yang saya baca, yang saya amati, yang saya alami, yang saya rasakan, yang saya pelajari, yang saya khayalkan, yang saya renungkan, yang saya perdebatkan, yang saya imajinasikan..... yang saya ceritakan untuk menginspirasi...
Senin, 05 September 2011
Jika rasa itu sudah tak ada...
Pagi tadi ibu yang bekerja di rumahku sebagai tenaga inval meminta maaf karena harus pulang sebelum aku mendapatkan mbak yang baru. "Saya mau mengurus perceraian bu..sudah 7 bulan masalah ini tidak selesai-selesai, karena suami saya tidak mau menceraikan saya.. kalau saya tak hadir di pengadilan tanggal 7 katanya semua akan gugur dan saya harus memproses lagi dari awal". Ibu Mae, begitu namanya, sebenarnya sudah sering menceritakan masalahnya ini kepadaku. Dia memang ingin menceraikan suaminya. Namun selalu terganjal oleh suaminya. Akhirnya ibu Mae menempuh jalur hukum lewat pengadilan.
"Saya pakai pengacara bu, karena suami saya benar-benar tak mau menceraikan saya. Ini saja saya sudah habis banyak, apalagi kalau saya tidak pakai bu..lebih banyak lagi uang yang saya harus keluarkan." katanya sambil berkaca-kaca. Sedih juga aku mendengarnya. Apalagi ketika mendengar ceritanya bekerja di Singapura sebagai TKW selama 3 tahun tak menghasilkan apa-apa. Semua gaji yang diperoleh dikirimkan ke suaminya setiap bulan dengan maksud untuk biaya sekolah anak dan memperbaiki rumah. Namun setelah ibu Mae kembali dari Singapura tak ada perubahan apapun di rumahnya, bahkan anaknya pun tak sekolah. Lalu kemana uangnya..ternyata uangnya digunakan oleh suaminya untuk dihabiskan dengan wanita lain.
Kekesalan yang memuncak menyebabkan ibu Mae meminta cerai , namun suaminya tak mau menceraikan. Ibu Mae pergi lagi bekerja di Jakarta karena kesal pada suaminya dan untuk mencari uang untuk mengurus perceraiannya. Uang berbulan-bulan bekerja di Jakarta hanya habis untuk biaya hidup anaknya dan mengurus perceraian. Ini saja sampai sekarang belum selesai. "Sebenarnya suami saya sudah meninggalkan wanita itu, tapi saya sudah tak cinta lagi bu.. jadi lebih baik cerai saja.."
Apa yang harus kukatakan. Memberi ijin..sebenarnya aku berat.. tapi tak memberi ijin tak tega juga. Namun karena yayasan belum bisa memberikan pengganti akhirnya dia menghubungi pengacaranya dan meminta penundaan. "Bu..bisa ditunda menjadi tanggal 13 September .. tapi saya harus nyogok katanya.. ya sudahlah bu saya nyogok saja..".
Saat ku ingat tanggal 13 aku jadi bingung sendiri.. "bu..tanggal 13 saya mau keluar kota.. apa gak bisa menunggu saya kembali dari luar kota.." Si ibu hanya terdiam saja.. entah kesal entah pusing harus menambah uang sogokkan. Kalau ibu Mae tak bisa lagi ditahan dan aku belum juga mendapat "mbak" baru.. ya artinya.. bay bay Lombok... ahhh.. padahal aku ingin sekali melihat Lombok..
Tapi apa boleh buat.. bukankah lebih penting mendahulukan urusan keluarga dibanding mendahulukan keinginan-keinginanku.. dan mana tega aku jika ibu Mae harus menunda kepulangannya dan menambah lagi biaya perceraiannya...
Ternyata bercerai itu mahal dan susah...
--------------------
Cinta itu kemauan untuk menerima orang lain dengan semua kesalahan dan keterbatasannya.
dan untuk berterima kasih tanpa batas bahwa orang lain menerima kita dengan semua yang melekat pada diri kita.. (Harold S. Kushner)
---------------------
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar