Biar Disapu Ombak

Biar Disapu Ombak
Lupakan.. lalu semuanya akan selesai...

Sabtu, 10 September 2011

Disinilah Kehebatan Kita....


Mbak..ternyata sekarang mencari Mbak seperti yang kita harapkan itu sulit sekali. Setelah ibu yang inval dirumahku mengeluh sakit di dadanya.. aku sudah tak mungkin menahannya lagi. Sepertinya dia sudah begitu takut jika aku menahannya sehingga dia tak bisa menyelesaikan perceraiannya. Padahal aku sudah meminta pada dia untuk menunda beberapa hari agar aku bisa keluar kota. Namun ternyata semangatnya untuk segera pulang membuatnya menjadi sakit dan mau tak mau aku harus melepasnya pergi.

Mulanya aku masih berpikir bagaimana caranya agar aku bisa tetap berangkat ke luar kota. Tapi ternyata kondisi memaksaku untuk tidak mengikuti keinginan-keinginanku. Putri kedua ku yang akan berulangtahun juga menahan langkah kakiku. Dan keputusan ku untuk fokus terhadap apa yang menjadi pilihanku juga menahan gerak kakiku. Untuk apa aku pergi kesana, bukankah aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk fokus dan menepati semua janji-janjiku. Pasti ada yang lebih indah untukku nantinya.

Sejak kedua Mbak itu diantar.. aku merasa bahwa perjuangan aku akan berat untuk mengajarkan mereka. Pengalaman yang tidak ada, usia yang muda, dan keinginan kerja yang sangat rendah membuat aku menjadi tujuh keliling. Yayasan itu rata-rata tidak pernah mendidik tenaga yang disalurkannya untuk siap pakai. Lagi pula untuk apa dididik kalau tanpa dididik saja stok selalu laris manis..habis tanpa sisa.

Dari soal menyapu dan mengepel yang tidak mengerti yang baiknya bagaimana. Dari urusan mencuci sampai menyetrika. Urusan dapur dan urusan tanaman. Urusan membereskan kamar, pakaian anak-anak, menyiapkan makanan untuk keluarga selama ditinggal bekerja. Capek juga jika setiap tahun setelah lebaran selalu tertahan di rumah selama seminggu kadang dua minggu untuk mengajarkan para mbak ini. Aku rasa jika aku membuka yayasan, aku sudah terampil mengajarkan para mbak ini dan tinggal dipadukan memanggil para Chef untuk mengajarkan para mbak memasak, karena aku tak paham soal masak memasak. Pasti para mbak ini akan mempunyai nilai jual yang tinggi dan tidak akan menjadi korban kejengkelan majikannya, tapi menjadi orang yang paling diandalkan dan paling ditakuti kepergiannya. Barangkali ini nanti bisa dilakukan jika aku sudah menjadi nenek-nenek. Menjadi motivator para pembantu rumah tangga..sambil menuliskan kisah-kisah mereka..(jeng jeng jeng..mulai errorrrr).

Mengajarkan pembantu bukanlah hal yang mudah. Benar-benar membutuhkan pengertian tingkat nasional. Apalagi yang belum pernah ke Jakarta, belum pernah bekerja. Dari urusan ke warung untuk membeli sabun atau kecap saja ketakutannya setengah mati. Menangkap ucapan kita saja tidak bisa sekali tangkap, harus diulang berkali-kali baru paham. Jika mengajarkan harus dengan memberi contoh, tidak bisa hanya diucapkan dan dia mengerjakan, jika tidak diberikan contoh pasti hasilnya tak sesuai yang diharapkan. Dari melipat baju sampai urusan membuat telur dadar saja.. bisa lain hasilnya jika tak diberi contoh.
Tak heranlah jika wanita itu mempunyai jiwa kepemimpinan yang lebih baik dari para kaum pria. Walaupun hanya seorang ibu rumah tangga, sudah terbiasa untuk mengatur atau istilah kerennya memanage urusan rumah tangga. Menjadwal kerja pembantu, membuat SOP untuk pembantu walaupun itu hanya lisan. Memotivasi jika pembantunya tak bersemangat. Mencoach para mbak dengan mencoba disabar-sabarkan. Menasehati jika jalannya tak sesuai dengan yang diharapkan. Tak bisa keras-keras, tak bisa kasar-kasar. Karena dijamin pembantu akan kabur dalam 1 x 24 jam jika kita terlalu kasar atau keras.

Disinilah hebatnya kita... mampu melakukan itu semua.. tanpa lalai mengurus segala hal yang memang menjadi tanggung jawab kita. Dan kita pasti dengan sabar mengajarkan para Mbak agar mbak siap kita tinggalkan untuk mengurus semua keperluan rumah tangga..dan kita dapat bekerja dengan nyaman dengan tetap melakukan pengawasan jarak jauh kepada para mbak. Dan ketika para Mbak itu menjadi pintar.. kita para wanita harus siap menerima keluhan dari anak-anak kita.. jika.. masakan mama tak seenak mbak.. mama pulang malam terus aku main terus sama mbak.. dan yang lebih parah jika anak-anak lebih nyaman dengan para mbak.. dan yang lebih gawat jika sang kepala keluarga ikut-ikut merasa nyaman.

Sebuah tantangan yang berat untuk kita kaum wanita bekerja.. tapi itu sudah menjadi pilihan kita.. dan kita pasti bisa mengatur semuanya itu dengan baik.. karena disitulah kehebatan kita kaum wanita. Seperti tertulis dibuku Leadership in Action karya Subarto Zaini secara rata-rata perempuan memiliki keterampilan alamiah yang berbeda dengan laki-laki. Perempuan dikatakan disini mempunyai artikulasi yang sangat baik, dan juga mempunyai kepekaan perasaan yang tinggi. Empati dan kesabaran wanita jauh lebih besar dibandingkan dengan pria. Itulah yang membuat kita menjadi hebat.. Jadi sabar dan sabar ya.. didik para mbak dengan kesabaran yang tinggi.. karena hanya itu yang bisa dilakukan saat ini.. karena sulit mencari mbak yang sesuai dengan keinginan kita..dan kita pasti mampu membuat mbak yang tidak mampu apa-apa menjadi mbak yang bisa membantu kita.. karena disitulah letak kehebatan kita.

Aku ingin menambahkan sedikit, malam ini sambil menikmati nasi goreng setelah lelah menunggu Sinatua, aku melihat seorang ibu penjual teh botol. Ibu ini amat sopan dalam menyapa kami dan tak lupa mengucapkan terima kasih saat kami mengembalikan botolnya. Namun bukan itu yang membuatku terpana. Aku melihat ia berjualan di pinggir jalan, di malam hari dan ditemani seorang anak yang ditidurkan di tepi jalan. Tanpa selimut beralaskan kardus. Tidurnya terlihat pulas sekali, seakan gigitan nyamuk tak mempan mengigit kulitnya. Disinilah hebatnya kita kaum wanita. Mampu menggantikan tugas kepala keluarga dan tetap bertanggung jawab mengurus anak. Dan yang terpenting ia mampu membuat anaknya nyaman ditempat yang tidak nyaman, karena anak merasa tenang selalu berada disisi Bunda walau tak selalu harus berada dalam pelukan bunda..karena bunda sibuk mengurus dagangannya demi sesuap nasi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar