Entah siapa yang mengajarinya, tapi mereka menggunakan waktu dan kekuatan hati untuk memprotes yang sudah terjadi, dan menuntut entah siapa - untuk mengembalikan keadaan seperti sedia kala.
Marilah kita hidup sepenuhnya dalam keadaan yang ada dan menerima yang sudah terjadi, sebagai tempat pemberangkatan menuju kehidupan yang lebih baik.
Bukan keadaan yang membaikkan kehidupan, tapi pribadi yang sesuai bagi kehidupan yang baru.
Maka, bersegeralah menerima yang sudah berubah, dan menanglah dalam keadaan yang baru ini melalui pembaruan diri Anda.
------------------------------
Bukankah aku seperti yang dikatakan oleh Mario Teguh, aku tak tahu apakah jiwaku baik, yang aku tahu, aku adalah orang yang tersiksa hatinya karena belum bisa menerima apa yang telah terjadi. Aku kadang memprotes, kadang menuntut dan bertanya.. kenapa harus aku.. kenapa harus terjadi.. tak bisakah semuanya dipulihkan. Dan aku tak tahu harus memprotes pada siapa, karena tak pantas jika protes ini kulayangkan pada Bapa di surga. Bukankah semua harusnya di syukuri bukan diprotes, cobalah lihat dosa-dosaku..dengan apa yang diperoleh ini tak seimbang dengan dosa yang telah ku lakukan. Bukankah semua masih bisa kujalani dengan segala kekuatan yang diberikan oleh Bapa.
Ya Bapa.. aku tak pantas jika aku meminta keadaan yang berubah..
Seharusnya aku mensyukuri semua perubahan ini.. semua keadaan ini..
Ya Bapa.. kuatkan aku untuk bisa menerima semua perubahan ini semua keadaan ini..
Ya Bapa..aku mau diubah untuk mengikuti semua rencana Mu
Biarlah aku mempersiapkan diri untuk bangkit dan menyambut semua perubahan ini..
Pantaskan aku ya Bapa.. untuk memperbarui diri.. untuk memperbaiki semua salahku..
Pantaskan aku ya Bapa.. untuk bisa menang dalam keadaan yang baru ini..
Tanpa rasa kecewa, sakit hati dan juga dendam...
Tambahkan selalu rasa cintaku..untuk orang-orang yang ada disekitarku..
Biarlah keberadaanku boleh berarti dalam kehidupan orang lain.
Biarlah kehendakMu saja yang terjadi..bukan kehendakKu..
Amin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar