz1YEAZIcY0

DO RE MI... Budi

Aku lagi suka lagu iniiiii .....

wa ga pat
do dododododo, re rerererere
mi mimimimimi, fa fafafafafa
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
(do) doakan ku harus pergi (re) relakan aku di sini
(mi) misalnya aku kan pulang (fa) fastikan kau tetap menunggu
(sol) soal cinta luar biasa (la) lama-lama bisa gila
(si) siapa yang tahu pasti (do) doakan aku di sini

adududuh duh aku percaya
kali ini kau pasti bisa yeah
kuku kutanya ada yang salah
jelas ini luar biasa

hal yang baik tidak mudah, tak seperti kau bicara
mereka mengerti ini terlalu jadi masalah
ketika kau mulai bisa terbiasa untuk dapat
menikmati hari-hari tanpaku di sini

(do) doakan ku harus pergi (re) relakan aku di sini
(mi) misalnya aku kan pulang (fa) fastikan kau tetap menunggu
(sol) soal cinta luar biasa (la) lama-lama bisa gila
(si) siapa yang tahu pasti (do) doakan aku di sini

hal yang baik tidak mudah, tak seperti kau bicara
mereka mengerti ini terlalu jadi masalah
ketika kau mulai bisa terbiasa untuk dapat
menikmati hari-hari tanpaku di sini

(do) doakan ku harus pergi (re) relakan aku di sini
(mi) misalnya aku kan pulang (fa) fastikan kau tetap menunggu
(sol) soal cinta luar biasa (la) lama-lama bisa gila
(si) siapa yang tahu pasti (do) doakan aku di sini

everybody sings it!

(do) doakan ku harus pergi (re) relakan aku di sini
(mi) misalnya aku kan pulang (fa) fastikan kau tetap menunggu
(sol) soal cinta luar biasa (la) lama-lama bisa gila
(si) siapa yang tahu pasti (do) doakan aku di sini

doakan ku harus pergi, relakan aku di sini
misalnya aku kan pulang, fafa fastikan kau yang menunggu
soal cinta luar biasa, lama-lama bisa gila
siapa yang tahu pasti, doakan aku di sini


Source: http://liriklaguindonesia.net/b/budi-doremi/budi-doremi-do-re-mi/#ixzz1YDExoHqV

Wanita bicara Leadership... from Femina


Kepemimpinan dibutuhkan tangan besi, bukan bersikap keras ala diktator, melainkan harus tegas dan siap dibenci karena membuat keputusan yang tidak disukai oleh banyak orang. Yang terpenting adalah seorang pemimpin harus memiliki sikap dan sadar bahwa ia tidak bisa menyenangkan atau melayani semua pihak. Pemimpin harus menjadikan hasil pekerjaan yang baik sbg prioritas utama. Lola Amaria, sutradara film

Pemimpin yg baik harus memikirkan org yg di pimpinnya bukan dirinya sendiri. Ia harus berjiwa besar dan tak pernah takut org yg ada dibawahnya akan dibajak perusahaan lain atau justru melibas posisinya. Lula kamal, dokter, presenter

Pemimpin tidak cukup hanya pintar, tetapi juga harus kuat membangun jejaring sosial dan pandai menyesuaikan diri dalam lingkungan yg berbeda-beda. Ia pun harus memiliki wibawan berani menanggung risikonya. Kuncinya adalah banyak mendengarkan dari berbagai sisi dan mengesampingkan peraturan sejenak. Aviliani, ekonom, komisaris independen.

A true leader has the confidence to stand alone, the courage to make tough decisions, and the compassion to listen to the needs of other. She or he doesn't set out to be leader but becomes one by quality or his actions and the integrity oh her or his intent - anonymous